Seulgi mengendarai Amanda ugal-ugalan. Air mata yang menggenang di pelupuk matanya sama sekali tidak membantu. Mereka menyulitkan pandangan Seulgi dari jalanan. Alhasil, mobilnya bergerak tidak menentu. Bahkan beberapa kali Seulgi melewati jalanan yang berlawanan dengannya. Beruntung tidak ada mobil yang melintas pada waktu itu. Atau kalau tidak, Seulgi mungkin akan berakhir di rumah sakit saat ini.
Dengan segenap tenaga yang masih Seulgi miliki, wanita itu berhasil menyetir sampai apartemen sahabatnya dengan selamat. Meski bodi mobilnya sedikit lecet akibat bergesekan dengan pembatas jalan beberapa kali. Jika ini adalah hari biasa, Seulgi pasti sudah merasa panik karena Amanda terluka. Tetapi kali ini tidak, Seulgi sama sekali tidak peduli.
Setelah memarkirkan mobil, Seulgi bergegas memasuki gedung apartemen sahabatnya. Dia tidak memiliki kesulitan saat masuk karena penjaga keamanan terlihat sedang tidur di tempatnya. Itu hal bagus. Setidaknya Seulgi tidak perlu repot menjawab alasan kedatangannya di kondisi seperti ini.
Seulgi masuk kedalam lift dan menekan tombol 4, lantai dimana sahabatnya tinggal. Tidak berapa lama kemudian ia sampai. Wanita bermonolid melanjutkan langkah dengan berjalan cepat. Dia mengusap kasar airmata yang sedari tadi menetes menuruni pipinya. Ingin rasanya Seulgi melampiaskan kemarahannya dengan sesuatu. Tapi dia tidak bisa. Akal sehat Seulgi masih memegang kendali tubuhnya. Maka dari itu dia kemari alih-alih ke club atau tempat lain.
Memencet bel dengan tidak sabaran, Seulgi juga menggedor pintu kediaman Wendy secara kasar. Beruntung pintu akhirnya terbuka tanpa memakan waktu lama.
"S- Seul," Kedua mata Wendy membulat melihat kondisi sahabat yang juga atasannya.
"Seungwan-ah..." panggil Seulgi dengan suara serak.
Tanpa berpikir panjang, Wendy segera membawa Seulgi masuk kedalam apartemennya.
***
Earlier That Day...
Irene memasuki cafe tempat mereka bertemu. Mengedarkan pandang ke seluruh penjuru cafe, Irene melihat pria bertubuh atletis duduk di salah satu kursi. Pria bernama David yang belum lama tadi memintanya bertemu. Irene berjalan pelan menuju kursi dimana David duduk.
"Menunggu lama?" tanya Irene basa-basi.
David mendongak, dan matanya menangkap sosok wanita yang belakangan ini menarik perhatiannya. Pria itu tersenyum sambil menggeleng.
"Aku baru saja sampai. Maaf memintamu bertemu di akhir pekan seperti ini. Itu pasti sangat mengganggu."
"Ah, tidak. Aku hanya berencana membersihkan rumah saja tadi. Tidak ada sesuatu yang penting."
"Tapi tetap saja, aku minta maaf."
"Tidak apa-apa, David-ssi. Jadi, mana naskah itu? Boleh aku lihat?"
"Oh, tentu. Ini." David menyerahkan naskah miliknya kepada Irene.
Irene menerimanya. Lalu mulai membuka naskah tersebut. Membacanya halaman demi halaman. Sejak tadi, David sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari Irene yang terlihat fokus dalam membaca. Kedua sudut bibirnya tidak pernah turun. Dia terus saja tersenyum. Irene adalah definisi seorang Dewi Kecantikan. Baru kali ini dia melihat wanita secantik Irene. Tidak heran mengapa dia langsung jatuh detik itu juga ketika pertama kali melihatnya.
"Whoa, ini bagus, David-ssi. Kupikir orang sepertimu akan menulis cerita fantasi, dark-theme, atau bad boy yang saat ini disukai banyak orang. Aku tidak menyangka kau akan menulis tentang ini. W- Wow."
KAMU SEDANG MEMBACA
24/7 [KSG X BJH] ✔
Fanfiction[BOOK 1] [FINISHED] Just seulrene living together as a girlfriend Start : 2019, June 27 End : 2019, November 21 [BOOK 2] [FINISHED] Their story still goes on Start : 2019, December 11 End : 2020, May 04