BAB 13

1.9K 59 2
                                    

"Mita Calling"

Bima menggeser tombol hijau pada layar. Sejak tadi pagi ia ingin menghubungi bocah kecil ini. Tapi ia hanya memdengar suara operatorlah yang menjawab panggilannya. Bima meletakkan ponsel itu di telinga kirinya.

"Iya Mita," ucap Bima, ia membuka hendel pintu.

"Bima lagi apa?," Tanya Mita di balik speakernya.

"Ini baru nyampe ke apartemen," ucap Bima, ia meletakkan tas ranselnya di sisi tempat tidur. Ia membuka kancing kemeja, sambil mengapit ponsel dengan bahu.

"Bima baru pulang kerja?,"

"Iya,"

"Kok malem," tanya Mita.

"Biasalah accounting selalu pulang malam. Ponsel kamu dari tadi pagi kok enggak aktif, kenapa?," Tanya Bima.

"Ponsel Mita ketinggalan tadi di rumah, tadi dari rumah sakit mami ngajakin ke rumah tante Wenty. Liat baby Keysa di rumahnya," ucap Mita.

"Siapa tante Wenty?,"

"Adiknya Mami,"

Bima membaringkan punggungnya di sisi tempat tidur, sambil menatap langit-langit plafon, "Oiya gimana hasil ronsen tadi pagi?,"

"Kata dokter Raka, udah sembuh, hanya harus rutin cek up aja setiap bulan dan jangan terlalu capek," ucap Mita.

Ada perasaan lega Mita mengatakan itu kepadanya, "Syukurlah kalau gitu, Kamu sudah makan?," Tanya Bima.

"Belum, kalau Bima?," Tanya Mita.

"Belum juga," ucap Bima jujur.

"Bima tinggal di mana?," Tanya Mita lagi.

"Puri Indah, kenapa?"

"Mita ke sana ya sama supir, kita cari makan di luar, kan enggak terlalu jauh dari rumah Mita,"

"Mita, Kamu itu harus istirahat,"

"Enggak apa-apa kok, kan di antar sama supir. Mita maunya makan sama Bima,"

"Tapi ini udah malem loh Mita,"

"Masih jam tujuh kok,"

Bima menarik nafas, "Emang papi kamu ijinin keluar malam-malam gini,"

"Boleh kok,"

"Yaudah kamu siap-siap di sana, biar Bima saja yang jemput. Tapi Bima mandi dulu ya,"

"Beneran Bima mau jemput Mita,"

"Iya bener,"

"Yaudah Mita siap-siap kalau gitu,"

Sambungan lalu terputus begitu saja. Oke sekarang ia menemani bocah kecil itu makan. Ia juga ingin tahu perkembangan kesehatan Mita. Semakin kesini ia mulai penasaran dengan wanita muda bernama Mita. Ia mendekati Mita, bukan Karen dia putri sulungnya pak Roby, tapi ini murni karena rasa iba kepada wanita itu. Ia hanya ingin menyenangkan Mita.

***

Beberapa jam kemudian, Bima menghentikan mobilnya di salah satu rumah berpagar beton Jujur ia tidak ada maksud apa-apa mendekati Mita. Ia tidak mengejar jabatan, ataupun harta dari bocah kecil itu.

Bima membuka hendel pintu, ia berjalan menuju pintu utama, dan menekan bell di dekat daun pintu. Beberapa detik kemudian, pintu terbuka. Yang membuka pintu itu bukanlah Mita, melainkan pak Roby. Ini sudah ke dua kalinya ia bertemu beliau di dalam rumahnya. Ia hanyalah sebagian karyawan kecil yang dimiliki laki-laki separuh baya itu. Ia tidak bermaksud lancang untuk ke rumah beliau apalagi mendekati putrinya yang cantik itu.

FRIEND WITH BENEFIT (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang