Sudah dari siang aku sampai di Munich, Jerman. Syuting kali ini memang berlokasi disini. Kata Chanyeol, sudah tidak banyak adegan outdoor lagi. Kami hanya akan syuting di indoor untuk menyesuaikan efek CGI yang digunakan. Bukan hanya tim kami saja yang turut berpartisipasi, namun ada juga tim dari Chicago dan London yang membantu. Kira-kira kami akan membutuhkan 15 komputer untuk syuting esok hari.
Seperti kemarin di Hamburg, Mr. Frederick juga mengurus keperluan tim kami di Munich. Penginapan yang ditempati Chanyeol dan kawan-kawan cukup besar dibanding yang terakhir kali. Meskipun arsitekturnya masih kuno seperti di Hamburg. Tapi itu justru yang menjadi daya tarik. Aku sudah sering menginap di hotel modern, jadi mendapat tempat seperti ini adalah hal baru dan aku sangat menyukainya.
"Sebaiknya kau beristirahat dulu, Seul. Ini kamarmu." Chanyeol menyerahkan kunci yang tadi diberikan Mr. Frederick.
Benar, dikarenakan penginapan ini adalah penginapan tua, maka kunci pintu juga masih manual. Tidak menggunakan cardlock seperti di hotel modern.
Aku mengangguk kepada Chanyeol sebelum membuka kunci dan masuk kedalam kamarku. Tanpa melihat sekeliling, kulangkahkan kakiku menuju ranjang dan merebahkan diri. Mataku menatap langit-langit kamar. Tidak lama setelah itu, aku mulai teringat dengan kekasihku, Joohyun. Gadis itu pasti tengah menunggu kabarku. Dari saat di pesawat, aku sudah mengingatkan diri sendiri bahwa aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Maka dari itu, segera kuraih ponselku yang berada di tas dan menyalakannya. Menonaktifkan mode pesawat sebelum mengaktifkan fitur Wi-Fi. Setelah terhubung dengan Wi-Fi setempat, aku membuka aplikasi KakaoTalk guna menelepon Joohyun.
Dering beberapa detik sebelum akhirnya Joohyun mengangkat panggilan.
"Seulgi!" pekik Joohyun.
Mendengar suaranya membuatku mengangkat senyum.
"Halo sayang."
"Apa kau sudah sampai?"
"Hm, sejam yang lalu. Kau sedang apa?"
"Aku? Baru ingin tidur saat tiba-tiba kau menghubungiku."
"Mian." sesalku.
"Gwaenchanha, aku senang kau menghubungiku. Setidaknya kau tidak lupa seperti kemarin."
Aku terkekeh. Hening beberapa saat sebelum aku kembali bersuara,
"Hyun,"
"Ya?"
"Aku sudah melihat beberapa rincian pekerjaanku selama disini dari Chanyeol. Ternyata itu lebih banyak dari yang kubayangkan," Aku memberi jeda sejenak sebelum melanjutkan. "Mungkin kedepan aku akan sangat sibuk. Kalau aku tidak membalas pesan atau mengangkat telepon darimu, tolong jangan marah atau khawatir."
"Aku mengerti, Seulgi. Lagipula, aku harus membiasakan diri mulai sekarang. Studiomu makin hari makin dikenal, bukan tidak mungkin jika nanti kau akan sering bepergian ke luar negeri untuk urusan pekerjaan."
Perkataan Joohyun membuatku berkaca-kaca. Sungguh, sebenarnya apa yang telah kulakukan di masa lalu hingga mempunyai kekasih yang sangat pengertian seperti Joohyun? Tidak ada yang bisa kulakukan selain rasa cintaku yang terus bertambah setiap harinya kepada Joohyun.
"Gomawo, Joohyun-ah. Kau yang terbaik."
Joohyun terkekeh kecil di seberang. Kami pun melanjutkan obrolan kami hingga kurang lebih satu jam kedepan. Tidak lupa kunyanyikan lagu pengantar tidur untuknya di menit terakhir ketika Joohyun bilang dia mengantuk. Aku tersenyum saat tidak lagi mendengar suara Joohyun. Gadis itu pasti sudah tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
24/7 [KSG X BJH] ✔
Fanfiction[BOOK 1] [FINISHED] Just seulrene living together as a girlfriend Start : 2019, June 27 End : 2019, November 21 [BOOK 2] [FINISHED] Their story still goes on Start : 2019, December 11 End : 2020, May 04