DGK:27

33.4K 1.7K 21
                                    

Tok

Tok

Tok

"Masuk," ucap Asatya. Rere kemudian masuk ke dalam ruangannya.

Rere menuruti kata suaminya tadi pagi. Istirahat hari ini ia habiskan dengan menemui Asatya di ruangannya. Ia sendiri tidak tahu alasannya mengajak Rere ke sini.

"Duduklah," Rere menurut dan duduk di hadapannya.

"Kenapa Rere harus ke ruangan bapak? Kan tinggal kasih aja uang nya pas tadi pagi. Apa susahnya sih pak? Daripada sekarang, Rere harus ninggalin mereka gara-gara bapak. Padahal tadinya--"

"Makanlah," ucapnya yang menghentikan pembicaraan Rere sembari menyodorkan sekotak besar makanan.

"Apa ini pak?" tanya Rere. Asatya tidak menjawab. Ia hanya memberikan kode untuk segera membuka kotaknya menggunakan halisnya.

Rere mengangguk lalu membuka kotak tersebut. Dan...boom! ekspresinya berubah mendadak ketika melihat isi dari kotak besar di hadapannya.

"Wahh bapak emang the best deh!" Rere mengacungkan jempolnya sembari mencomot martabak telur dengan jari yang lainnya.

Asatya tersenyum kecil.

"Betewe, kenapa bapak tiba-tiba jadi baik gini? Aahh ada mau nya pasti, iya kan?" tebaknya. Asatya menggeleng.

"Tidak," jawabnya.

"Ya terus kalo bukan? Gak mungkin banget bapak tiba-tiba aja berubah. Haaa atau mungkin kepala bapak baru aja kejedot tembok?" Asatya menggeleng lagi.

"Bukan itu Revinka."

"Ya terus apa dong?"

"Saya hanya ingin memastikan kamu ada di hadapan saya saat ini. Saya juga takut kamu bolos lagi seperti waktu itu," jawabnya.

Rere memutar bola matanya jenuh "yaelah bapak. Cuma gara-gara itu doang? Ck,bapak tenang aja. Rere anak baik. Rere gak pernah tuh yang namanya bolos," ucapnya sambil memukul dada.

"Tidak pernah terlewat, iya kan? Mau kamu mengelak pun saya sudah tahu sifat kamu. Hobi, makanan kesukaan, idola dan yang lainnya pun saya tahu, Revinka," jawabnya.

"Cih. Ternyata selain nakal, bapak juga stalker tingkat dewa. Rere gak nyangka," Rere menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Nakal?"

"Iya, tadi pagi Mama kan bilang kalo waktu kecil bapak itu nakal banget sampe Mama Daniar dan papa Kevin masukin bapak ke pesantren."

"Stalker?"

"Ck. Udah ah. Jangan banyak tanya. Rere mau makan kagak jadi-jadi ini."

Suasana menjadi hening. Baik Rere maupun Asatya tak mengeluarkan suaranya lagi. Rere terlalu fokus dengan makanan kesukaannya sedangkan Asatya terlalu fokus dengan orang di hadapannya yang tengah menyantap makanan.

Beberapa saat kemudian..

"Oh ya pak, Rere mau ngomong. Penting banget. Dengerin ya? Kalo gak, Rere bilangin Mama Daniar."

Asatya menopang dagunya sembari mendekatkan wajahnya pada Rere "yasudah, apa?" tanyanya.

"Jadi gini loh pak. Si singa dan si Sandy punya rencana buat rayain ultah si kelek. Tapi si kelek nya gak tau apa-apa."

"Jadi?"

"Ck. Jangan dipotong dulu! Jadi, Rere mau minta izin buat hadir di acara ultah si kelek tengah malam. Hehe, bolehkan pak?" bujuknya sembari memasang wajah memelas.

Dear Guru Killer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang