Rere mengerucutkan bibirnya, halisnya mengerut serta kaki yang sedari tadi ia hentakkan. Namun upaya itu tak berhasil membuat Asatya memerhatikannya.
"Bapak.." rengeknya bak balita.
"Hm," jawabnya singkat sembari memeriksa lembar jawaban Rere.
"Udahan ya latihan soalnya, otak Rere pasti udah capek banget nih. Kalo udah kayak gini, satu-satunya obat adalah ref-re-shing. Kemana kek, mall, resto, cafe, atau taman yang penting bisa jalan-jalan keluar gituuu," bujuknya sembari menyentuh jari Asatya.
"Tidak bisa. Nilaimu sedari tadi masih sama, tidak ada perubahan. Saya mau kamu ubah nilai kamu jadi lebih baik, baru kita pergi jalan-jalan sore ini."
"Aihh.. Rere udah gak sanggup lagi pak. Coba bapak bayangin dan rasain jadi otaknya Rere, pasti capeeeekk banget dan butuuuuhh banget istrijahat...eh maksudnya istirahat. Iya kan pak?"
Asatya menggeleng "tidak!"
"Ulululu, bapak Asatya yang paling ganteng tapi bohong gemeshh deh, jadi pengen gampar!"
"Mau sore hari, atau tidak sama sekali?!" ancamnya dengan tatapan tajam.
"Hufhh.. Iya deh, Rere yang cantik membahana badai se kecamatan ini ngalah demi bapak Asatya yang paling nyebelin sedunia!" ucapnya sembari mencubit dan menarik-narik pipinya.
Asatya kembali memberikan beberapa soal sejarah padanya. Dan Rere mau tidak mau harus mengerjakannya dengan sungguh-sungguh agar ia bisa me-refresh otaknya yang sudah berasa pening.
Hingga pada akhirnya, Rere berhasil menjawab lima dari total tujuh soal sehingga membuatnya bisa bernafas lega.
"Woah, bagus. Mm.. kamu mengingatkan saya pada Rachel kecil yang sangat sulit mengerjakan matematika, namun ketika saya iming-imingi lolipop besar, barulah dia bisa mengerjakannya dengan benar," ucapnya membuat Rere tersenyum.
"Jadi sekarang boleh dong tentuin tempatnya."
"Boleh."
"Gimana kalo pasar malam? Kata Sandy disana seru banget, banyak wahana nya abis itu tiketnya murah banget."
"Tidak, disana terlalu ramai orang dan berbahaya."
"Aih si bapak mah suka gitu. Kalo kata si kelek mah pikaseu.. Mm.. pikaseu.. aduh, apa ya, Rere lupa lagi."
"Pikasebeleun?"
"Nah, iya itu, bapak mah pikasebeleun!"
"Biarin, wlee!" ucap Asatya sembari menjulurkan lidah seperti yang sering dilakukan Rere.
"Idih, bapak ngejek Rere ya!" Asatya tertawa kecil.
"Gak mau tau pokoknya, Rere pengen banget ke pasar malam!"
"Tidak boleh,Revinka."
"Harus boleh dong, kan tadi Rere udah bisa kerjain lima soal dengan betul, masa perjanjian kita bapak batalin. Gak fair atuh," ucap Rere diakhiri dengan logat Sunda.
"Ck, yasudah. Asalkan Dave, Ben, Tony, dan Mark ikut. Saya tidak mau ada apa-apa yang tidak diinginkan terjadi."
"Yeayy, makasih pak!" ucapnya sembari mengecup pipi kanan Asatya singkat.
"Asik, Rere ke pasar malam! Harus kasih tau Sandy sama yang lainnya ini mah!"
Rere buru-buru membuka ponselnya dan mulai mengetik sesuatu yang nantinya akan ia kirim ke grup Whatsaap yang beranggotakan para sahabatnya.
"Yeay, mereka katanya ikut juga pak. Wahh, bakalan tambah seru nih," Asatya hanya tersenyum.
"Loh, bapak mau kemana?" tanyanya ketika melihat Asatya berdiri dan mulai berjalan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Guru Killer
Genç KurguApa jadinya kalau seorang Revinka Aditama yang dikenal memiliki sifat badung dan di cap sebagai badgirl dijodohkan dengan guru baru disekolahnya yang dikenal killer dan menyeramkan? _______________________ "Lo boleh jadi calon suami gue, tapi lo gak...