Sepuluh hari berlalu. Kerja sama kami semakin terasa hangat karena kami mulai saling mengetahui bahkan mengerti satu sama lain.
Selama prosesi syuting, lebih dari 60 orang harus dilarikan ke rumah sakit karena keracunan makanan. Kami langsung memecat pihak konsumsi dan menggantinya. Atas kejadian ini DeVito sangat murka. Orang di balik peristiwa keracunan itu belum tertangkap.
Banyak juga pemeran yang terserang flu , pilek, atau infeksi ginjal akibat menghabiskan waktu
berjam-jam dalam air dingin. Tiga orang pemeran pengganti juga mengalami patah tulang. Namun, setelah diadakan penyelidikan
oleh Screen Actors Guild, terbukti bahwa tidak ada yang salah dengan set film. Di samping itu, para pemain juga mengatakan bahwa mereka merasa dalam bahaya selama pembuatan film.
Nolan percaya pada kerja yang penuh semangat akan menghasilkan karya yang hebat dan dia tidak akan pernah meminta maaf atas sikapnya selama prosesi pembuatan film yang sedikit keras. "Aku bergantung pada semua pekerja. Aku cuma berusaha menjaga agar mereka tetap bergairah. Kupikir aku harus memiliki metode yang keras dalam menangani sejumlah besar orang
yang bekerja secara bersama-sama." Ujarnya saat mendengar keluhan dari Zayn.
DeVito ingin menggunakan efek khusus dengan memanfaatkan perusahaan efek visual miliknya Digital Domain, yang sebelumnya juga sudah pernah diterapkannya
dalam film. Menurut DeVito, kebanyakan film-film mengenai kecelakaan cuma mengambil gambar kecelakaan dalam gerakan lambat. Sehingga kurang meyakinkan.
Dan akhirnya saat yang paling kami takutkan datang juga. Hari dimana kami harus menenggelamkan kapal yang sudah susah payah kami buat.
DeVito mengarahkan kru untuk mengambil gambar miniatur kapal
sepanjang 45 kaki seolah-olah mereka sedang membuat sebuah iklan untuk White Star Line. Aku dan Aubrey ikut ambil bagian. Kenapa kami ditunjuk? Tentu saja karena kami mahasiswa jurusan perfilm-an yang sedikit banyak tahu ini itu.
Setelah itu, air digital dan asap kami tambahkan dengan metode motion capture. Memindai wajah-wajah para pemeran untuk kemudian digabungkan secara komputerisasi.
Ada juga model buritan kapal sepanjang 65 kaki yang bisa dirusakkan berkali-kali, miniatur ini merupakan satu-
satunya miniatur yang akan digunakan di dalam air.
Untuk pengambilan gambar adegan mesin kapal digunakan mesin
kapal SS Jeremiah O'Brien yang kemudian digabungkan dengan
model miniatur tadi menggunakan teknik kunci kroma.
Untuk menghemat biaya, ruangan kelas satu yang sangat mewah adalah
salah satu set miniatur yang penggambarannya juga menggunakan teknik kunci kroma.
Sekitar 19.000.000 liter air digunakan untuk menggambarkan adegan tenggelamnya kapal, di mana saat pengambilan adegan itu keseluruhan set dapat dimiringkan ke dalam air. Untuk adegan tenggelam di tangga utama kelas satu, sebanyak 340.000 liter air ditumpahkan dari tangki. Tanpa diduga, kekuatan air yang tercurah malah menghancurkan tangga besi yang digunakan sebagai alat bantu
syuting, untung saja tidak ada yang terluka.
DeVito ingin menggambarkan kalau saat itu kondisinya benar-benar kacau dan mengerikan.
Pada awalnya, pemeran pengganti dimaksudkan untuk di terjunkan dari atas kapal ke baling-baling, yang berakibat beberapa dari mereka mengalami cedera ringan. DeVito kemudian menghentikan aksi ini karena dianggap terlalu berbahaya. Risiko tersebut akhirnya bisa diminimalkan dengan
