DGK:20

37.3K 2K 3
                                        

Hoaamm

Rere menggeliat sembari merentangkan kedua tangannya. Pagi ini, udara terasa sangat sejuk membuatnya semakin betah dan tidak ingin meninggalkan tempat tidur,apalagi selimut.

Rere melirikan matanya pada jam kecil di nakas.

"Yaampun! Rere telat," Rere segera beranjak dari tempat tidurnya dan berlari menuju kamar mandi.

Rere habiskan waktu sekitar sepuluh menitan untuk mandi, berganti pakaian serta menyisir rambutnya. Ketika Rere melihat ke cermin, ia baru menyadari  Asatya masih tertidur dengan sangat lelap di tempat tidurnya.

Semalam, Asatya yang sangat mengantuk  memutuskan untuk tertidur di tempat tidur Rere dengan alasan malas bila harus turun ke bawah. Setelah ritual menyisir rambutnya selesai, Rere segera menuju Asatya.

"Pak! Pak, bangun! Lima belas menit lagi bel sekolah udah bunyi," Rere mencolek-colek lengannya.

"Hmm ngantuk," jawabnya dengan suara parau.

"Aduh buruan bangun! Ntar Rere telat, bapak!" Rere menarik selimut yang sedang dipakai Asatya dengan paksa lalu mulai melipatnya.

"Bapak! Bangun!!" Rere berteriak dengan sangat kencang membuat Asatya terbangun seketika.

"Mandi sana!" Rere menarik-narik lengannya supaya ia bangkit dari duduknya.

"Rere hitung sampe lima. Kalo gak, Rere bakalan ngadu sama tante Daniar dan bilang kalo bapa--" 

Sebelum ia menyelesaikan perkataanya, Asatya membelit lengannya yang sedang Rere pegang dan segera menarik kembali tangan Rere hingga jarak keduanya sangatlah dekat. Saking dekatnya, hembusan nafas keduanya saja saling terdengar.

"Bawel ya!" setelah mengucapkan kata singkat nan lembut itu, Asatya menarik hidung Rere menggunakan kedua jarinya.

Rere tidak menanggapinya. Ia malah menanggapi hatinya yang sepertinya tengah bermasalah,karena berdegup lebih kencang dari sebelumnya.

"Lagian guru yang hukum kamu kalau telat kan ada di sini. Kenapa harus takut,hm?" Asatya melepaskan jarinya dari hidung Rere.

"Y-ya tetep aja Rere.."

"Sudahlah, saya mau mandi. Tolong siapkan nasi goreng untuk saya," perintahnya pada Rere membuat mata gadis itu melotot seketika.

"Biasa aja kali, saya bercanda kok," ucap Asatya sembari menunjukan kedua jarinya membentuk huruf V

Rere menggelengkan kepalanya. Kegiatan yang selanjutnya ia lakukan adalah segera turun untuk menyiapkan sarapan. Bukan nasi goreng, tapi hanya roti tawar yang dioleskan beberapa selai diatasnya untuk ia bawa dan di makan ketika di jalan.

Sepuluh menit telah berlalu. Kini, Asatya sudah rapi dengan menggunakan kemeja berwarna putih dan celana bahan berwarna hitam. Asatya menghampiri Rere secara diam-diam ketika dirinya tengah memasukkan beberapa roti yang telah diolesi selai ke dalam kotak makanan.

1

2

3

Dear Guru Killer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang