DGK:06

47.6K 2.8K 98
                                        

"Gue dihukum lagi ama guru baru itu" ucap Rere.

"Hah?!"

__________

Para murid kelas XII-IPS-5 siang ini tengah serius menundukan kepalanya seraya mengetuk ngetuk pulpen dan berpikir karena yang dihadapan mereka adalah selembar kertas yang dianggap horor.

Mereka tengah melaksanakan ulangan harian matematika dadakan. Tentu saja membuat semua orang kelimpungan karena otak mereka pasti akan stuck jika dihadapkan dengan selembar kertas bertuliskan rumus-rumus yang rumit.

Apalagi Rere and the genk. Mereka semua celingak-celinguk mencari celah dimana si guru matematika lengah ataupun tertidur. Tapi, sepertinya itu tidak berhasil karena guru itu sibuk berkeliling mengamati para murid.

"Pstt Re, oyy! Jawaban pilihan ganda no 5 apaan?" bisik Leon pada Rere sambil mencolek punggungnya dari belakang.

Rere hanya menjawab dengan isyarat. Ia menampilkan tiga jarinya secara sembunyi-sembunyi. Itu artinya jawabannya adalah 'c'. Leon mengangguk.

"Re, no 8 apaan?" bisik Anton.

"Re, no 13 apaan?" bisik Alex.

"Re, minta no 15" bisik Andin.

"Re, no 4 dungs!" bisik Risya.

"Re, no 7!" bisik Sandy.

"Ah anjir diem napa sih? Gue lagi mikir nihh!" teriak frustasi Rere sambil menggebrak bangku. Membuat guru matematika, menoleh padanya.

"Kenapa ribut? Saya suruh kalian kerjain!" tegas guru matematika.

"Gak pak saya itu,, eee-anu i-itu" Rere gugup.

"Anu,itu, apa hah?!"

"Sekarang, kamu ke ruang bk! Masalah nilai matematika biar guru bk yang tentuin," ucap guru matematika itu membuat mata Rere membulat.

"Lah kok gitu sih pak? Rere cuma kaget aja ada kecoa tadi," alibi Rere.

"Gak ada kecoa-kecoa an! Pokoknya karena kamu telah melanggar peraturan yang km buat,maka dengan terpaksa biar guru bk yang tentuin."

Rere mendengus kesal. Ia berdiri lalu meraih pulpen nya siapa tau dibutuhkan disana. Ia juga menatap tajam keenam sahabatnya itu. Keenamnya hanya menelan saliva, mereka tau Rere akan berbuat apa nantinya.

Rere berjalan gontai menuju ruang bk. Rere sebenarnya sangat malas bertemu dengannya hari ini, tapi ya mau gimana lagi? Gara-gara sahabatnya itu ia jadi bertemu dengan Asatya.

Empat menit Rere baru sampai di ruang bk karena jaraknya dari kelas lumayan jauh ditambah Rere berjalan dengan lambat. Ia mengetuk pintu bertuliskan 'BK' itu dengan malas. Sampai terdengar bunyi 'masuk' ia barulah masuk.

"Berbuat apa lagi?" tanyanya dingin.

"Auah males jawab," jawab Rere dengan datar. Ia mendudukan bokongnya di kursi lalu memejamkan matanya.

"Jawab atau?--" Asatya memutar-mutar kunci mobil kesayangan Rere.

Rere tentu saja kaget. Kenapa bisa kunci mobil kesayangannya itu berada ditangan Asatya?

"Ohh jadi bapak mau ancam saya?" sinis Rere.

"Jangan panggil bapak Rere," Asatya tak terima.

"Bodo amat!" Rere menghembuskan nafasnya kasar sampai terdengar di telinga Asatya.

"Oke. Kali ini kamu saya hukum karena telah berbuat keributan dikelas," ucap Asatya tiba-tiba.

Rere menegang. Lagi-lagi Asatya bisa menebak apa saja yang sedang ia lakukan atau pikirkan. Memang aneh.

Dear Guru Killer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang