DGK:12

40.5K 2.2K 7
                                        

Kruyukk

Kruyukk

Kruyukkk

Rere terbangun di tengah malam ketika perut nya mendadak berbunyi minta untuk di isi. Memang, sedari pagi belum ada makanan yang masuk ke dalam perutnya. Ditambah dengan mengkonsumsi vodka tadi, membuat perutnya semakin bergejolak dan semakin bergetar.

"Ah elah, rese banget dah," ucap Rere sambil berusaha bangkit dari posisi sebelumnya.

Ia melihat ke samping. Di sana sudah ada Asatya yang sedang terlelap dengan nyaman sembari memeluk guling. Kemungkinan Asatya tertidur di kamar tamu ini sesudah mengantarkannya pulang pikirnya.

Dengan hati-hati ia melangkahkan kaki menuju dapur untuk mencari makanan di dalam kulkas. Jangan sampai ada orang rumah yang tau dan menyadari nya. Bisa-bisa ia dikira maling karena diam-diam mengambil makanan di rumah orang lain.

Sesudah sampai di dapur. Rere membuka pintu kulkas dengan tidak sabaran. Sebab, ia sudah sangat lapar dan perutnya sudah tidak sabar untuk diisi. Di dalam kulkas ternyata cuma tersisa satu butir telur dan satu butir sosis. Rere menghela nafasnya kasar. Berarti, ia harus memasak.

"Oke Rere, jangan sampai ketauan orang," Rere menyemangati dirinya sendiri.

Ia mulai menuangkan minyak goreng ke wajan dan mulai menghidupkan kompor. Setelah minyak dirasa sudah panas, Rere mulai memecahkan telur itu di wajan,dan memasukan sedikit garam.

Setelah matang, Rere menyajikan telur itu ke dalam piring. Ia mulai memotong sosis menjadi potongan kecil lalu memasukannya ke dalam wajan yang berisi minyak panas. Ia membuka magic com, ternyata di dalamnya tidak tersisa nasi sebutir pun. Ia hanya bisa mendesah pasrah.

Setelah dirasa cukup, ia mematikan kompor lalu menyajikan sosis itu kedalam piring yang sudah berisi telur. Ia membawa piring itu ke meja makan. Menarik kursi dan mulai makan dengan khidmat.

Satu kunyahan

Dua kunyahan

Dan...

"Lagi apa?" tanya seseorang membuat Rere hampir tersedak.

Rere segera menegak minuman yang ada di hadapannya. Ia menoleh kearah suara. Ternyata, orang yang telah membuatnya tersedak itu adalah Asatya. Asatya masih berdiri dengan setelan formal nya. Asatya menatap Rere. Dan Rere juga menatap Asatya. Hanya itu yang mereka lakukan selama beberapa menit.

Asatya menaikkan sebelah halisnya seolah berkata 'ada apa' pada gadis itu. Namun nampaknya tak ada respon dari Rere. Yang Rere lakukan hanya diam mengacuhkan pria dewasa dihadapannya itu.

Asatya menarik kursi disebelah Rere. Ia duduk dan menatap Rere dengan lama. Rere yang menyadari dirinya tengah ditatap refleks membalikkan badannya memunggungi Asatya.

"Lapar, tolong buatkan saya makanan," ucap Asatya pada Rere yang masih mengacuhkannya.

Respon Rere sama. Masih diam.

"Yang minta cacing di perut saya. Setidaknya kamu kasihan sama dia," ucapnya lagi.

"Minta aja sama pacar bapak," jawab Rere dengan menekan kata 'pacar.

Sebenarnya, Rere tidak cemburu dengan Asatya. Hanya saja ia kecewa dengan pria itu. Pertama, ia menyangka bahwa Asatya memang ingin minta tolong dibelikan air mineral eh gak taunya pamer kemesraan. Kedua, ia menyeret Rere bak kambing ketika di bar. Ia malu sebab semua mata tertuju padanya.

Rere justru sedikit bahagia karena dengan Asatya yang memiliki pacar ia jadi terbebas dari hubungan rumit ini. Tapi, Rere juga sedikit sedih karena bila ia tidak sampai jadi menikah dengan Asatya, mobil kuning kesayangannya itu akan benar-benar dibuang ke laut.

Dear Guru Killer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang