DGK;39

31.9K 1.5K 23
                                        

"Gimana pak? Rere udah jadi player terbaik belum?" Asatya mengangguk dengan cepat dengan mata yang masih menyipit.

"Badan Rere sakit semua tau. Gara-gara bapak sih, badan gede dan banyak kotak-kotaknya sedangkan Rere, badan kayak pensil gini," ujarnya sembari merentangkan kedua tangannya.

"Tapi kamu suka kan?" tanyanya dengan menaik turunkan halisnya.

"Iya sih, badan bapak mirip aktor yang sering Rere liat di film perang gitu. Tapi ya, kalo buat wajah sih, kayaknya jauh banget. Lebih pantes kak Jo hahaha."

"Jadi maksudnya, kamu mau melakukan itu dengan Jonathan?"

Rere menggeleng dengan cepat, "siapa yang bilang? perasaan Rere gak bilang gitu deh. Haaa bapak cemburu ya kalo Rere deket-deket kak Jo yang ganteng? Iya kan? Ngaku hayohh."

"Ah tidak. Sudahlah, mau kamu dulu yang mandi atau saya?"

"Rere duluan aja deh."

Ketika kakinya hendak turun, rasa perih dan sakit mulai terasa di bagian pribadi miliknya. Rere hanya terdiam sesaat mengumpulkan seluruh tenaga untuk berdiri dan berjalan.

"Sakit ya? Maaf, karena saya.. "

"Sshh, udah, jangan mendramatisir. Ini juga kan kemauan Rere sendiri tanpa adanya paksaan," Asatya tersenyum.

Rere masih belum bergerak karena ragu dan takut rasa sakitnya kembali terasa. Asatya yang melihat kemudian melilitkan selimut di pinggangnya sendiri, lalu bangkit dan mulai mengangkat tubuh kurus sang istri dan membawanya ke kamar mandi.

"Ish bapak, Rere bisa jalan sendiri. Tadi cuma pemanasan doang."

"Saya tidak akan membiarkanmu kesakitan. Ini karena saya, jadi saya harus bertanggung jawab," Asatya melirik kearahnya dan kembali tersenyum dengan lebar sehingga memperlihatkan lesung di pipinya.

"O-oh, jadi maksud bapak, kita bakalan mandi bareng kayak di novel-novel gitu? Gak! Rere gak mau! Cukup semalam aja, Rere gak mau ada ronde ke sepuluh atau sebelas lagi, Rere capek!"

Asatya menurunkan tubuh Rere du bathup. Keningnya ia kecup lalu berkata, "saya hanya membantumu dan tidak berniat mandi bersama karena saya tau kamu pasti malu. Hahaha."

"Ish, dasar suami lucknut!"

"Nanti kalau sudah selesai, panggil saya. Saya akan membawa tubuh gemuk mu itu," ledeknya.

"Bapak ngeledekin Rere ya? Wah parah! Yaudah, malam tadi itu yang terakhir. Gak ada malam-malam selanjutnya, awas aja!"

"Eh, jangan gitu dong. Saya minta maaf Revinka Felixian yang cantik."

"Kayak yang gak ikhlas gitu ngomong cantiknya, lagi dong."

"Iya, Revinka Felixian yang sangat cantik. Bahkan Miss Universe saja kalah cantiknya dari Revinka," ucapnya sambil tersenyum.

___________

"Bapak," panggilnya dengan lembut.

"Hm?" Asatya hanya menjawab singkat dengan halis yang dinaikkan.

"Gimana kalo kita rayain graduation party plus acara resepsi kita di Maldives, atau Bali, mmm.. kalo gak bisa di dua tempat itu minimal di Lombok aja. Indah banget kayaknya, pasti bakalan berkesan banget buat Rere. Iya kan pak?"

Dear Guru Killer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang