DGK:33

31.4K 1.6K 11
                                        


Hujan rintik-rintik ditambah dengan cuaca yang sejuk mengawali pagi di hari Sabtu membuat siapapun bermalas-malasan untuk beraktivitas.

Contohnya saja Rere, gadis itu masih bergulung di hangatnya selimut sembari memeluk guling dengan erat.Ia mau hari libur ini dihabiskan hanya berdiam diri di kasur seperti yang saat ini ia lakukan.

Namun sialnya, sepertinya rencana yang diidamkannya tidak akan berjalan sesuai keinginan, soalnya sedari tadi suara notifikasi dari ponselnya terus berbunyi sudah lebih dari sepuluh menit yang lalu.

"Arghh! Stop it! Ganggu aja! " Rere yang kesal segera meraba nakas dan melihat layar ponsel.

Disana tertulis bahwa Asatya mengirimkannya duaratus pesan. Pantas saja suaranya seakan tidak berhenti. Setelah itu, ia mulai scroll pesan darinya mulai dari atas hingga bawah. Isinya semua sama, hanya satu kata yaitu 'bangun!'

"Ck, rese banget dah ni orang, ganggu istrinya tidur nyenyak aja aelah."

Rere merapikan rambutnya yang berantakan terlebih dahulu sebelum ia berjalan ke balkon menemui sang suami yang semalaman ia kunci.

"Iya ada apa?! Ganggu banget!"

"Kamu tidak liat lantai disini becek?"

"Bodo."

"Saya semalaman tidak tidur, saya semalaman hanya duduk di kursi ini. Lantai agak becek karena semalaman hujan sangat deras,tapi pagi ini hanya hujan rintik-rintik saja."

Rere yang awalnya mengalihkan pandangan, jadi melirik kearah wajah sang suami. Bibirnya pucat dan rambut yang berantakan.

Rasa bersalah mulai hinggap di benaknya. Oh, ia sungguh sangatlah tega membiarkan sang suami berada di balkon dengan hujan deras dan angin malam yang sangat dingin.

"Tapi untunglah selimut yang kamu berikan cukup memberikan kehangatan, terimakasih," ucapnya dengan mata sayu.

"Eee-i-itu.. "

"Maaf jika mengganggu waktu tidurmu, saya hanya tidak ingin kamu bangun terlalu siang, karena itu sangat tidak baik bagi kesehatanmu "

Rere menarik lengannya sambil berkata "kita masuk ya, ntar bapak sakit repotin Rere kayak waktu itu lagi."

"Emm, bapak mau Rere buatin apa? Coklat hangat? Kopi? Susu jahe? T--"

"Kamu tetap berada di samping saya. Hanya itu yang saya mau," jawabnya.

"Eh?" mulut Rere menganga.

Asatya menutupi wajah Rere dengan tangan besarnya, lalu berkata, "biasa aja kali. Yasudah, tolong buatkan saya susu jahe saja. Tapi sebelum itu, kamu mandi dulu gih, bau!"

"Dih, enak aja, princess Revinka ini selalu wangi sepanjang saat. Hidung bapak aja kali yang lagi bermasalah."

"Aih, sana cepat mandi!"

"Ck, iya-iya, dasar bapak-bapak bawel!"

Dengan cepat, Rere menyambar handuk putih dan segera masuk ke kamar mandi. Di sana, bukannya mandi, Rere malah berpikir dan bertanya-tanya pada hatinya dengan keras, 'kenapa sikapnya sangatlah aneh?' 'kenapa tiba-tiba sikapnya berubah?' mungkinkah kepalanya sempat terbentur tadi malam?

Ah sudahlah, daripada memikirkan itu terus, lebih baik ia segera mandi dan menyegarkan tubuhnya.

Beberapa menit kemudian, ia keluar dari kamar mandi dalam keadaan rapi.

"Giliran bapak gih. Tapi pake air anget biar gak masuk angin. Rere mau buatin susu jahe dulu," ucapnya lalu kemudian mulai berjalan ke dapur.

Ketika di tengah perjalanan, ia menghentikan langkahnya seketika.

Dear Guru Killer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang