Ponselku bergetar, tanda masuknya notifikasi. Sejenak, kualihkan pandanganku dari layar komputer ke layar ponsel. Ternyata dari kekasihku, Seulgi. Secara otomatis senyumku mengembang. Gadis itu mengirimi foto dirinya bersama artis dubber dan rekan kerjanya yang lain di tempat fanmeeting. Baru saja ingin membalas pesannya, aku mendengar suara bos kami yang cukup keras di ruangannya. Mataku mendongak dan melihat Solar berada disana tengah menundukkan kepalanya, selagi bos membentaknya. Ruangan yang hanya dibatasi kaca memudahkan kami melihat kedalam sana.
"Sudah kubilang untuk merubah desain sampulnya. Apa kau tidak mengerti ucapanku?"
"Ta- Tapi desain itu terlalu kuno, Teamjangnim. Target pembaca buku itu adalah remaㅡ"
"Lihat lihat lihat. Kau berani membantahku? Kau pikir kau ini siapa? Aku bosmu disini. Rubah desainnya, aku tidak mau tahu!"
"Teamjangnim,"
"Pikirkan anakmu dirumah. Aku tidak segan untuk memecatmu kalau kau tidak mengubahnya."
Solar terdiam sebelum mengangguk lemah. Gadis itu lalu keluar dari ruangan bos menyebalkan kami. Aku dan rekan-rekan lain menatapnya dengan tatapan bersimpati.
"Solar," panggilku lemah saat gadis itu duduk disampingku.
"Gwaenchana. Ini sudah biasa, Rene."
Aku menghela napas kasar. Menatap tajam bos tua itu sebelum kembali kepada Solar.
"Aku bisa meminta Seulgi merekrutmu di studionya, Solar. Itu lebih baik daripada kau terus-terusan dimarahi si tua bangka itu."
Solar tertawa kecil sebelum menggeleng.
"Tidak perlu, Rene. Aku tidak suka nepotisme. Lagipula masih banyak orang-orang baik disini, seperti kau misalnya."
Kumajukan bibirku kedepan. Tidak peduli akan terlihat kekanakkan. Aku hanya tidak suka temanku selalu dimarahi karena dia yang bertanggungjawab dalam pembuatan sampul buku.
"Sudah, aku tidak apa-apa, Irene. Kembali fokus saja pada pekerjaanmu."
"Hubungi aku kalau kau berubah pikiran."
Solar menggeleng kepala pelan sambil tersenyum tipis.
Siangnya aku ada janji bertemu dengan Taeyeon unnie. Sebelum itu, aku meminta maaf kepada Solar karena tidak bisa menemaninya makan siang. Untung saja ada Key dan Hani, Solar jadi tidak perlu makan sendirian karena gadis itu biasa makan bersamaku.
Sebenarnya aku meminta bertemu di tempat lain, namun Taeyeon unnie memaksaku bertemu di cafe nya saja. Aku selalu merasa tidak enak karena jika bertemu disana, semua makanan atau minuman yang kupesan pasti digratiskan oleh Taeyeon unnie. Berbeda dengan Seulgi yang sangat tidak tahu malu. Aku heran, Seulgi ini anak orang kaya, tetapi suka sekali dengan yang namanya gratisan.
"Unnie," sapaku saat sudah sampai di cafe milik Taeyeon unnie.
Seniorku itu sedang memasang seperti lampu kecil di dinding untuk hiasan mungkin. Dia membalikkan tubuhnya dan tersenyum ke arahku.
"Hey, kau sudah datang?"
Taeyeon unnie menyuruh satu pegawainya untuk meneruskan pekerjaannya sebelum menarikku masuk kedalam ruangan pribadinya di belakang.
"Kau belum makan siang, kan? Kebetulan aku sedang menunggu pesananku datang."
"Unnie tidak perlu repot-repot."
KAMU SEDANG MEMBACA
24/7 [KSG X BJH] ✔
Fanfiction[BOOK 1] [FINISHED] Just seulrene living together as a girlfriend Start : 2019, June 27 End : 2019, November 21 [BOOK 2] [FINISHED] Their story still goes on Start : 2019, December 11 End : 2020, May 04