BAB 27

1.5K 57 0
                                    

Bunda Rey menatap Gista, wanita mengenakan kebaya berwarna putih milik Anin. Kebaya itu sangat pas di tubuh Gista. Betapa cantiknya wanita ini, pantas saja Rey menyukainya.

Bunda Rey mendekati Gista, ia memegang pundak Gista,

"Kebaya ini sangat pantas untuk kamu,"

"Iya tante, kabayanya bagus," ucap Gista mengakui, karena modelnya simpel, tapi sangatlah pas di tubuh rampingnya.

"Ada hal yang tante kasih tau kamu tentang kebaya ini,"

Gista memandang iris mata bunda Rey, dan ia akan mendengarkan apa yang beliau bicarakan kepadanya.

"Kebaya ini dapat menonjolkan sisi kecantikkan dan keagungan wanita Bali. Kebaya yang digunakan haruslah sopan, rapi dan bersih," ucap bunda Rey lagi.

"Kamu sudah lama sama Rey?" Tanya Bunda Rey, ia melilitkan kain panjang di sisi pinggang Gista.

"Baru kok tante,"

Bunda tersenyum dan ia merapikan kain yang sudah terpasang sempurna di pinggang Gista,

"Kamu sudah siap dampingi Rey,"

"Dampingi apa maksud tante," tanya Gista bingung.

"Menikah," ucap Bunda Rey, ia menyampirkan selendang kuning di pinggang ramping Gista. Pemakaian selendang dalam pakaian adat Bali memiliki makna filosofi, agar wanita Bali menjaga rahimnya dan mengendalikan tingkah lakunya.

"Kalau jodohnya, ya Gista ikut aja tante," ucap Gista sambil tersenyum.

"Semoga kalian berjodoh," ucap Bunda Rey.

"Semoga aja tante," ucap Gista tenang. Ia tahu pembicaraan ini pasti akan mengarahnya kesini.

"Duduklah tante akan sanggulin rambut kamu," ucap bunda Rey, ia menyisir rambut Gista sacara perlahan.

"Rambut kamu indah sekali, pasti kamu menjaganya dengan baik," ucap Bunda Rey, memperhatikan struktur rambut Gista yang halus dan teratur.

Gista mendengar itu hanya bisa tersenyum, ya tentu saja ia merawatnya dengan baik. Setiap seminggu sekali ia ke salon dan creambath.

"Bagi wanita Bali, penataan rambut itu ada aturannya,"

"Apa itu tante," tanya Gista menatap penampilannya di cermin, ia memandang bunda Rey, masih sibuk dengan rambut panjangnya.

"Ada tiga jenis gaya tata rambut wanita Bali, yang pertama pusung gonjer, pusung gonjer dikhususkan untuk wanita yang masih lajang atau yang belum menikah, seperti kamu. Sanggulnya ada sebagian diuraikan seperti ini," ucap bunda Rey tersenyum melihat hasil kreasinya.

"Ada juga pusung tagel, khusus wanita yang sudah menikah, dan terakhir pusung kekupu atau pusung podgala yang menyandang status janda,"

Bunda Rey menarik nafas, dan tersenyum, "Wanita Bali umumnya menyelipkan setangkai bunga di telinga atau di rambutnya. Bunga yang di pilih yaitu cempaka kuning, cempaka putih dan bunga sandat Bali. Ini sebagai simbol Tri Murti (Brahma, Wisnu, dan Siwa). Sebenarnya ini dikenakan pada acara seremonial tertentu. Tapi tante ingin kamu tampil cantik di depan Rey,"

Gista kembali tersenyum mendengar penuturan bunda Rey yang mengatakan ia harus tampil cantik di depan Rey. Perkataan beliau seperti Rey akan menyematkan cincin di jari manisnya.

"Jageg sajan persis gadis Bali," ucap Bunda Rey, ia menatap wajah cantik Gista.

"Apa artinya tante," ucap Gista.

"Kamu cantik sekali, seperti wanita Bali,"

"Makasih tante," ucap Gista tersenyum bahagia, atas pujian wanita separuh baya itu.

FRIEND WITH BENEFIT (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang