Brukkh
Tubuhnya tersungkur ke lantai. Wajahnya mendongak menatap si pelaku. Niat awal dirinya yang akan memarahi si pelaku harus ditahan.
"E-eh... kak Jo?" tanya Rere dengan canggung.
Tangan pria yang disapa Jo terulur. Rere menggenggam jemarinya lalu mulai bangkit. Setelahnya, ia merapikan rok yang berantakan.
"Maaf. Saya gak sengaja," ucapnya diakhiri dengan senyuman manis andalannya.
Saking manisnya, refleks Rere menggigit bibir entah kenapa. Mungkin, ini berkat bibir manis nan seksi Jo yang mampu memikat dan membuat siapapun terpesona ketika melihatnya.
Bibir Jo tak henti mengembangkan senyuman membuat hati Rere sesak. Kenapa tidak dari dulu ia bertemu dengannya? Ah.. sudahlah. Masih ada Asatya yang tak berbeda jauh darinya. Hanya saja, tingkah suaminya itu sangatlah aneh.
"Hentikan. Bibirmu berdarah!" pekiknya. Buru-buru Jo mengambil tisu di saku hoodie yang sedang ia pakai dan segera menempelkan tisu tersebut di bibir Rere dengan lembut.
"E-eh. Maafin. Tadi Rere bayangin kalo kak Jo itu Felix Georgie, idolanya Rere," alibinya.
Jo terdiam.
"Kak Jo gak tau Felix Georgie ya? Mmm.. gini deh, Rere kasih tau siapa dia. Dia itu penyanyi yang lagi populer saat ini, kak. Bahkan konsernya aja udah melanglang buana ke seluruh dunia. Hebat kan dia! Selain itu, senyuman dia sama persis kayak kak Jo," jelasnya.
Jo yang mendengar penjelasan Rere hanya bisa tersenyum penuh sehingga membuat matanya tertutup.
"Oh ya, kakak mau ke ruang guru lagi ya?" tebak Rere. Jo menggeleng.
"Terus? Apa sebenernya kak Jo ini murid baru pindahan sekolah lain?" Jo menggeleng lagi.
"Memangnya saya semuda itu ya?"
"Ih. Emang kak Jo masih muda. Rere tebak, umur kakak baru delapanbelas tahun kan?"
Jo menggeleng. Namun kali ini disertai dengan kekehan kecil.
Bila dipikir-pikir lagi, tingkah kecilnya seperti cara menggeleng, tersenyum, tertawanya sangat mirip dengan Asatya. Ya, ia sangat yakin itu! Meskipun baru satu bulan mengenal, tapi ia paham betul dengan kebiasaan kecilnya sama seperti yang Jo lakukan tadi.
"Sudahlah, tidak usah dibahas. Mmm...kamu mau kan antar saya ke kantin?" tanyanya.
Sontak saja Rere mengangguk dengan sangat senang hati. Niat hati ingin izin ke toilet malah belok ke kantin. Tapi tidak apa, setidaknya Jo telah membuat suasana hati dan otaknya mencair.
"Ayo kak!"
Sepanjang perjalanan menuju kantin, senyumnya tidak lepas. Pun dengan Jo yang sama-sama tersenyum karena melihat tingkah lucu gadis di sampingnya.
Tapi, Rere heran. Kenapa guru yang barusan berpapasan dengannya tidak menegurnya? Padahal guru itu sering menghukum Rere ketika pak Bram tidak hadir waktu itu.
Ah sudahlah.
Rere dan Jo memilih bangku ditengah. Tidak terlalu pojok dan tidak terlalu depan. Ia lalu memesan siomay mang Uji kesukaan Risya.
"Rere mau pesen siomay aja kak. Kalo kakak mau pesan yang lainnya boleh kok," ucap Rere. Jo menggeleng.
"Tidak usah. Pesanan saya samakan saja dengan pesananmu. Lagipula, saya ingin mencoba siomay yang katanya paling legendaris di Saint International ini," jawabnya
"Okedeh. Mang Uji!!! Siomay spesial dua porsi. Buat Rere yang paling cantik siomaynya tambahin ya mang!" teriaknya pada mang Uji.
"Siap neng geulis!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Guru Killer
Teen FictionApa jadinya kalau seorang Revinka Aditama yang dikenal memiliki sifat badung dan di cap sebagai badgirl dijodohkan dengan guru baru disekolahnya yang dikenal killer dan menyeramkan? _______________________ "Lo boleh jadi calon suami gue, tapi lo gak...