21. Our Kiss

784 44 0
                                    

Harry's PoV

Chloe benar-benar mengganggu acaraku. Kalau saja dia bukan anak dari sahabat Mom, sudah kutolak dari tadi.

Aku terus memperhatikan Red yang ditemani lelaki itu. Tidak tenang melihatnya duduk berdampingan dengan lelaki lain. Apa yang membuat Red begitu nyaman duduk dengannya? Tiba-tiba..

"Hazz?" Chloe memanggilku menaruh telapak tangannya dileherku. Tentu saja aku merinding. Bukan merinding karena hasrat, tapi takut. Liar sekali gadis ini. "Kok melotot sih Hazz?" Tanyanya. Aku menjauhkan wajahku dari wajahnya. "Sebenernya nyokap gue nyuruh apa? Gue masih banyak urusan sama Red!" Kataku. Chloe tertawa.

"Nyokap lo.." Bisiknya sambil melingkari kedua tangannya di leherku. "Nyuruh lo buat tidur malem ini sama gue." Katanya. Aku membesarkan mataku dan menghempaskan pelukannya tentu saja.

"Slut!!!" Rutukku. "Harry!" Dia memanggilku, aku berbalik dan berteriak. "Fuck yourself!" Teriakku penuh kekesalan. Bagaimana tidak? Dia mempermainkanku dengan berbohong dan membuatku mengabaikan Red. Tapi..

Di mana Red?

Aku memutar kepalaku kesana-kemari. Kemana gadis itu?

Astaga!!!

Aku berlari ke arahnya. Tak peduli berapa orang yang kulewati.

"Red, no!!!"

Teriakku. Dan..

Mendaratlah bibir itu ke bibir Red.

"Fucker!!!"

Daak!

Tonjokan mentahku di perut lelaki bangsat ini. Begitu keras. Begitu penuh amarah, dan tanpa belas kasih. Red hanya berjongkok sambil menunduk. Aku terlibat gulat yang tak bisa terelakan.

Ia membalas menonjok wajahku. Dengan cepat lagi kupukul perutnya dan menedang keras pahanya. Dengan pukulan itu ia kesakitan hingga tidak bisa bergerak normal. Lalu aku memukul bagian rusuknya. Aku yakin, sakitnya pasti terasa ke seluruh badan.

Dia bangun dan menyerang hidungku sekeras-kerasnya. Air mataku tiba-tiba saja bercucuran menahan sakit yang teramat sangat. Aku lalu menjotos pas di jakunnya, ia sangat kesakitan. Mengerang tak karuan lalu muntah.

What the hell!!!” Teriak lelaki yang kurasa security ini menghampiri dan melerai kami. Aku terengah, begitupun dia. “Keluar!” Usir lelaki berperut buncit dan jelek ini dengan berteriak dan menunjukkan pintu keluar ke arahku. Lelaki yang mencium Red tersenyum kecut. Kenapa hanya aku yang diusir?

Aku merangkul Red. “Gak usah ditunjukkin pintu keluarnya! Gue tau kok di mana!” Kataku sebelum benar-benar pergi.

Saat kami di luar, Red terserang batuk yang begitu hebat.

Karena kesal, aku menyudutkan tubuhnya ke sudut tembok. “Gue gak nyangka ternyata lo jalang!!!” bentakku menaruh tanganku di tembok di antara tubuhnya. “Lo yang bangsat! Main ninggalin gue!” balasnya ketika aku begitu tersiksa memperhatikan bibir merahnya yang dikecup oleh lelaki lain. “Lo suka sama cewek itu hah?” Lanjutnya. Ingin sekali aku menjawab bahwa aku baru saja dibohongi oleh Chloe. Tapi untuk apa? Dia sedang mabuk kan?

“Lo bilang lo bakal jagain gue!” Dia terus membentakku dengan menunjuk-nunjuk dadaku. “Tapi lo malah..”

Tak bisa kutahan lagi.

Aku menyumpal mulutnya dengan bibirku. Aku melumat bibirnya berusaha menghilangkan jejak liar lelaki tadi. Aku tidak rela! Red milikku. Hanya aku yang boleh merasakan kehangatannya. Hanya aku! Tidak siapapun!

Red membalas ciumanku. Dia menaruh kedua tangannya di leherku. Memeluknya dengan erat. Memaksa bibirku untuk lebih masuk ke dalam mulutnya. Aku membungkus tubuh mungilnya dalam dekapanku, memanjakan gairahnya dalam kehangatanku.

My Wattpad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang