24/7 [KSG X BJH] ✔

[S2 XVIII] Tired Eyes Burn

Irene Kang 🐰

|Unnie, maafkan aku.
|Aku kembali ke Seoul
lebih dulu

Yah, kau dimana?|
Apa kau sudah bertemu Seulgi?|
Pulang ke Seoul dengan apa?|
Rene...|
Balas pesanku|
Bae Joohyun!|
Kau dimana?|

📞 Calling Irene Kang 🐰

Nomor yang anda tuju sedang-

"Shit." umpat Taeyeon.

***

Memandang dinding belakang sekolah ragu, Yeri mengeluarkan desahan kasar. Pikirannya terus saja berdebat apakah harus melompati dinding di depannya atau justru kembali ke kelas. Tidak pernah sebelumnya Yeri merasa bimbang dengan pilihannya. Biar bagaimanapun, Yeri merupakan siswi yang lurus-lurus saja. Dia adalah gadis yang selalu menghindari hal-hal yang berurusan dengan hukuman. Meski Yeri sendiri bukan gadis rajin di sekolah, tapi tetap saja. Ini seperti melanggar prinsip yang ia bangun sejak memasuki bangku SMA.

Terlebih, Seulgi atau Irene pasti tidak akan menyukai ide nya ini. Harapan mereka adalah Yeri dapat bersekolah dengan baik tanpa harus terlibat masalah yang tak berarti. Kecuali jika terpaksa harus membela diri seperti kejadian dulu. Yeri juga tidak ingin mengecewakan dua orang yang sudah merawatnya menggantikan sang nenek. Dua orang yang dalam waktu dekat sudah ia sayangi dan menjadi orang penting di hidupnya. Dua orang yang sayangnya memiliki kesalahpahaman beberapa jam yang lalu.

Yeri menghela napasnya lagi. Bersiap berbalik ketika dirinya terkesiap melihat sosok gadis jangkung di belakangnya. Netra tajam gadis itu memandangnya, membuat Yeri merasa sedikit risih. Dia hendak mengabaikan gadis itu ketika tangannya tertahan olehnya.

"Kenapa? Kau berniat ingin membolos?" tanya Joy, suara tak sedingin biasa.

Mendesah kasar, Yeri mengangguk.

"Tapi tidak lagi. Irene dan Seulgi unnie pasti tidak akan menyukai tindakanku."

"Kenapa kau ingin membolos?"

"Aku tidak bisa fokus di kelas. Pikiranku dipenuhi masalah orang-orang rumah."

Joy mengernyit. "Apa mereka bertengkar?"

"Sesuatu seperti itu. Tapi kupikir, lebih seperti kesalahpahaman."

Joy mengangguk mengerti.

"Kalau begitu, ayo ikut aku. Kembali ke kelas akan percuma kalau kondisimu seperti ini."

Yeri menatap Joy ragu. Bisakah dia memercayai gadis itu? Apa yang Joy katakan memang benar. Akan percuma jika ia kembali ke kelas jika pikirannya sama sekali tidak fokus. Tapi, bersama Joy? Apa yang akan ia lakukan?

"Tidak perlu khawatir. Aku tidak akan berbuat macam-macam. Sebaliknya, aku ingin membantumu."

"Membantuku?"

"Ya. Kau perlu sedikit hiburan agar wajah murung jelekmu menghilang."

Yeri berdecak kesal atas perkataan menyebalkan yang keluar dari mulut Joy. Meski begitu, Yeri pada akhirnya menerima tawaran gadis Park. Dia tidak memiliki pilihan lain.

Membolos sehari tidak akan menyakitimu, bukan?

Joy membawa Yeri ke pantai terdekat. Gadis itu tidak tahu jika ternyata Joy membawa mobil yang ia parkirkan di salah satu rumah dekat sekolah. Dia bilang rumah tersebut merupakan rumah milik Ayahnya hasil dari penggadaian sang pemilik sebelumnya. Terkadang Joy dan teman-temannya akan mengunjungi rumah tersebut sepulang sekolah, atau ketika membolos. Sekedar untuk tidur siang, makan, pesta, atau bermain game. Bisa dikatakan, rumah tersebut sudah seperti markas pribadi milik Joy dan teman-temannya.