Brukhh
Tubuh kurus Rere tersungkur sehingga menyebabkan bokongnya mencium lantai. Spontan saja, tas yang tadi ia tenteng terjatuh. Rere mendengkus, lalu mulai mengadah melihat siapa orang yang berani menaruh kaki nya sehingga menyebabkan tubuhnya seperti ini sekarang.
Violetta Arsyan. Nama gadis berparas manis namun betingkah semena-mena itu. Ia merupakan kelas XI-IPS-04 yang dalam artian adalah adik kelas Rere sendiri.
Sedari dulu gadis itu mengejar ngejar sang kapten basket, Alexander Junio yang justru malah mengejar ngejar Rere. Gadis itu juga yang sedari smp menjadi hatters nya. Dan gadis itu memilih sekolah ini tentu saja karna Alex.
"Lo masih berani deketin Alex?! Punya nyali berapa lo?" ucap Vio dengan penuh tekanan.
"Kemarin malam, lo habis dari rumah Alex kan? Ngapain lo di rumah dia? Jangan-jangan, lo mau goda dia. Cih, dasar murahan!" sambungnya.
Rere tak menanggapi nya. Justru yang ia lakukan adalah memungut tas nya lalu berdiri.
"Gue nanya!" sentak nya sekali lagi sembari menunjukkan satu jari nya.
Bagi Rere, itu merupakan penghinaan dalam batas tak wajar. Bagaimana tidak wajar, seorang adik kelas yang seharusnya menghormati malah berbuat seenaknya pada kakak kelas.
"Eh anj*ng! Jaga bacot lo! Gue masih hargain lo sebagai adik kelas tadi. Kesabaran gue udah abis Yo. Terserah lo mau bilang gue rebut si kelek dari lo lah, atau gue goda dia lah. Yang pasti, gue gak akan macarin dia Ngerti?!"
"Kagak bisa gitu lah. Selama ini gue juga udah sabar nungguin dia selama bertahun-tahun. Tapi apa? Dia malah milih lo. Gak bisa. Pokoknya kagak bisa. Alex tetap jadi milik gue,dia gak boleh suka sama orang lain kecuali gue," tegas Vio.
"Up to you! Gue.gak pe. du. li," jawab Rere disertai penekanan.
Rere memilih untuk melenggangkan kaki nya menuju kelas. Namun, lengan nya di cekal oleh tangan Vio.
"Lo gak bisa pergi gitu aja. Lo harus tinggalin Alex sekarang juga," ucap Vio.
"Kagak bisa lah. Alex itu sahabat gue dari dulu. Masa iya gue harus tinggalin demi cewek gak jelas kayak lo," jawab Rere.
Wajah Vio memerah seketika. Tangannya sudah gatal. Sampai, pada saat Rere lengah ia berniat melayangkan tangan nya pada pipi Rere. Namun naas. Seseorang menahan lengan nya supaya berhenti dan tidak melakukan tamparan pada Rere.
Vio berbalik. Ia menemukan sosok pria jangkung dengan tatapan tajam sedang mencengkram tangannya dengan erat. Pria itu tampak menyeramkan sehingga membuat Vio ketakutan dan melepaskan cengkeraman tangan pria itu dengan sekuat tenaga lalu berlari terbirit-birit.
Hufhh
Rere menghela nafasnya lega.
"Kamu tidak apa apa?" tanya pria jangkung tersebut.
"Ah tidak. Makasih pak. Berkat bapak, cewek aneh itu pergi," jawab Rere.
"Jangan panggil saya bapak. Saya belum tua. Panggil saya kak Jo saja."
"O-oke. Makasih kak Jo."
Pria itu tersenyum penuh sehingga mata nya menyipit. Membuat Rere tenang seketika. Ia ber andai bahwa pria yang akan di jodohkan kedua orang tua nya adalah pria yang ingin di panggil kak Jo itu. Selain baik dan tampan, ia juga ramah dan murah senyum. Masuk sekali kedalam kriteria pria idaman Rere.
Walaupun Asatya tampan dan bertubuh kekar dengan enam kotak di perut. Tetap saja pria itu dingin dan datar. Rere tidak terlalu menyukai pria dengan sifat seperti itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Guru Killer
Ficção AdolescenteApa jadinya kalau seorang Revinka Aditama yang dikenal memiliki sifat badung dan di cap sebagai badgirl dijodohkan dengan guru baru disekolahnya yang dikenal killer dan menyeramkan? _______________________ "Lo boleh jadi calon suami gue, tapi lo gak...