18. Fight

621 47 1
                                    

'Say Goodbye to One Direction, Say 'Hi' to Film.'

Apa itu? Posting-an Louis Tomlinson. Kenapa dia menulis itu?

Aubrey menatapku dengan menerawang. "Coba lo liat post member yang lain!" Perintahku gugup. Aubrey hanya mengangguk dan langsung mengetik nama-nama itu dengan sangat hapal.

'Its hard to keep team work on!'

Liam Payne.

Aku yakin ini ada sangkut pautnya dengan pekerjaan film-ku. Benarkan? Apa yang aku takutkan?

"What are we gonna do?" Tanya Aubrey. Aku menatapnya. Sebenarnya aku sudah punya jawaban untuk semua ini, tapi aku tak mau menyinggung perasaannya dan menyia-nyiakan kerja kerasnya selama ini untukku.

Ia masih menatapku menunggu jawaban. Tapi tak lama kemudian ia menunduk melihatku tak merespon.

"Gue tau! Kalo lo mau batalin semuanya, its okay! Gue ngerti!" Ucap Aubrey lirih. Sungguh aku tak tega melihatnya. Tapi, bagaimana lagi?

"Tapi,.."

"Lo gak usah khawatir! Lo kan penulis hebat, tar lagi bisa kan kita dapet tawaran maen?" Bujuk Aubrey dengan yakin. Aku mengenalnya, dan aku tahu persis bagaimana dia jujur atau berbohong. Aku yakin kali ini dia sedang jujur.

"Lo yakin Aubrey?" Tanyaku masih takut menyinggungnya. Ia mengangguk. "Biasa aja kali!" Godanya membuatku tenang.

Baiklah.

Harry's PoV

Red Stoner..

Dia datang tiba-tiba saja merubah hidupku seratus delapan puluh derajat.

Aku merindukannya, tapi tak bisa ku pungkiri aku pun merindukan the boys. Amat sangat merindukan mereka.

Mereka kini tak mau berbicara denganku, melirikku pun tidak. Apalagi mempedulikanku.

"Bisa minggir dikit?" Suara Zayn memutus semua lamunanku. Aku tersadar bahwa kopi yang baru ku seduh dan masih ku kocek isinya itu sudah mulai mendingin. Memang sudah berapa lama aku berdiri di sini?

Zayn mendehem ke arahku yang tidak juga menyingkir. Aku menyingkir dan memberinya jalan. Ia melaluiku dengan dengusan menjijikan yang sama sekali tak ku sukai dan dia tahu itu.

Aku melangkah menuju ruang tengah dengan membawa kopiku. Di sana sedang duduk Louis dan Liam yang sedang menonton TV dengan ekspresi yang membosankan.

Aku datang, duduk dan bergabung dengan mereka. Aku duduk di antara mereka.

Mereka saling tatap penuh arti.

Tanpa banyak pertimbangan Louis pergi dari ruang tengah dan disusul oleh Liam.

Kenapa? Apa mereka tak bisa memaafkan aku?

Tiba-tiba..

Dering bel berbunyi. Dengan malas aku berdiri setelah menyimpan kopi di atas meja. Aku melangkah ke pintu. Tapi..

"Gue aja."

Ucap Niall. Aku terhenti dari langkahku dan kembali ke ruang tengah.

Red's PoV

Lelaki pirang itu membuka pintu.

"Mau ngapain lo?" Tanyanya dengan sewot. Aubrey menatapku lalu mendahuluiku untuk berbincang dengan Niall.

"Niall.."

Aubrey belum selesai menjelaskan maksud kedatangan kami ke sini, namun Niall sudah memotongnya.

My Wattpad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang