[S2 VI] School, Right Now

4K 546 38
                                    

Seulgi menyerahkan botol minum kepada Yeri yang langsung ia terima sambil mengucapkan terimakasih. Neneknya sudah dipindahkan ke ruang ICU setelah dokter memeriksanya. Beliau mengalami syok kardiogenik. Beruntung mereka membawanya ke rumah sakit dengan segera. Wendy tengah keluar untuk menyelesaikan biaya administrasi. Tadinya Yeri menolak, dia ingin membiayai perawatan halmeoni nya sendiri. Yeri yakin dia masih memiliki tabungan. Namun Seulgi menjadi Seulgi. Setelah melihat sekilas tadi, bisa Seulgi simpulkan kalau Yeri hanya tinggal berdua bersama neneknya. Tabungan Yeri biar ia gunakan untuk keperluannya yang lain saja. Seulgi merasa senang bisa membantu orang-orang. Setidaknya dia bisa berguna untuk orang lain.

"Kau besok masih harus sekolah, bukan?" Seulgi bertanya dan dibalas anggukan oleh Yeri.

"Ayo, aku antar kau kembali ke rumah. Mengambil baju untukmu dan juga untuk halmeoni-mu."

"Tidak perlu, Seulgi-nim. Aku bisa pulang sendiri. Terimakasih sudah mengantar kami ke rumah sakit dan membiayai perawatan halmeoni. Aku.. berhutang banyak padamu."

Seulgi menggeleng pelan. "Itu tidak masalah. Ayo, lagipula ini sudah malam. Kau juga harus beristirahat setelah menangis cukup lama tadi."

Yeri mendongak, menatap wajah Seulgi yang masih menyunggingkan senyum.

"Kenapa kau bersikap baik kepadaku? Bahkan kau tidak mengenalku sama sekali."

Satu alis Seulgi terangkat keatas. Ucapan Yeri seperti.. gadis itu telah mengalami banyak hal yang kurang menyenangkan. Matanya sarat akan luka dibalik sikap tangguhnya. Seulgi merasa.. dia ingin melindungi gadis itu dari hal buruk apapun yang ada di dunia ini. Entahlah, melihat seorang gadis SMA mencicipi hal pahit dibanding bersenang-senang seperti kebanyakan murid lain membuat hati Seulgi sakit. Lihat saja minggu lalu, Yeri hampir babak belur jika saja dia dan SinB tidak menolongnya. Bahkan luka di wajahnya masih terlihat jelas.

"Apa berbuat baik harus mengenal orangnya terlebih dahulu?"

Yeri terdiam, membuat Seulgi mengulas senyum kembali.

"Dengar, aku tidak tahu apa saja yang telah kau lalui hingga detik ini. Tapi, apapun itu, kau harus ingat, tidak semua orang itu buruk. Masih banyak orang baik di luaran sana, termasuk aku," Seulgi mengerling. Yeri menahan diri agar tidak menunjukkan ekspresi jijik.

"Jadi, cepat angkat pantatmu. Kita pergi ke rumahmu. Aku juga akan pulang ke rumah. Besok aku akan kemari lagi, sekaligus mengantarmu ke sekolah. Kau tidak perlu khawatir dengan halmeonimu selama sekolah. Aku akan menyuruh seseorang untuk menjaga beliau disini."

Yeri masih diam di tempatnya, merasa ragu dengan tawaran Seulgi yang terbilang terlalu baik. Dia tidak tahu, haruskah dia memercayai orang asing di depannya ini? Yeri tahu dia bersikap skeptikal sekarang. Tapi, jangan salahkan dia kalau apa yang sudah ia lalui membuatnya membenci orang-orang. Yeri merasa, orang-orang baik seperti Seulgi hanya ada di dalam film dan juga buku. Mereka tidak nyata. Setidaknya itu yang Yeri yakini di kehidupannya.

"Tunggu apa lagi? Ayo, sebelum malam semakin larut. Isteriku pasti sudah menungguku dirumah." Tentu saja kalimat terakhir Seulgi ucapkan dengan berbisik.

Pada akhirnya, Yeri mengangguk menyetujui. Dia mencoba memercayai Seulgi. Setidaknya Seulgi tidak akan berbuat macam-macam kepadanya dengan membawanya ke oknum perdagangan manusia atau sejenisnya, bukan begitu?

Perjalanan terasa hening. Tidak ada satupun yang membuka suara. Setelah menyelesaikan biaya administrasi, Wendy menyuruh Seulgi pulang sendiri karena dia sudah meminta Chanyeol untuk menjemputnya. Padahal jika ada Wendy, mungkin perjalanan tidak akan sehening ini. Setidaknya Seulgi memiliki teman mengobrol di dalam mobil.

24/7 [KSG X BJH] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang