BAB 5

3.6K 108 1
                                    


Gista memegang troli, diikuti oleh Bima, ia melirik Bima memasukkan mie instan, sementara ia mengambil saus dan kecap. Gista menarik nafas ia menatap laki-laki itu, ia lalu mengembalikan lagi mie instan itu ke dalam rak.

"Kok di keluarin lagi," ucap Bima.

"Kebanyakan,"

"Ya untuk persediaan aja, lo tau sendiri gue suka laper kalau malam-malam,"

"Tapi enggak sebanyak ini juga Bim," ucap Gista ia lalu menjauhi troli dari Bima. Bima mengikuti langkah Gista.

"Gis,"

"Apa," ucap Gista, ia memasukan jamur dan tofu, sepertinya ia akan memasak soup hari ini.

Bima mengambil Styrofoam berisi daging, "Gue mau makan semur daging kering, seperti yang lo masak kemarin,"

"Oke," ucap Gista, karena itulah masakan yang paling praktis menurutnya.

Bima memasukan beberapa daging dalam troli. Ia lalu merangkul bahu Gista, menyusuri bagian bahan-bahan makanan.

"Bim, Gue mau buat kue deh,"

"Emang lo bisa? Waktu itu aja gagal," ucap Bima. Gista pernah membuat cheesecake, tapi hasilnya tidak memuaskan. Terpaksa ia makan kue itu demi menyenangkan hati sang sahabat tercinta.

"Ya dicoba aja lagi, siapa tau gue bisa buka usaha pastry," ucap Gista, ia menatap Bima dengan penuh harap.

"Yaudah beli aja bahan-bahannya," ucap Bima, ia dan Gista mencari mentega, tepung, gula, keju, coklat, dan susu.

"Lo mau makan apa lagi, mumpung di supermarket nih. Soalnya gue seharian ini mau masak-masak,"

"Enggak itu udah cukup kok," ucap Bima, mereka berjalan menuju kasir.

"Bim, lo enggak ada niat buat balik keapartemen lo," tanya Gista, ia melirik Bima, sudah beberapa hari laki-laki itu nyaris tidak pulang.

"Enggak, males,"

"Ih kok gitu,"

"Kenapa emangnya? Rencananya gue mau angkut semua baju gue ke tempat lo malah,"

"Ih, lo bener-bener. Kan sayang apartemen lo enggak ditinggalin,"

"Mau gue jual, buat modal usaha gue di bali," ucap Bima lagi, masih menunggu antrian.

"Serius?,"

"Serius lah, udah lama kali gue rencanain ini, kalau udah mantap, gue cerita deh sama lo,"

"Jadi beneran lo mau pindah, emang udah ada yang tertarik sama apartemen lo?"

"Ada sih beberapa orang berminat, tapi harganya belum cocok sama gue,"

"Lo enggak becanda kan," ucap Gista mencoba memastikan.

"Enggak lah, ngapain becanda kalau soal ginian,"

"Emang lo mau buka usaha apa Bim? Kuliner? Emang siapa kokinya, siapa yang masak?."

Bima tersenyum dan lalu tertawa, "Mau nya sih lo yang masak, secara masakan lo enak,"

"Ih kok gue," Gista dan Bima kini sudah berdiri dihadapan kasir.

"Iya dong, siapa lagi yang masak, kalau gue ya enggak bisa masak,"

"Lo kan pinter masak, terus pasti ada karyawan, ya lo suruh suruh aja mereka yang ngerjain, lo duduk manis sambil mantau mereka, gitu aja,"

"Jadi gue kerja sama lo dong," ucap Gista, ia mengeluarkan barang-barang belanjaanya di meja counter kasir.

FRIEND WITH BENEFIT (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang