[S2 VII] Appa Bear, Eomma Bunny, and Baby Squirtle

4.8K 585 71
                                    

Setelah mendapat telepon dari Seulgi, berikut dengan penjelasannya, Irene segera meluncur ke SMA Hanyang. Sekolah Yeri, dan juga almamaternya dulu bersama Seulgi.

Seulgi bilang, Yeri terlibat perkelahian dengan teman sekolahnya dan kini sedang berada di ruang kesiswaan. Seulgi menyuruh Irene kesana karena dia masih memiliki meeting. Dia akan menyusul saat meetingnya selesai.

Tidak sulit bagi Irene menemukan ruang kesiswaan. Dia masih ingat letak nya jika saja ruangan tersebut tidak berubah. Dan beruntung, letak ruang tersebut masih sama. Irene tidak percaya dia menginjakkan kakinya ke SMA nya lagi setelah sekian lama.

Gadis itu lalu mengetuk pintu ruang kesiswaan, kemudian masuk kedalam saat seorang wanita paruh baya mempersilakannya untuk masuk. Dia bisa melihat Kim Yeri dan dua anak lainnya, masing-masing dengan luka lebam di wajah. Meski luka Yeri tidak separah dua anak tersebut. Tapi tetap saja, itu membuat Irene meringis ngilu.

"Dengan siapa?" Wanita paruh baya tersebut bertanya, membuat Irene tersadar dari lamunan.

"Oh, saya wali dari Kim Yeri."

"Kau wali dari anak nakal ini? Hey, kau tidak tahu apa yang dia lakukan kepada anakku? Lihat?! Mereka babak belur seperti ini. Perbuatannya sungguh tidak bisa ditolerir lagi. Aku ingin menuntut!" Salah satu Ibu dari dua anak itu berdiri. Wajahnya merah padam menahan kesal.

"Benar. Aku juga ingin menuntut! Jinhee ku tidak pantas diperlakukan seperti ini oleh anak iblis itu." Ibu satunya lagi menambahkan.

Satu alis Irene terangkat keatas mendengar ucapannya. "Permisi. Saya tahu Anda kesal karena masalah ini. Tapi Anda tidak berhak mengatai Yeri dengan panggilan tersebut. Tidak ada seorangpun anak yang pantas dipanggil seperti itu. Coba bayangkan jika puteri Anda yang dipanggil anak iblis. Apa Anda tidak merasa marah? Hal itu juga berlaku untuk Yeri kami. Tolong jaga mulut Anda!"

"Tapi dia memang seperti itu! Kau tidak lihat dia membuat puteriku terluka?!"

Irene hendak membalas perkataan Ibu itu, namun wanita paruh baya yang merupakan guru mereka segera menengahi.

"Tolong jangan bertengkar. Saya memanggil Anda semua kemari untuk menyelesaikan masalah ini baik-baik."

Irene mendengus, melirik tidak suka kearah dua Ibu itu. Padahal dia yakin Yeri bukan orang yang memulai masalah. Pasti dua anak itu yang mencari gara-gara. Lihat saja tampang mereka. Tampang-tampang menyebalkan. Yeri pasti hanya membela diri saja.

"Wali Yeri, nama Anda?"

Irene menghentikan lirikkan tidak sukanya pada dua Ibu itu. "Irene. Irene Bae."

"Baik, Irene-ssi, Gain Eomeoni, dan Jinhee Eomeoni. Silakan duduk."

Irene menghela napas pelan sebelum duduk berhadapan dengan seonsaengnim. Dia melirik gadis Kim sejenak yang terus saja menunduk sejak tadi.

"Sebelumnya kami meminta maaf karena hal ini terjadi di lingkup sekolah. Kami seharusnya bisa mencegah masalah ini dan menjaga puteri Anda dengan baik. Sebelum Anda kemari, Gain dan Jinhee sudah memberi pengakuan, tetapi kami belum mendengar dari sisi Yeri,"

Seonsaengnim melirik Yeri yang masih menunduk. "Kim Yeri, kau bisa bercerita, Nak."

Yeri mengangkat kepala dan pandangannya bertemu dengan kedua pasang obsidian Irene. Entah pikiran Yeri saja atau bukan, kedua mata Irene terlihat seperti mengkhawatirkannya. Dan itu membuat dada nya sedikit bergemuruh. Yeri sudah lama tidak merasakan hal semacam itu. Ketika seseorang mengkhawatirkannya selain neneknya. Yeri, merasa dirinya dihargai setelah sekian lama.

24/7 [KSG X BJH] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang