34. I Wont Rest Until You're Mine

605 63 5
                                    

Aku telah menyusun siasat untuk membuat Niall dan Aubrey tidak mengganggu acaraku nanti malam dengan Red. Sekarang aku sedang di kamar Niall. Menunggunya bangun dari tidur siangnya.

Enak banget dia. Gak ikut kerja.

Hooaaaammmm..

Ia menguap. Dan

Waaerrrrrggghhh!!!

Ia berteriak dan membanting tubuhnya kembali ke kasur karena aku diam tepat di depan wajahnya. Ia menarik lagi selimutnya sampai wajah dan berteriak di dalamnya tak mau aku ganggu. "Setan! Ngapain lo di sini?" Teriaknya kaget. Atau mungkin ketakutan?

"Gue ke sini mau comelin omongannya Aubrey!" Kataku. Niall terdiam cukup lama. Lalu tiba-tiba saja terkejat dan bangun. Wajahnya masih lesu, nyawanya belum terkumpul namun matanya membesar, menerawang ke arahku antusias. "Apa katanya?" Tanya Niall semangat. "Tapi.. Kita kan masih musuhan!" Godaku membuat Niall memelas. "Yah! Jangan gitu dong! Gue kan udah minta maaf?" Rengek Niall. "Ya udah deh gue maafin!" Kataku dengan yakin membuatnya kegirangan. "Tapi inget yah lo harus dengerin saran gue! Gue kasian aja sama lo dan Aubrey yang enggak jadian juga!" Tekanku. Niall mengangguk beberapa kali.

"Gini. Dia kan nanya apa gue sama Red udah jadian? Gue bilang belom.." Jelasku. Niall manggut-manggut mendengarkan setiap poin ucapanku dengan seksama. "Terus gue balik nanya, emang dia sama lo belom jadian? Dia geleng-geleng. Belom katanya. Gue kira kalian udah jadian gitu kan. Aubrey bilang belom. Sebenernya Niall udah nyatain, tapi dia belom jawab. Nah, dia mau jawab kalo lo nagih ke dia. Masa iya dia tiba-tiba bilang mau jadi cewek lo sementara lo gak nanya. Lo tau cewek kan? Mereka gengsian. Mereka lebih baik kehilangan yang mereka suka daripada gengsi gak dipertahanin!" Jelasku. Niall menepak dahinya. "Oh gitu? Pantesan. Gue mancing-mancing gimana juga dia gak akan ngomong, orang gue gak nagih. Bener juga bro!" Niall mengiyakan. "Tapi, kalo Aubrey sama gue jadian hari ini, lo keduluan dong?" Tanya Niall. "Gue juga rencananya mau nembak Red sekarang. Kira barengan tar jadiannya. Gimana?" Tawarku membuat Niall tertawa. "Wah. Setuju banget gue! Oke. Berarti sekarang kita bersaing secara sehat. Kita sama-sama bakal jadian di hari yang sama. Jadi gak ada yang duluan ataupun yang ketinggalan!" Aku mengangguk ke arah Niall. Begitupun Niall.

Niall's PoV

"Babe?"

Pesan yang kukirim ke Aubrey di depan Harry. Tanpa banyak lama, Aubrey langsung membalasnya.

"Yup?"

"Jalan yuk?"

"Ke mana?"

"Terserah kamu aja. Aku mau ngomong sesuatu."

"Kapan Ni?"

"Malem ini. Bisa gak?"

Setelah itu Aubrey lama tak membalas. Tapi aku masih menunggunya karena yakin ia akan menanggapi ajakanku.

"Iya bisa Ni. Aku udah cek. Gak ada kerjaan."

Balasnya membuatku dan Harry teriak seketika.

"Ya udah babe. Tar aku jemput ke kamar ya? ;) "

"Apaan maen ke kamar aja. Tungguin di depan pantai."

"Iya deh ibu galak. See ya! :* "

"Okay."

"Berhasil Hazz, sekarang giliran lo ajak Red." Suruhku. Harry mengangguk dan segera mengambil iPhone-nya.

"Babe?"

Pesan itu terkirim ke kontak bernama 'Love'. Tak kusangka Harry sekalipun ternyata alay.

"Babe? Salah kirim."

My Wattpad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang