DGK:35

29.4K 1.5K 13
                                    

Waktu bergulir dengan cepat, hingga tak terasa ujian nasional serempak seluruh Indonesia akan segera dilaksanakan beberapa saat lagi.

Jantung semua siswa maupun siswi kelas duabelas pasti akan berdebar dua kali lipat dari biasanya karena sebentar lagi mereka akan mengerjakan sesuatu yang akan berdampak pada masa depannya.

Pun dengan Rere. Gadis tujuhbelas tahun itu merasakan hal yang sama dengan mereka. Perasaannya kali ini campur aduk, antara tegang dan sedih karena tidak bisa satu ruangan dengan para sahabatnya. Ia juga sebal pada sang suami, karena dirinyalah yang membuat Rere harus berpisah dari mereka.

Kali ini jalanan ibukota sedang macet. Beruntung ia pergi satu setengah jam lebih awal dari biasanya, jadi ia bisa melakukan aktivitas lain di mobil dengan tenang karena ia yakin akan sampai sekolah tepat pada waktunya.

Mata cokelat milik Rere melirik kearah Tony dan Ben yang ada di depannya. Ia jadi teringat Dave dan kejadian tempo hari yang membuatnya shock dan trauma dengan pasar malam.

Walaupun ia sering menjenguk Dave dan melihat keadaanya yang semakin hari semakin membaik, tapi ia juga sering memikirkan dan menebak-nebak si pelaku karena feeling nya mengatakan bahwa si pelaku salah sasaran. Maksudnya pasti si pelaku mengincar Rere ataupun Asatya.

Tapi bila dipikir-pikir lagi, apa yang mereka incar darinya dan Asatya? Apakah mereka penguntit yang sering mengawasi rumah besar Asatya dan berniat untuk menyakitinya, lalu ketika orang rumah panik dan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Rere mereka mencuri karena keadaan rumah kosong?

Entahlah. Tapi yang jelas, feeling nya mengatakan bahwa si pelaku pasti mengincarnya dan sang suami.

Untung waktu itu Asatya mengajak serta para bodyguardnya, kalau tidak, nyawanya mungkin terancam dan sekarang tak duduk disini.

Ia juga berpikir lagi, apakah ini alasan Asatya mempekerjakan bodyguard sampai empat sekaligus? Apakah Asatya tau bahwa hal seperti ini akan terjadi?

Hufh. Sering kali Rere bertanya alasan mengapa Asatya mempekerjakan keempat bodyguard yang sangat terkenal di kalangan pebisnis seperti papanya. Namun, Asatya hanya menjawab 'jaga-jaga saja'.

Sejak kejadian itu terjadi, sikap posessive Asatya semakin menjadi-jadi. Mark dan Ben ia tugaskan untuk menjaga Rere dan berdiri di depan kelas sampai bel pulang pulang berbunyi. Ketika bel istirahat, mereka berdua dengan setia mendampinginya. Sedangkan Tony ditugaskan Asatya untuk menjaga di depan ruang guru. Dave? Asatya memberinya cuti hingga keadaanya benar-benar pulih.

Ting!

Buru-buru Rere membuka ponselnya ketika notifikasi berbunyi tanda ada pesan masuk.

The sengklek

Singa
Semangkuy un nya guys!

Sandy
Yoi, lo juga.

Risya
2

Kelek
3

Andin
4

Sandy
5

Anton
6

Singa
Sedih anjay:'(

Risya
Sedih kenapa? Karena gak bisa kumpul lagi?

Singa
Bukan itu:"(

Dear Guru Killer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang