BAB 6

3K 97 1
                                    

Gista menatap penampilannya sekali lagi, dress hitam menjadi pilihannya untuk memulai hari Senin ini dengan semangat. Walaupun ia mengakui bahwa hari Senin itu begitu menyebalkan, rasanya malas teramat sangat karena baru saja selesai liburan. Bagaimanapun ia harus tetap beraktivitas dengan penuh semangat.

Gista mengikat rambutnya seperti ekor kuda. Ia menyiapkan sarapan sambil menonton Tv. Ia akan memulai hari ini dengan menyenangkan. Gista menatap Bima yang sudah bersiap untuk pergi kerja, menunggunya di dekat daun pintu. Gista memasukkan roti yang di olesi selai kacang dan coklat itu ke dalam tempat tupperware. Ia dan Bima akan sarapan di jalan. Gista tidak lupa mematikan Tv, dan Ac, lalu berjalan mendekati Bima. Laki-laki itu seperti sangat tampan, dengan balutan kemeja putih yang sangat pas di tubuh bidangnya.

Bima memandang Gista yang kini tepat di hadapannya. Wanita itu seperti biasa tetap bersemangat menjalani hari Senin yang begitu melelahkan ini. Wanita inilah yang menyemangati harinya setiap pagi. Gista membalas pandangannya,

"Apa ada yang ketinggalan," Tanya Gista.

"Ada," ucap Bima, ia lalu mendekatkan wajahnya ke arah Gista dan mengecup puncak hidung wanita cantik itu sekilas.

Gista merasakan kecupan ringan yang menenangkan pada laki-laki ini, ia lalu tertawa. "

Udah deh, nanti keburu telat," ucap Gista lalu melewati Bima begitu saja, dan berjalan keluar. Padahal hatinya berdebar Bima mengecup puncak hidungnya.

Entahlah akhir-akhir ini ia berdebar berhadapan dengan Bima. Padahal laki-laki itu sering melakukannya. Mungkin ia sudah tertawa suasana. Bima mengejar langkah Gista, ia tahu wanita itu malu atas tindakkanya. Sungguh menggemaskan sekali menurutnya.

"Kapan uang service keluar?" Tanya Gista, ia membuka hendel pintu.

"Mungkin besok," ucap Bima, menghidupkan mesin mobil, dan meninggalkan area gedung.

"Dapat berapa?," Tanya Gista penasaran.

"Mungkin tiga juta lebih, untuk bulan ini," ucap Bima.

Gista melirik jam melingkar di tangannya menunjukkan pukul 07.20 menit. "Lumayan deh buat tambah-tambah,"

Gista membuka tempat Tupperware, dan makan roti itu dalam diam. Ia menyerahkan roti itu kepada Bima, yang fokus dengan setir mubil. Bima menghentikan mobil, karena lampu merah menyala. Bima mengambil roti itu dari tangan Gista.

"Nanti lo pulang malam lagi," Tanya Gista melirik Bima.

"Iya, biasalah hari Senin, banyak kerjaan," ucap Bima, ia makan roti itu dengan lahap.

"Lo langsung ke Bank?" Masalahnya biasa Bima pagi-pagi sudah pergi ke Bank.

"Gue ke kantor sebentar, ada kerjaan sedikit," Bima melanjutkan perjalananya lagi, karena lampu hijau menyala.

***

Rey menatap Gista dari kejauhan, ia tahu bahwa wanita itu baru saja melaksanakan morning briefing, bersama anak-anak. Itu merupakan kegiatan rutin yang sering wanita itu lakukan. Rey yang berada dilobby berjalan mendekati Gista. Sepertinya wanita itu tidak menyadari kehadirannya, dan sedetik kemudian wanita itu memandangnya.

Gista menghentikan langkah, karena Rey sudah berada di dekatnya. Oh Tuhan, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Jujur ia jarang sekali berhubung dengan Rey, karena semua laporannya ia serahkan kepada Mimi.

"Selamat pagi Gista,"

"Selamat pagi juga pak," ucap Gista, ia berusaha tenang.

"Bisa temani saya sarapan," ucap Rey, ia hanya ingin mengenal wanita cantik di hadapannya ini.

FRIEND WITH BENEFIT (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang