Hari ini hari Selasa. Revinka malas bangun dan berniat untuk alpa. Alasannya cukup sederhana. Ia benci pelajaran olahraga. Apalagi gurunya yang membosankan itu sering menghukumnya karena tidak membawa baju olahraga karena sengaja.
"Kalo gak mau buka pintu juga, Papa bakalan cabut fasilitas kamu termasuk si bumble-bee!" suara bariton itu milik Gumilar-sang papa. Yang mengancam dengan keras di depan pintu kamarnya.
Alamak, apa katanya? Cabut fasilitas? Dan buang bumble-bee? Gak. Itu gak bakal terjadi. Dengan secepat kilat, Revinka atau yang kerap dipanggil Rere itu langsung berlari ke kamar mandi. Rencananya untuk alpa terpaksa batal. Ancaman itu sungguh luar biasa dahsyat hingga Rere membatalkan semua jadwal hari ini.
Beberapa menit kemudian, Rere sudah mengganti pakaiannya dengan seragam putih abu-abu tak lupa juga tas hologram di punggungnya. Ia duduk di sebelah Revano yang tengah melahap roti panggang buatan Fenita.
"Oh ya, anak temen papa yang baru lulus akademi militer itu udah pulang loh, "ucap Gumilar memecah keheningan.
"Anak temen papa yang temen Vano itu?" tanya Revano
"Iya, dia hebat loh kak. Empat tahun udah lulus," jawab Gumilar.
"Baguslah, " jawab Fenita.
__________Rere keluar dari mobil sport berwarna kuning menyala kesayangannya. Mobil itu merupakan hadiah ulang tahun istimewa nya yang ke-17 dan yang paling istimewa model mobil ini hanya ada satu di dunia, karena yang mendesain tentu saja sang papa.
Dia berjalan santai menuju kelas yang jaraknya lumayan jauh walaupun satu menit lagi bel masuk. Berbeda dengan siswa siswi lainnya yang tengah berlarian dengan tergesa-gesa untuk mencapai kelas.
Tapi,ketika ia melewati lapangan, kegaduhan serta kerumunan orang lah yang terlihat. Ia buru-buru berlari untuk melihat siapa yang berkelahi di pagi ini.
Dan ketika sudah berada disana, ia cukup terkejut melihat Sandy sang sahabat dan Vinn sang pacar yang tengah beradu mulut sembari saling tunjuk.
"Anj*ng lo! Ternyata gini perbuatan lo dibelakang Rere?" sungut Sandy tak terima dengan perilaku Vinn.
Vinn hanya diam. Detik selanjutnya, bogeman mentah berhasil mendarat pada pipinya. Vinn hanya mendengus kesal sembari menatap tajam Sandy. Sedangkan Rere, gadis itu hanya diam menyimak.
Bugh!
"Itu buat lo yang udah berani selingkuhin sahabat gue!"
Bugh!
"itu buat lo yang udah selingkuh sama Sandra, pacar gue!"
Tak lama, Vinn kehilangan kesadarannya karena pukulan keras di dada nya. Pelakunya adalah Rere. Begitu mendengar sahabatnya di khianati, amarahnya meletup-letup. Walaupun Vinn berstatus sebagai pacarnya, tetap saja sahabatnya yang ia prioritaskan terlebih dahulu.
"Emang bangs*t lo Vinn! Beraninya selingkuh sama pacar sahabat gue!" Rere mendecih sebal pada Vinn yang sudah pingsan.
Sandy menatap tidak percaya Rere yang sudah berdiri di hadapannya sambil meniupkan telapak tangan yang tadi ia pakai untuk memukul dada Vinn.
Sandy cukup salut dengan sahabatnya itu. Disaat wanita lain berlomba-lomba untuk menghias diri dan bersikap feminim, maka Rere sebaliknya. Ia tidak terlalu perduli dengan kisah cinta. Dan untuk masalah percintaan Vinn dan Rere? Ia hanya menganggapnya pelampiasan, tidak lebih. Maka dari itu ia tidak sedikit pun menyesali perbuatannya.
"Pak Bram datang!" seru beberapa siswa ketika melihat guru dengan perut buncit itu berjalan menghampiri kerumunan.
Pak Bram adalah guru mata pelajaran olahraga sekaligus bk yang paling Rere hindari karena alasan bosan. Bahkan untuk ceramahannya saja Rere sudah bosan.
"Bubar!" teriak pak Bram pada kerumunan yang bubar seketika.
Pak Bram berjalan menghampiri Sandy dan Rere. Rere hanya memutar bola matanya jengah, begitupun dengan Sandy.
"Ada apa ribut-ribut?" tanya pak Bram. Keduanya hanya diam.
"Sayang sekali Rere, Sandy, kalian tidak bapak hukum kali ini," mata keduanya mendadak bersinar. Sebab kejadian ini sangatlah langka. Rere mengira pak Bram akan membuatnya mengepel lantai kamar mandi seperti hukuman yang ia buat dulu.
"Karena bapak akan pensiun mengingat usia bapak yang sudah memasuki angka 60," ucapnya dengan nada lemah.
"Bapak minta maaf karena sering hukum kalian. Tapi kalian jangan rindu dengan hukuman karena mungkin, guru baru yang akan menghukum kalian nantinya, " sambung pak Bram kemudian ia melenggang pergi.
"Eh anjir, maksud pak gendut apaan ya? Gue kok kagak paham gitu ya?" tanya Sandy. Rere hanya mengangkat bahunya tidak tahu.
_______________
"Gila anjir si Rere hebat! Gua salut daahh!" seru mereka sambil tersenyum pada Rere.
"Tapi re, lo gak marah gitu si Vinn selingkuh sama si Sandra?" tanya Leon pada Rere
"Kagak, gue malah marah pas denger si brengsek Vinn selingkuh sama pacar si Sandy. Gue kagak terima Yon!" jawabnya.
"E-emm Re-rere lo di panggil ke ruang bk sekarang, Sandy udah nungguin," ucap gadis berkepang dua setelah itu ia pergi meninggalkan mereka.
Rere mengernyit bingung. Bahkan ia juga mengira-ngira apa yang akan terjadi. Apa ia akan dihukum membersihkan gudang? Atau toilet? Ahh entahlah ia bingung. Ia segera bangkit dan berjalan menuju ruang guru tanpa menjawab pertanyaan keempat temannya
Beberapa saat kemudian, sampai lah ia di ruang guru. Ia menghela nafasnya sejenak. Takutnya, sahabatnya itu sedang di apa-apa kan di dalam. Ia mengucap salam sambil masuk karena pintunya terbuka. Ia diarahkan oleh bu Yeni-guru Ekonomi- untuk menuju ruang dengan pintu berwarna putih.
Rere lagi-lagi dibuat bingung. Setahu-nya ruangan itu dulunya adalah gudang, apakah ia harus membersihkan gudang seperti bulan lalu?
Rere membuka knop pintu dengan asal. Pasti disana sudah ada Sandi!
Tapi ia terkejut. Sebab ruangan itu kini menjadi ruang khusus yang bersih dan rapi. Sandy dan pria berkemeja itu menoleh padanya. Rere hanya menautkan dua halisnya tanda bingung dan tidak tahu.
"Duduk," ucap pria berkemeja itu dengan nada datar.
Rere hanya mengangguk. Setelah menutup pintu, ia mendudukan bokongnya tepat di samping Sandy.
"Bapak siapa? Kok tiba-tiba panggil saya sama Sandy?" tanya Rere dengan nada tidak suka karena pria itu terus memperhatikannya.
Pria itu diam. Tidak menjawab pertanyaan Rere. Membuat Rere kesal.
"Lah kok malah diem?" tanya Rere lagi.
"Saya Asatya Felixian," jawabnya dengan singkat.
"Lah saya kagak nanya nama bapak. Kagak penting juga, saya nanya bapak itu siapa?" ujar Rere.
"Saya guru bk baru disini," jawabnya membuat mata Rere setengah melotot.
"O-ohh," Rere kikuk. Jika boleh jujur, guru bk barunya ini sangatlah menyeramkan.
"Jadi, bapak panggil kita berdua ada apa?" tanya Rere.
"Setelah istirahat, kalian saya hukum."
"Ohhh."
"Mengepel lapangan."
"A-apa?!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Guru Killer
Novela JuvenilApa jadinya kalau seorang Revinka Aditama yang dikenal memiliki sifat badung dan di cap sebagai badgirl dijodohkan dengan guru baru disekolahnya yang dikenal killer dan menyeramkan? _______________________ "Lo boleh jadi calon suami gue, tapi lo gak...