24. Here We Go

930 47 2
                                    

"Loh, saya masih ingat Anda bilang kalau Anda bukan gadis yang sengaja mencari informasi tentang saya?" Godaku. Ia tergelitik tawa. "Oh, tentu saja tidak. Saya mencari informasi pacar kamu, Red Stoner!" Balasnya. Haaah.. Lagi-lagi Stoner.

"Baiklah." Desahku. "Saya haus!" Katanya. Dengan sigap aku mengambilkannya minum.

"Terimakasih!" Katanya lalu meneguk air putih yang aku bawakan dengan tidak sabar. "Saya tidak keberatan kalau kamu mau minta saya jadi sutradara-nya, heheh!"

"Oohhh!! Jadi itu maksud Anda kemari?" Ejekku. Ia mengangguk dan menyuapkan lahapan terakhirnya. "Kebetulan kalo gitu. Saya belum dapet sutradara. Anda pasti punya reng-rengan kan?" Tanyaku. Ia mengangguk lagi. "Mudah-mudahan mereka masih mau kerja sama dengan Saya!" Katanya. Aku ikut mengangguk.

"Ya udah. Saya pulang dulu!" Katanya berpamitan. "Loh, mau SMP? Sudah makan pulang?" Tanyaku. "Bukan SMP itu. Tapi, sudah modus pulang! Hehe." Elaknya. Oh, jadi dia ke sini bukan karena lapar? Tapi ingin membicarakan masalah film?

"Horan, saya pulang!" Pamitnya. Niall menoleh dan melambaikan tangannya tersenyum. Nolan segera bergegas.

Ia pulang.

Saat aku menutup pintu, "Ni, kapan kita balik?" Tanyaku. Niall bangun dengan cepat dan menghampiriku. Ia berbisik.

"Ngintipin Aubrey sama Red yuk?" Ajaknya dengan tatapan nakal. "Hah? Ayo ayo!!!" Aku menyetujui dengan antusias. "Ssshhh! Jangan berisik curl!" Cegahnya. Aku mengangguk.

"Rutenya?" Tanya Niall serius. Aku berpikir keras. "Mmmm.. Kayaknya.." Aku memetik jariku. "Kita intip dari jendela kecil. Di belakang, berarti kita harus keluar dulu." Kataku mengatur siasat. Niall mendengarkanku dengan fokus. "Mm.. Kayaknya kita harus pakai topeng atau semacamnya biar gak ketauan." Saran Niall. Aku mengangguk mengiyakan. "Topeng dari mana?" Tanyaku. Niall menoleh ke sana kemari mencari sesuatu. Aku ikut mencari.

"Lo nyari apa?" Tanya Niall. "Enggak tau! Lo nyari apa?". "Sama gue juga gak tau! Udah lah ayo intip. Repot amat!" Ajaknya terburu-buru. Aku mengiyakan dan membuntuti langkah Niall.

Kami berjalan ke arah pintu. Kami membukanya perlahan dan..

"Narry Storan, mau balik jam berapa?"

Liam? Aaarrggghhhh mengganggu saja!

Sambil mengetuk-ngetuk jam tangannya ia menunggu jawaban kami. "Aaahhh.. Kita.." Niall menyikut perutku. "Kita mau balik kok ini!" Jawabku. Niall menoleh ke arahku dan menatapku. Dia mengirim telepati padaku. "Jadi kan kita ngintip?" Katanya. Mungkin tapi, aku tidak yakin. Heheh.

"Ya udah ayo!" Liam mengajak. Aku perhatikan Louis dan Zayn juga ada di mobil. "Lo duluan aja yah? Gue kebelet!" Alibi Niall. Aku mengangguk. "Ya udah Hazza, masuk!"

"Hazza ikut ke toilet sama gue!" Kata Niall. "Emang kalian mau ngapain? Kok gue curiga?" Tanyanya. "Tapi kan..." Aku mengangkat telunjukku. Belum selesai, Liam sudah menurunkannya. "Tar ke toiletnya di pom bensin aja. Gak enak! Gak tau apa si Red kalo udah marah rambutnya jadi merah?" Gerutu Liam. "Bukannya emang merah yah?" Sanggah Niall. Tapi Liam mendorong kami dengan kedua tangannya tidak mau tahu.

Yaaah... Gagal deh.

*skip

Red's PoV

3 Minggu Kemudian.

Kami sampai di German. Tempat yang Aubrey dan Niall rekomendasikan sudah disetujui oleh semua pihak yang terlibat. Karena jika kita terbang ke Asia terlalu jauh dan penyewaan tempat yang sulit.

Aku sebagai pengarang skenario. Aubrey sebagai penasehat. Christopher Nolan dan Danny DeVito yang bekerja sama sebagai sutradara. Dan reng-rengannya departement kamera, sinematografer, operator kamera, asisten kamera, kontinuiti cahaya, gaffer, best boy, electrician, grip, kameraman, departement artistik, art director, dan beberapa pemain figuran.

My Wattpad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang