BAB 25

1.7K 51 0
                                    

Gista menunggu sang pemilik ponsel mengangkat panggilannya. Sedetik kemudian sambungan itu terangkat.

"Malam, Ra," ucap Gista.

"Malam juga bu, ada apa bu?" Tanya Rara tampak bingung karena ini merupakan hal yang tidak biasa, atasannya menelfon malam-malam begini.

"Saya ada di luar kota. Besok kamu gantiin saya morning briefing. Tadi saya buru-buru lupa ngasi tau kamu,"

"Owh, iya bu. Emang ibu ada di mana?" Tanya Rara mulai kepo.

"Saya ada di Bali, ada kerjaan sedikit,"

"Kerjaan apa bu di Bali? Ibu jalan dinas kesana,"

"Ada deh pokoknya, kamu enggak perlu tahu," ucap Gista.

Gista lalu duduk di sisi tempat tidur, "Ra ...,"

"Iya bu,"

"Kalau ada pak Bima nyariin saya, bilang saya cuti, jangan bilang saya ke Bali," ucap Gista, masalahnya ia tidak enak kepada Bima. Sahabatnya itu pernah mengajak ke Bali juga, sampe sekarang belum trealisasikan. Sekarang ia malah pergi ke Bali bersama Rey. Jika Bima tahu ia pergi ke Bali, pasti akan marah besar.

"Kenapa bu emangnya,"

"Jangan tanya alasannya kenapa, pokoknya jangan kasih tau saya ke Bali. Kamu bilang saya pulang ke Palembang mendadak, ada urusan keluarga," ucap Gista.

"Iya bu,"

"Kalau yang lain ada yang nyari saya bilang saja saya cuti,"

"Owh iya bu, ibu tenang saja,"

"Makasih ya Ra,"

"Jangan lupa bawa oleh-oleh untuk saya ya bu,"

"Itu gampang lah, makasih ya Ra. Maaf ganggu kamu malam-malam gini," ucap Gista.

"Iya bu, enggak apa-apa. Selamat malam bu,"

Gista mematikan sambungan ponselnya, dan ia lalu menekan tombol power off. Layar sinar itu lalu mati seketika. Ia melakukan itu karena ia tidak ingin Bima menghubunginya. Ia merasa bersalah jika sudah seperti ini.

Ruangan kamar ini begitu harum, karena aroma terapi elektrik yang telah ia nyalakan. Pintu kamar seketika terbuka, ia memandang Rey di dekat daun pintu. Gista memperhatikan penampilan Rey, laki-laki itu mengenakan kaos putih berbahan lembut, dan celana pendek adidas.

"Belum tidur," ucap Rey, ia berjalan mendekati Gista. Wanita itu mengenakan celana pendek dan kaos singlet yang di belinya tadi di mall.

Gista melirik jam menggantung di dinding, menunjukkan pukul 21.10 menit. "Sebentar lagi, orang tua kamu udah tidur?"

"Belum, masih nonton di bawah," ucap Rey, ia duduk di samping Gista. Rambut wanita itu lembab, terlihat jelas wanita itu baru selesai mandi.

"Kamu sudah selesai mandi,"

"Iya sudah," ucap Gista, ia berusaha tenang karena Rey berada di sampingnya. Ia merasa canggung terhadap Rey jika seperti ini. Laki-laki itu selalu membuat spot jantung.

"Kamu tidur di mana?" Tanya Gista penasaran.

"Di kamar sebelah," Rey naik ke tempat tidur dan lalu berbaring di sana.

Gista hanya bisa menatap Rey, laki-laki itu menepuk bantal, agar tidur di sampingnya. "Kemarilah," ucap Rey.

"Nanti ada orang tua kamu lihat Rey,"

"Beliau ada di bawah Gista,"

"Tiba-tiba naik gimana, liat aku dan kamu di sana," timpal Gista mencoba menjelaskan.

FRIEND WITH BENEFIT (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang