04. Which Harry Styles?

911 56 0
                                    

“Red, wake up!”

Bisik Aubrey mengagetkanku yang terlelap dimobil. Aku bangun dan langsung membereskan pakaianku.

Kami keluar dari mobil dan segera mengetuk pintu. Meski hari sudah mulai gelap, namun kami masih bersemangat.

Tak lama setelah itu..

“Red, gue isi bensin dulu ye? Abis kayaknya. Tar kita pulang gimana?”

“Loh. Terus yang bantuin gue ngomong siapa?”

“Gue gak bilang mau bantuin ngomong loh! Udahlah, cuma ngadepin satu cowok masa lo gak bisa? Yah.. Gue cabut!”

Pamitnya membuatku mematung sendirian didepan bangunan mewah ini.

Aubrey pergi meninggalkanku. Beberapa kali aku mengetuk pintu sampai aku sadar bahwa ada bel yang menempel disana. Aku menepok dahiku dan langsung menekan tombol bel.

Lagi.. Beberapa kali.

Sampai akhirnya..

Seorang lelaki berambut ikal warna coklat terang, dengan kaos oblong berwarna putih dan sontog coklat menyambut kedatanganku. Sambil menggisik matanya ia menatapku. Sepertinya ia baru bangun tidur.

“Ada yang bisa di bantu?”

Tanyanya. Suaranya sangat berat dan bicaranya sangat perlahan.

“Saya mau mencari seseorang.”

“Ya siapa?”

“Harry Styles. Anggota dari One Direction.”

“Are you serious?”

Tanyanya dengan kaget. Aku mengangguk tanpa dosa. Memangnya kenapa kalau aku mencari Harry Styles? Masalah buat lo?

“Ada gak? Saya gak punya waktu banyak!”

“Ada, bentar ya? Gue panggilin dulu!”

Katanya sambil berlalu dari hadapanku. Aku melongo.

“Heh! Gak di suruh masuk gue?”

Kataku. Ia hanya menoleh lalu mengibaskan tangannya menyuruhku masuk. Dasar lelaki kurang ajar.

Aku melangkah masuk lalu duduk diatas sofa.

Tempat apa ini? Katanya tempat tinggal boy band terkenal sedunia, tapi kok orang asing disuruh masuk gitu aja? Aku kira prosesnya akan sulit. Ternyata semudah ini.

“Tuh nyariin lo!”

Kata si keriting itu pada lelaki berambut pirang. Kurasa ini yang bernama Harry Styles. Aku langsung berdiri menyambutnya. Tentu saja dia dijadikan fan fiction-ku. Wajahnya lebih menjual dan perlakuannya lebih ramah dari si keriting itu.

“Duduk. Santai aja!”

Katanya sambil menyuruhku kembali duduk. Ia duduk berhadapan denganku.

“Jadi, kamu wartawan?”

“Bukan. Aku penulis Harry. Perkenalkan, nama aku Red Stoner.”

Perkenalan ku sambil menjabat tangannya. Ia membalas sambil tersenyum. Menahan tawa tepatnya. Aku langsung memeriksa diriku. Apa ada yang salah dengan penampilanku sehingga membuatnya ingin tertawa? Apa karena namaku yang aneh? Ah lupakan saja lah.

“Penulis? Penulis fan fiction?”

Tanyanya. Aku mengangguk.

“Apa hubungannya sama gue?”

“Jadi gini. Gue nulis cerita tentang lo di cerita gue. Lo jadi pemain utamanya! Nah. Niatnya kan nih, gue itu mau nerbitin nih tulisan. Soalnya banyak yang bilang bagus dan layak banget buat di publikasikan. Tapi, tim penerbit gak mau nerbitin karena ada undang-undang hak cipta. Gue kesini mau minta izin lo buat publikasiin tulisan gue. Kira-kira boleh gak nih?”

My Wattpad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang