40. Finally, Our Very First Kiss

1.1K 61 11
                                    

Malam ini adalah malam perdana acara bergengsiku, Academy Awards. Aku telah bersiap di depan meja rias hotel The New York Manhattan Hotel, karena tadi malam Nolan memberitahuku ia sudah mendapat designer untuk mendandaniku. Awalnya aku menolak karena akan dipakaikan gaun berwarna hijau, aku ingin memperlihatkan identitasku yang selalu memakai baju 'merah'. Untung saja sang designer setuju.

Malam ini aku tampil anggun dalam balutan gaun merah dari Nicolas Jebran. Perpaduan dengan bahan sequin mengkilap, membuat gaun yang mengikuti lekuk tubuhku jadi tampil lebih glamour. Untuk menyempurnakan gaunnya, tak ada yang lebih sempurna daripada sepatu keluaran Christian Louboutin dan juga anting besar dari Lorraine Schwartz. Aku merasa sangat percaya diri untuk berhadapan dengan kamera.

DeVito sudah memberiku sebuah kertas berisi pidato singkatku jika saja nanti aku menang di acara ini.

Apa Harry dan the boys akan datang ke acara? Bagaimana aku menghadapi rasa gugupku nanti bila bertemu dengan mereka?

"Stoner?" Nolan mengagetkanku. Aku menoleh, "Ya?" sahutku. "Aubrey sudah menjemput. Sudah beres kan?" Tanyanya. Aku mengangguk lalu turun dari kursi dan menghampiri Aubrey yang menungguku di luar.

**

Saat sampai di lokasi, aku melihat banyak sekali selebriti yang bergaya di karpet merah itu. Aku menatap Aubrey dengan gugup dan..

"Lo bisa!" Aubrey menyemangatiku. Aku mengangguk sambil mengangkat juntaian gaunku dan berjalan dengan anggun ke sana. Nolan merangkul dan mengantarku menuju karpet merah. Saat melangkah..

Tuhan!!!

Harry? Ia bergaya di depan kamera dengan..

Tampan.
The boys ada di sana dengan stelan yang sangat 'gentle'.

"Kenapa?" Tanya Nolan yang melihat ekspresi wajahku. "Anda tidak bilang ada the boys di sini!" Keluhku dengan kecewa. "Haruskah saya bilang? Lagi pula kalau saya beri tahu, nanti kamu gak mau datang? Dan kamu adalah aktris inti dari film ini. Ayolah! Profesional. Ini pekerjaan, jangan pikirkan dulu urusan pribadimu." Katanya. Aku mengangguk, menarik napas dan kembali melangkah.

Saat aku berjalan ke arah mereka, Harry melirikku. Ia tersenyum asing ke arahku lalu tertunduk. The boys menyambutku dengan hangat sampai akhirnya para wartawan mengambil gambar kami semua.

Saat kami masuk..

"Red.." Liam memanggilku dan menawarkan lengannya untuk kupeluk. Mungkin ia memerhatikanku yang kesulitan berjalan dengan gaun ini. Aku menerimanya. "Liam.."

"Maafin kita Red. Khususnya gue." Katanya memotong permintaan maafku. Aku menggelengkan kepalaku. "Enggak Li, gue yang salah." Elakku. "Kenyataannya kita semua salah. Tapi seharusnya gue jadi penengah, bukan jadi kompor." Jawabnya dengan rendah hati memerhatikanku. Aku ikut tersenyum dan mengangguk. "Thanks Li. Tapi kenapa baru sekarang?" Tanyaku. Tapi Liam tidak menjawab karena kami keburu sampai di kursi kami. Aubrey, the boys, Nolan dan DeVito juga Luke yang ikut ke acara ini. Sungguh acara yang megah!

Aku duduk di samping Liam. Tiba-tiba..

"Hey beautiful.." Sambut Harry pada gadis pirang ini. Aku tahu dia Taylor Swift dan dia mantan Harry. Sabar Red! Kumohon, jangan menangis!!!

Gadis itu terhenti dari langkahnya dan menghampiri Harry. Ia tersenyum dan mencium pipi kanan dan kiri Harry. Aku menelan ludahku dan membuang muka kesana-kemari tapi wajahku selalu berpaling ke arah Harry dan Taylor. Mataku, jangan basah! Liam memegang pundakku berusaha menenangkanku. "Gue gak apa-apa." Ucapku tersengal. Namun Liam tahu persis apa yang kurasakan.

My Wattpad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang