24/7 [KSG X BJH] ✔

[S2 XVI] Maddened

Sayonara キラキラずっとずっと
ゴメンねそんなこと言わないで
あなたに会いたくってあなたに合いたくって
Sayonara ワガママでも I love you

Seulgi mencorat-coret note book nya menggunakan bolpoin sambil bernyanyi lemah mengikuti tulisan yang ia tuang disana. Yeri melirik unnie atau Daddy (?) nya dengan kasihan.

Setelah pulang dari restoran, wajah Seulgi berubah murung. Bahkan lebih mendung lagi ketika menyadari Irene belum kunjung pulang. Yeri tahu Seulgi merasa insecure sekarang.

Siapa yang tidak merasa begitu jika isterinya kedapatan jalan dengan seorang pria tampan yang mirip Kim Woobin? Meski orang itu hanyalah client nya saja. Seulgi memang jarang menunjukan rasa cemburunya, namun sekali ia melakukannya, sudah barang pasti wanita itu merasa sangat terancam.

Sejak dulu, Irene memang banyak digilai orang-orang. Tidak jarang ia mendapat hadiah dari para penggemarnya. Bahkan dalam seminggu bisa sampai 3 - 4 orang menyatakan perasaannya pada Irene. Dengan wajah original visual sepertinya tentu membuat siapa saja dengan mudah jatuh kedalam pesonanya. Biasanya Seulgi hanya akan menganggap lalu orang-orang yang tertarik kepada Irene, namun kali ini berbeda. Entah mengapa Seulgi merasakan sesuatu yang aneh di dalam dirinya. Ada perasaan dimana ini akan menjadi sesuatu yang besar. Tentu, Seulgi tidak ingin memikirkan, membayangkan, atau mengira-ngira apa itu. Tapi...

Ugh, Seulgi tidak tahu!

"Unnie," panggil Yeri karena Seulgi masih saja bernyanyi dan mencorat-coret bukunya tidak jelas.

"Hm?"

Bergerak pindah posisi menjadi duduk di lantai bersama Seulgi, Yeri melirik tulisan Jepang di buku wanita itu.

"Unnie bisa bahasa Jepang?"

"Hm. Aku pernah menjadi anggota klub Manga saat sekolah. Pekerjaanku juga banyak berhubungan dengan hal itu." jawab Seulgi, tak sesemangat biasanya.

"Ajari aku menulis kalau begitu!" seru Yeri, berharap sosok ceria Seulgi kembali seperti semula.

"Arrasseo, pertama-tama aku akan mengajarimu hal basic dulu. Huruf hiragana," balas Seulgi, nada masih saja lemah.

Seulgi membuka lembar kosong di note book nya. Kemudian mulai menuliskan huruf-huruf Hiragana disana.

あ (a)  い  (i)  う (u)  え (e)  お (o)

か (ka)  き (ki) く (ku)  け (ke)  こ (ko)

は (ha) ひ (hi) ふ (fu) へ (he) ほ (ho)

さ (sa) し (shi) す (su)  せ (se) そ (so)

た (ta) ち (chi) つ (tsu) て (te)  と (to)

な (na) に (ni) ぬ (nu) ね (ne) の (no)

ま (ma) み (mi) む (mu) め (me) も (mo)

ら (ra) り (ri) る (ru) れ (re) ろ (ro)

や (ya) ゆ (yu) よ (yo)

わ (wa) を (wo) ん (n)

"Ini, Yeri-ya. Huruf basic Hiragana nya. Coba kau copy." suruh Seulgi sembari menyodorkan note book nya.

Yeri menatap Seulgi sekilas, kemudian menerima buku tersebut dan mencoba menulis. Selama Yeri sibuk meng-copy tulisan Seulgi, wanita yang sudah beristeri itu terus saja diam. Membuat suasana benar-benar sepi dan tidak nyaman.