Suara dentuman meja, gosipan ria, serta nyanyian fals terdengar seisi kelas XII-IPS-5. Beginilah suasana kelas ketika jamkos. Ribut, rame, dan gaduh tidak seperti kelas lainnya malah lebih persis seperti pasar.
Rere, Risya, Andin, Anton, Alex ,Sandy dan Leon duduk melingkar sembari bergantian menyuarakan isi hatinya alias curhat. Sedangkan yang lain hanya boleh mendengar dan nanti di akhir perkataan selalu ada pertanyaan yang di lontarkan.
"Sebel banget sih gue sama guru bk baru itu!" gerutu Rere ketika gilirannya untuk curhat.
"Guru nya yang mana sih? Kok gue penasaran ya?" tanya Risya.
"Gurunya sih emang ganteng, cool, pokoknya itu idaman lo banget deh Sya, Din. Tapi yaa gitu sifatnya. Bahkan nih ya si Sandi yang sangar aja ciut kalo liat muka dia mah," jawab Rere.
"Ah anjir gue pengen liat wajahnya gimana. Kalo bener omongan lo itu gue rela deh tiap detik masuk ruang bk," ucap Andin.
"Lo juga harusnya bersyukur Re bisa jadi orang pertama yang dihukum dia. Kalo gue sih setuju sama omongan si Andin," timpal Risya.
Cekrek...
Pintu kelas terbuka. Nampak tiga orang siswa yang di paksa masuk oleh lelaki berkemeja itu. Dileher ketiga siswa itu dikalungkan sepatu yang berwarna sedangkan lengannya dipasangkan kaos kaki bermotif.
"Perkenalkan nama kalian cepat!" ucap pak Asatya dengan nada dingin.
Ketiga siswa itu malu. Tentu saja, karena mereka bertiga adalah putra pengusaha terkenal jadi wajarlah bila gengsinya sangat tinggi.
"Oh jadi itu yang namanya pak Asatya? Ganteng banget anjirrr! Dia juga hebat secara kan anak anak pengusaha gitu mana ada yang mau dipermalukan hanya gara-gara sepatu sama kaos kaki? Bener-bener salut dahh," puji Risya dengan berbisik. Rere hanya memutar bola matanya jengah.
"Na-nama saya Axel Pramana kelas XII-IPS-2."
"Nama saya Anji Leksmana kelas XII-IPS-6."
"Nama saya Iqbal Syahriza kelas XII-IPS-8."
"Kalian semua berdiri!" titah pak Asatya. Semua patuh, lalu berdiri.
Pak Asatya berkeliling dengan tangan yang dikebelakangkan. Ia melihat ke tiap-tiap sepatu yang mereka kenakan. Dan tiba saatnya pak Asatya berjalan ke barisan genk Rere.
Pak Asatya berhenti sejenak ketika mendapati sepatu Alex yang bermotif dan berwarna biru juga kaos kakinya berwarna selain putih.
"Kamu, kedepan!" titah pak Asatya menunjuk Alex. Alex dengan terpaksa berjalan kedepan.
"Kamu juga!" titahnya pada Anton.
"Kamu juga!" titahnya pada Rere. Sepatunya berwarna putih dengan motif pelangi di sebelah kanan dan kiri juga kaos kaki yang bermotif sama.
Rere melangkahkan kakinya menuju depan kelas. Ia melihat Risya dan Andin yang cemberut. Ia tahu tatapannya seolah mengatakan 'boleh tukeran gak?' karena ia sudah mengetahui sifat mereka sampai ke dalamnya.
"Lepas sepatu kalian. Lakukan hal yang sama seperti mereka bertiga. Dengan cepat!" tegas Asatya membuat Rere, Alex dan Anton membrlalakan matanya.
"Tapi kan--"
Asatya memotong perkataan Rere, "Gak ada tapi-tapi. Mau perempuan atau laki-laki saya tidak peduli. Karena kalian sama-sama melanggar peraturan!"
Anjir
What the f*ck
Gelud yuk pak!
Bagong!

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Guru Killer
Teen FictionApa jadinya kalau seorang Revinka Aditama yang dikenal memiliki sifat badung dan di cap sebagai badgirl dijodohkan dengan guru baru disekolahnya yang dikenal killer dan menyeramkan? _______________________ "Lo boleh jadi calon suami gue, tapi lo gak...