Pasangan pengantin baru itu masih saja bergulung dengan selimut dan belum sadar dari dunia mimpinya masing-masing. Bahkan sudah hampir duapuluh kali Daniar mengetuk pintu, masih saja tak membuat mereka terbangun.
"Aa, bangun. Sarapannya sudah siap," teriak Daniar.
Asatya belum juga terbangun.
"Aa, bangun! Mama udah buatin sup kari ayam kesukaannya Aa!" teriak Daniar lagi.
Asatya yang mendengar kata sup kari ayam langsung membuka matanya. Badannya yang semula terbaring menjadi terbangun.
Tangannya meraba nakas untuk mencari jam weker. Setelah sudah berada di genggamannya, Asatya mengarahkan jam itu di depan wajahnya.
Betapa terkejutnya ia ketika jam menunjukan pukul 06.30
"Hei, bangun. Kita sudah terlambat," Asatya menggoyangkan tubuh Rere dengan pelan.
Namun tidak ada jawaban darinya. Asatya yang tidak pernah menyerah kembali membangunkan tubuh istrinya."Revinka, ayo bangun. Tiga puluh menit lagi gerbang sekolah ditutup loh. Ayo, cepat bangun," ujarnya dengan lembut sembari mengelus rambutnya.
"Ck. Rere masih ngantuk pa, lima menit lagi ya," jawab Rere dengan mata yang masih tertutup.
"Oke. Ketika saya sudah selesai mandi, kamu harus sudah bangun. Tidak ada bantahan," Asatya lalu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
Rere menyipitkan matanya dan melihat Asatya yang sudah masuk ke dalam kamar mandi. Ia bangkit lalu mulai merapikan kasur yang sangat berantakan.
Rere mulai terbiasa dengan kebiasaan seperti ini sejak dirinya dititipkan di rumah ini itupun karena Asatya yang memarahinya. Sebelumnya, Rere tidak pernah mengerjakan rumah apapun.
Kini kasur sudah rapi, Rere berjalan menuju lemari. Ia memilih baju yang akan Asatya pakai. Pilihannya jatuh pada kemeja berwarna biru muda dan celana katun berwarna biru dongker. Ia membawa baju itu dan meletakkannya di kasur. Ini pun bukan sepenuhnya tergerak dari hatinya, melainkan Fenita yang me wanti-wanti.
Lima menit berlalu, Asatya keluar dari kamar mandi. Dengan rambut basah dan handuk yang hanya dilingkarkan di pinggang sehingga membuat badannya yang six pack terlihat dengan sangat jelas.
"P-pak, baju bapak udah Rere siapin. Tinggal bapak pakai. M-m Rere ke kamar mandi dulu ya," ucapnya dengan nada kikuk dan langsung berlari menuju kamar mandi.
Asatya menggelengkan kepalanya seraya tersenyum dan berjalan untuk mengambil baju.
__________
"Maaf Rere bangun telat dan gak bantuin tante. Rere merasa bersalah banget," ujarnya pada Daniar yang sedang menyiapkan makanan di piring Kevin
"Panggilnya jangan tante dong, Mama saja. Kamu kan sudah sah jadi menantu di keluarga Felixian," Rere lalu mengangguk "tidak apa sayang, dulu juga mama seperti itu. Dan ibu mertua mama pun mengerti"
"Sekarang, kamu duduk lalu makan. Mama sudah masak sup kari ayam kesukaan suamimu," ucap Daniar. Rere mengangguk lagi lalu menyiapkan sup kari ayam pada piring Asatya.
"Kau tau? Saking suka nya, Aa pernah loh jilatin kuah kari di bulan puasa," Daniar tertawa setelahnya, disusul oleh Rere, Kevin dan Rachel.
"Oh ya?" Rere tertawa seolah tak percaya.
"Iya. Waktu itu suami mu masih berusia mm... sekitar delapan tahunan. Saat sore hari, makanan untuk berbuka sudah tersedia di meja. Mama waktu itu pergi ke wastafel sebentar dan pas balik lagi, mama liat suami mu itu lagi jilatin kuah kari," Daniar terbahak semakin kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Guru Killer
Teen FictionApa jadinya kalau seorang Revinka Aditama yang dikenal memiliki sifat badung dan di cap sebagai badgirl dijodohkan dengan guru baru disekolahnya yang dikenal killer dan menyeramkan? _______________________ "Lo boleh jadi calon suami gue, tapi lo gak...