Try out sudah di mulai. Para senior Saint International kini tengah berkutat dengan layar persegi di hadapannya. Tak sedikit wajah tegang yang terpatri ketika soal mulai muncul.
Tapi tidak dengan Rere. Wajahnya nampak biasa saja. Bahkan disaat yang lain masih berpikir keras, dirinya sudah menyelesaikan beberapa soal, tentunya bukan dengan cara yang asal.
Walaupun dirinya dikenal badung tapi tidak dengan pemikirannya yang begitu luas. Bahkan alasan sekolah mempertahankan Rere berkat kejeniusan yang dimiliknya. Tidak ada yang mengetahuinya. Termasuk kedua orangtua serta kakak laki-laki nya. Dari dulu, Rere memang tidak menunjukkan bakatnya itu pada siapapun.
"Psst Re. No dua apaan?" bisikan Risya saat itu juga mendapat tatapan tajam dari pengawas. Membuat Risya tersenyum malu lalu kembali menatap layar komputer di hadapannya.
Asatya kebetulan mengawas di ruang ini.Pria itu kini tengah berjalan menyusuri tiap murid dan mengawasinya super duper ekstra. Telinganya begitu peka, bahkan ketika ada seseorang yang berbisik pun akan terdengar jelas.
"Baiklah, sambil mengerjakan tolong isi absen lalu estafet kepada yang belum," semua mengangguk. Lalu Asatya mulai memberi kertas absen di mulai dari Andin.
Waktu terus berputar. Ke empat puluh soal sudah Rere selesaikan. Kini tinggal memberi kertas absenan itu pada Asatya karena dirinya merupakan absenan terakhir di ruangan ini."Ini pak absenannya," Rere memberi kertas absen pada Asatya.
Asatya diam sembari memperhatikan setiap nama di kertas tersebut.
"Loh, Alexander Junio tidak masuk?" tanya nya. Rere mengangguk.
"Kenapa?" Rere menggeleng.
"Ada yang tahu kenapa Alexander Junio tidak masuk hari ini?" semua menggeleng.
"Mm pak, Rere udah selesai kerjain soalnya. Rere boleh keluar gak? Rere haus," ucap Rere. Asatya mengangguk.
______________
"Kayaknya si kelek masih takut soal kemarin. Kecoa emang musuh abadinya dari orok. Lo inget gak Re waktu kita smp. Dia sampe pingsan gegara di kelas ada kecoa," ucap Leon diakhiri dengan kekehan.
"Iya gue inget. Waktu itu si kelek gembrot banget sampe gak ada yang mau buat bopong dia ke uks. Buahaha," jawab Rere dengan tertawa.
"Aneh deh gue. Masa rumah se gede dan se bersih itu masih ada kecoa di kamar mandinya."
"Masuk akal sih. Soalnya kamar mandi itu jarang banget di pake. Cuma supir sama pembantunya doang yang pake. Dan pembantunya itu lagi cuti jadi kamar mandi itu gak ke urus," opini Rere.
"Oh gitu. Pantesan aja. Mmm.. gimana kalo kita jenguk dia? Sekalian bawa kecoa mainan biar tambah takut. Hahaha," Anton mendapat jitakan manis di keningnya.
"Anjir lo."
"Yaudah kita jenguk aja sekarang. Daripada gabut banget nungguin si Rere sampe pak Asatya selesai."
"Oke. Kalo gitu, gue izin dulu sama dia. Bentar kok. Kalian tunggu disini," setelah mengucapkan beberapa kata rersebut, Rere segera berlari menuju ruangannya.
Ceklek
Ketika pintu dibuka, sudah terlihat Asatya yang kini tengah menyeruput air hangat seraya meregangkan otot-ototnya. Asatya pun menoleh ke arah Rere.
"Sebentar. Saya istirahat sejenak dulu," ujarnya.
"Mm bukan gitu maksud Rere pak. Gini loh, kemarin kan Alex ketakutan sampe pulang karena ada kecoa di kamar mandi, jadi Rere sama yang lain mau jengkuin dia. Sekaligus pengen ketemu sama bunda, Rere kangen soalnya. Hehe, boleh gak?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Guru Killer
Teen FictionApa jadinya kalau seorang Revinka Aditama yang dikenal memiliki sifat badung dan di cap sebagai badgirl dijodohkan dengan guru baru disekolahnya yang dikenal killer dan menyeramkan? _______________________ "Lo boleh jadi calon suami gue, tapi lo gak...