"Bapak lagi ngapain?" Rere bertanya seraya mendudukan bokongnya di sebelah Asatya yang tengah sibuk mengetik sesuatu di laptopnya.
"Kerja," jawabnya singkat dengan mata yang masih terfokus pada layar persegi di hadapannya tersebut.
Rere yang penasaran pun lantas mengintip monitor di laptopnya yang ternyata adalah bentuk sebuah tabel yang panjang.
"Itu apa sih pak?" tanya Rere lagi.
"Data."
"Iya, Rere juga tau itu data. Tapi, yang Rere maksud itu data isinya apaan?"
Hening.
"Aihh bapak. Jawab napa?"
"Sst. Diam. Saya sedang fokus. Sana ke kamar, kerjakan pr Sejarah," ucapnya yang masih sangat fokus pada laptop.
"Kok bapak tua sih. Eh, salah maksudnya.tuh kok bapak tau sih kalo Rere punya pr Sejarah. Aaahh Rere tau, pasti bapak itu cenayang atau dukun mungkin. Iya kan pak?"
Asatya menutup laptopnya dengan kasar sehingga menimbulkan suara yang terbilang cukup myaring. Membuat Rere terkejut dan diam seketika.
"Jangan ganggu saya! Pergilah!" usirnya dengan nada tinggi dan kasar. Sontak saja air mata Rere mencelos seketika.
Bentakkan Asatya tadi membuat hati nya sakit. Bukan karena lebay, tapi Rere belum pernah mengalami hal seperti itu. Apalagi yang melakukannya adalah tunangannya sendiri. Ya..meskipun Rere akui bahwa perbuatan dan pertanyaannya itu salah, tapi ia masih tidak enak hati bila ia di perlakukan seperti itu. Akhirnya ia putuskan untuk pergi ke kamar dan segera mengerjakan pr Sejarah sebelum nantinya ia akan kena bentakkannya lagi.
"Ck. Shit!" Asatya mengumpat.
Ia harus menyusul Rere secepatnya. Ia tidak ingin, kejadian diomeli sang mama terjadi lagi. Jadi, ia putuskan untuk berlari ke kamar Rere saat ini juga.
Pintu kamar terkunci. Itu artinya si empu marah atau enggan bertemu dengannya. Ia akui perbuatannya membentak gadis itu adalah salah. Tapi, mau apalagi, toh semua sudah terjadi.
Tok
Tok
Tok
"Rere. Bukain pintunya!"
Hening.
Tak ada jawaban dari si gadis. Asatya menjadi cemas memikirkan hal yang terjadi di dalam sana. Mungkinkah gadis itu pingsan di dalam? Atau jangan-jangan--
"Ada apa? Bapak mau cek Rere kerjain tugas atau gak? Tenang aja pak. Pr nya lagi Rere kerjain kok," ucapan Rere itu membuat hati Asatya yang tadinya khawatir menjadi tenang seketika.
"Maaf. Saya tidak bermaksud--"
"It's oke. Bapak gak salah kok. Rere yang salah karena udah ganggu pekerjaan bapak yang penting. Harusnya Rere yang minta maaf sama bapak," tuturnya membuat Asatya merasa sangat bersalah.
"Ti-tidak. Kamu tidak salah. Saya yang salah. Sebagai permintaan maaf saya, kamu bebas mau membeli apa malam ini."
"Sorry pak. Rere lagi gak mood. Rere tutup dulu ya! Soalnya Rere mau kerjain tugasnya," tangan Rere memegang knop pintu. Sedetik kemudian, yang ia akan lakukan adalah menutup pintunya.
Namun, tangan kekar Asatya justru menggenggam tangan Rere. Membuat gadis itu kesusahan untuk menutup karena cengkeramannya terbilang cukup kuat.
"Sstt.. Lepasin pak, Rere mau kerjain tugas," ucap Rere sembari berusaha melepaskan cekalannya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Guru Killer
Ficção AdolescenteApa jadinya kalau seorang Revinka Aditama yang dikenal memiliki sifat badung dan di cap sebagai badgirl dijodohkan dengan guru baru disekolahnya yang dikenal killer dan menyeramkan? _______________________ "Lo boleh jadi calon suami gue, tapi lo gak...