29. Do Not Ignoring!

542 43 3
                                    

"Hi Niall!" Mereka berdua menyapa Niall bersamaan. "Hi Harry!" Kenapa Aubrey yang menyapaku duluan? Sedangkan Red masih mengacuhkanku.

Niall menghampiri Aubrey. Kenapa mereka mesra sekali?

"Red?" Aku menyapanya. Ia malah mengambil iPhone-nya dan asik berkutat. "Hm." Gumamnya. Aku menghampirinya lebih dekat, aku tahu dia suka wangi parfumku. "Masih marah yah?" Tanyaku. Red tidak menanggapiku. Sedangkan aku perhatikan Niall dan Aubrey semakin dekat saja.

"Itu punya aku ya?"

"Bukan ih geer banget sih!"

"Tuhkan jadi stalker."

"Enggak Niall!"

Haaah. Mereka mesra sekali.

Dengan nekad aku merampas iPhone-nya. Membuatnya terperanjat.

"Styles!"

"Stoner!"

"Mau lo apa sih?" Tanyanya membuat Niall dan Aubrey memperhatikan kami. "Lo merhatiin gue kek! Gak ngehargain banget!" Keluhku. Ia berusaha mengambil iPhone-nya dari genggamanku namun aku menahannya. Ia mendongak dan mendekatkan tubuhnya ke arahku untuk merebut iPhone-nya, namun tak juga aku berikan. Sampai akhirnya ia menyerah.

"Gue mau ngobrol sama lo!" Pintaku sambil melihat ke arah Niall dan Aubrey. Mereka terkejat dan kembali mengobrol seolah tak mempedulikan kami. Aku kembali fokus ke Red.

"Oke. Apa?" Tanyanya menggemaskan sekali. "Gue minta maaf!" Kataku belepotan. Dia menarik napas dan menjawab. "Oke. Tapi awas kalo sekali lagi lo kayak gitu!" Ancamnya menunjuk hidungku dengan telunjuknya. "Sure sweety!" Ucapku sambil menatap menggodanya. Dia membelakakan matanya dan menghampiriku. Apa?

Tidak mungkin Red hendak menciumku. Tapi, ia menghampiri wajahku. Apa aku terlihat salah tingkah? Ayolah Red, lebih cepat sedikit! Dan..

Dia berhasil mengambil iPhone-nya dari genggamanku. Sial!

"Lo kok nyebelin banget sih jadi cewek! Gak ada yang suka baru tau rasa lo!" Ledekku. "Tuhkan! Gue kenapa lagi sih? Serba salah yah gue!" Katanya. "Ya lo ngapain tadi PHP-in gue?" Tanyaku." Ia malah cemberut dan terlihat tak mau tahu. "PHP-in apa coba?" Dia balik bertanya. Aku menghela napasku. Kesal dan gemas dalam satu waktu.

"Ya udah." Akhirnya aku menyerah. Mau apa juga mengobrol dengannya? Aku berbalik dan melangkah pergi dari hadapannya.

"Styles! Kok pergi sih?" Tanyanya mengesalkan. "Mau ngapain di sini juga gak dianggap!" Keluhku. "Ya udah jangan pergi juga!" Pintanya. Aku tersenyum bahagia namun segera menghapus senyum itu dan berbalik ke arah Red. "Terus sekarang lo mau apa?" Tanyaku. "Katanya mau ngobrol?" Ia mengingatkan. Aku mengangguk. "Ngobrol apa?" Tanyanya. Aku kembali bingung. Apa ya?

"Um. Gue mau ke toilet dulu." Kataku sambil pergi dari hadapannya membuatnya menatapku dengan kesal.

Aku berlari menuju toilet dan bercermin. "Red, gue suka sama lo!" Aku melihat diriku di depan cermin dan dengan kesal menyipratkan air ke permukaan cerminnya. Sampai akhirnya Louis keluar dari salah satu pintu dan menghampiriku.

Just like the first time we met.

"Kenapa bro?" Tanyanya. "Louis! Kebetulan banget lo di sini. Bantuin gue kek! Gue pengen pedekate sama my baby Red. Masalahnya gue suka gak tau mau ngapain kalo lagi deket sama dia. Dia juga jutek banget dan gak pernah biarin gue baik-baikin dia. Akhirnya gue sering banget jadi nyebelin karena gue kesel sama tingkahnya. Dan.."

"Adoh! Gue pusing!!!" Keluh Louis yang mendengar bacotan mulutku tanpa henti. Louis menatapku dan menyentuh pundakku, maksudku memukulnya.

"I have an idea!" Katanya.

My Wattpad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang