Aku melirik Seulgi melalui ekor mataku. Entah apa yang gadis itu lakukan. Sejak selesai mandi pagi tadi, Seulgi langsung mengobrak-abrik koper kami, meraih sesuatu lalu pergi menuju balkon hotel. Setelahnya tidak kembali hingga sekarang. Jika kuhitung mungkin sudah 45 menit? Tidak tahukah dia kalau kami bisa terlambat datang ke upacara pemberkatan teman kecilnya itu? Aku saja sudah selesai merias diri dan bisa langsung pergi kalau saja tidak ingat kekasihku.
"Seul, ini sudah siang. Kita bisa terlambat." tegurku dari balik pintu balkon.
Seulgi masih menyibukkan diri dengan sesuatu yang entah apa itu.
"Tunggu sebentar, sayang. Ini sudah hampir selesai."
Dahiku mengerut, berpikir sebentar sebelum mendekati gadis sipit di depan sana.
"Memangnya apa yang sedang kau lakukan?"
Begitu kutelisik lebih dekat, ternyata Seulgi tengah membuat gelang yang dilapisi batu ruby. Jujur itu sangat cantik. Atau bisa kukatakan itu adalah gelang tercantik yang pernah aku lihat.
"Aku membuat ini sebagai hadiah pernikahan Seohyun. Dia sangat suka batu ruby." ujar Seulgi dengan senyuman cerahnya.
Gadis itu lalu menatapku. "Dia akan menyukainya, bukan?"
Kepalaku mengangguk secara otomatis. Bahkan aku tidak berniat melakukannya. Aku tidak tahu, melihat kekasihku sebahagia ini membuatku merasa tidak enak jika harus menjawab sebaliknya. Mendengar hal itu, senyum Seulgi makin melebar. Dia lalu memajukan wajahnya untuk mengecup keningku.
"Aku akan berganti pakaian dulu. Tunggu sebentar, kay?-"
Belum sempat berbalik, Seulgi kembali menatapku.
"Ah, aku titip ini, Hyun." lanjutnya dan menyerahkan gelang ruby itu padaku.
Setelah kepergian Seulgi, aku menatap gelang di tanganku sembari tersenyum kecut. Dibanding hadiah pernikahan, ini lebih terlihat seperti hadiah anniversary. Bahkan saat anniversary hubungan kami, Seulgi tidak pernah melakukan hal semacam ini.
Menunggu Seulgi berganti pakaian dan mengoles make up membutuhkan waktu yang cukup lama dari perkiraan. Beruntung kami tidak terlambat menghadiri upacara pemberkatan teman kecilnya. Saat di depan pintu gereja, kami tidak sengaja bertemu dengan Taeyeon unnie dan Sooyeon unnie. Mereka terlihat terengah akibat berlari, mungkin takut terlambat seperti kami. Lalu aku mendengar dari Taeyeon unnie bahwa alasan mereka nyaris terlambat karena Sooyeon unnie yang sangat susah untuk dibangunkan. Aku dan Seulgi tertawa kecil mendengar gerutuan senior kami itu. Tapi tidak berlangsung lama karena Sooyeon unnie memberi tatapan tajam yang cukup mematikan. Untuk sejenak, aku dan Seulgi tidak bisa berkutik. Sungguh, kekasih Taeyeon unnie sangat mengerikan kalau boleh jujur.
Memahami situasi, Taeyeon unnie segera menyuruh kami semua untuk masuk kedalam gereja. Tidak enak mengobrol diluar sedang di dalam sebentar lagi akan dilangsungkan upacara sakral dari teman Seulgi dan Sooyeon unnie.
Kami berempat duduk di kursi paling belakang karena di depan sudah terisi semua. Namun dari jarak ini, kami masih bisa melihat dengan jelas tempat mengucap janji kedua mempelai di depan sana.
"Hyun, sayang." bisik Seulgi di telingaku.
"Apa?" balasku dengan suara rendah, takut mengganggu orang lain di sekitar. Tidak lama kemudian napas hangatnya menyapa telingaku kembali.
"Kau tidak perlu gugup, cemas, atau takut."
Satu alisku terangkat mendengar suaranya yang terkesan santai. Dengan perlahan aku menoleh kearah Seulgi. Gadis monolid memberikan senyum terbaiknya untukku. Senyuman yang berbeda dari biasanya. Ada apa sebenarnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
24/7 [KSG X BJH] ✔
Fanfiction[BOOK 1] [FINISHED] Just seulrene living together as a girlfriend Start : 2019, June 27 End : 2019, November 21 [BOOK 2] [FINISHED] Their story still goes on Start : 2019, December 11 End : 2020, May 04