16. An Actor? Hell no!

723 45 0
                                    

Setelah sampai, Red membuka pintu mobil dan keluar.

"Thanks ya?" Katanya. Aku mengangguk dan tersenyum. "Pulang jam berapa?" Tanyaku. "Satu jam lagi. Cuma mau ikut ujian lisan abis itu balik lagi." Jawabnya. Tentu saja aku senang. "Ya udah kalau gitu gue nunggu di sini. Abis ini kita mau ke Civil War kan?" Tanyaku. Ia menimbang-nimbang dan akhirnya mengangguk. Lalu ia pergi dari hadapanku.

"Good luck!" Teriakku. Ia berjalan mundur menghadap ke arahku sambil tersenyum. Lalu melangkah pergi dengan normal.

Aubrey's PoV

"Stoner!" Panggilku padanya yang sedaritadi ku perhatikan sedang senyum-senyum sendiri itu.

Ia menoleh ke arahku tersenyum sumringah.

"Red, sorry ya tadi gue tinggal? Gue buru-buru. Salah lo sendiri kenapa mandi lama!" Ejekku. Ia lalu mencubit pipiku. "Gak apa-apa Aubrey sayang. Ke kelas yuk?" Ajaknya. Tumben sekali dia tidak marah ketika aku meninggalkannya ke kampus.

Harry benar. Harry sudah membuat Red nyaman.

Red's PoV

Akhirnya ujian itu dengan lancar bisa ku selesaikan. Aku segera berlari keluar untuk menemui Harry. Jujur saja, aku baru menemukan sosok sebenarnya tadi pagi dan itu mengejutkanku. Lama sekali aku ingin memiliki sahabat selain Aubrey, meski posisinya takkan terganti.

Aku sudah memberitahu Aubrey bahwa aku dan Harry yang akan pergi ke Civil War. Aubrey setuju karena ia juga masih banyak urusan terkait novel-ku yang belum juga dapat memuaskan pasaran.

Saat keluar..

Aku melihat Harry sedang dikerumuni banyak gadis. Mereka mendekati Harry dan Harry diam saja. Menyebalkan!

Aku berjalan santai menghampiri mereka sampai akhirnya Harry melihat langkahku. Ia tersenyum menyambutku.

"Tau bisa beruntung kayak Stoner, gue deh yang bakalan bikin fan fiction-nya." Komentar gadis sexy itu. Aku tak menanggapinya lalu mulai menanyai Harry.

"Kapan berangkat? Kalau ngulur-ngulur waktu, gue pergi sendiri aja!" Kataku membuatnya terlihat sedikit kaget. "Wow. Chill! Ya udah kita berangkat sekarang!" Katanya setuju selagi gadis-gadis itu menatap sinis padaku. Mereka pikir aku peduli?

Selama perjalanan, kami tak berdialog seperti tadi pagi. Aku kelelahan dan ingin sekali istirahat. Apa yang membuat mood-ku kembali seperti ini? Aku benci saat seperti ini!

Tak lama kami sampai di Civil War. Kami masuk dan mendapat sambutan hangat. Harry dipersilahkan masuk sementara aku disuruh menunggu. Ya, nasib seorang penulis.

*skip

"Senang bekerjasama dengan anda tuan Styles!" Terdengar suara lelaki itu. Kepala direksi.

Aku menutup permainan dan menyaku iPhone-ku dengan cepat lalu menghampiri mereka.

Harry menjabat tangannya dan mereka saling tersenyum.

"Oh. Nona Stoner!" Sambut lelaki itu. Aku tersenyum. Ia mencoba menjabat tanganku dan aku menerimanya.

"Kami akan segera membuat film itu. Anda jangan khawatir, semua kami yang atasi!" Katanya membuatku seketika berbunga-bunga. Mimpi apa aku ini sebenarnya? Terimakasih Tuhan.

Dia pergi. Aku dan Harry bertatapan.

"Thanks ya Harry? Tadi kalian ngobrol apa?" Tanyaku. Namun ia tak merespon. Ia hanya menatapku. Kenapa dia?

"Udah berapa kali sih gue nolongin lo Stoner? Kayaknya nomor HP dan follback gak cukup!" Tagihnya. Rasa respect-ku padanya tiba-tiba memudar. Tidak, bukan pudar! Tapi hilang begitu saja.

Aku langsung mencatat nomorku di kertas yang baru ku  ambil dari meja kantor ini kemudian langsung memberikan kertas itu padanya. Aku lalu merogoh iPhone-ku dan segera mem-follback akun Harry.

"Puas lo?" Teriakku setelah memenuhi keinginannya. Aku lalu berlalu dari hadapannya. Tapi..

"Stoner!" Teriak Harry mencoba mencegahku. Aku tidak berbalik masih dengan dengusan amarahku.

Tapi Harry berhasil menyusulku. Menghentikan dan menghalangi langkahku. "Apa lagi sih mau lo?" Teriakku. "Nganterin lo balik! Gue udah janji sama Aubrey buat jagain lo!" Katanya mengguhah hatiku kembali terbuka.

Aku mengiyakannya dan kami pun pulang bersama.

Setelah sampai..

"Gue bakal kangen ke rumah sempit lo!" Ucapan selamat tinggalnya. Aku menghela napas. "Elo bisa ke sini kok! Kapanpun lo kangen!" Tawarku dengan ramah. Meski aku tahu akting-ku sangat buruk.

Harry tergelak tawa melihat tingkahku. Lalu dia..

Mengacak-acak rambutku dengan gemas.

"Lain kali gue gak akan minta tidur di dalem." Katanya dengan percaya diri. "Siapa juga yang bakal ngebolehin lo nginep lagi di rumah gue?" Balasku menggodanya. Ia kembali tertawa. "Liat aja! Nanti lo yang bakal minta gue buat nginep lagi!" Tantangnya. Aku menatapnya sinis dan menggelengkan kepalaku beberapa kali. "Never!" Ucapku dengan yakin.

Lalu aku melihat mobil Aubrey yang ternyata terparkir di sana dari tadi.

"Gue turun ya? Lo pulang hati-hati. Bilang ke temen-temen lo gue say hi. Satu lagi. Thanks a lot!" Ucapku. Harry menatapku bergantian dengan bibirku. Begitu lekat dan menerawang. Membuatku gugup.

"Harry?" Panggilku mencoba mengetes-nya. Ia lalu mengangguk sambil tersenyum. "Sama-sama. Salam juga ke Aubrey." Katanya sambil tersenyum manis. Aku mengangguk lalu keluar dari mobilnya.

"I'm home!"

Aku menemukan Aubrey sedang sibuk dengan catatannya. "Aubrey, whats wrong?" Tanyaku. Ia mendongak dan langsung memelukku.

"Red!!! Lo emang keren! Sumpah demi apapun gue bangga sama lo!" Teriaknya sambil memelukku kegirangan. Aku mencoba melepas pelukannya karena jujur saja, itu cukup membuatku sesak.

"Gue tau! Lo mau ngucapin selamat karena gue berhasil datengin Harry Styles dan bikin film-nya bisa produksi kan?" Tagihku. Ia menggeleng dengan matanya yang masih berbinar.

"Gak cuma itu Red sayang! Gue mau kasih selamat juga karena lo udah bikin Harry mau jadi aktor-nya!"

"Apa?!!!!"

Bentakku tak percaya. Aubrey terperanjat melihat reaksiku. Aku memelototinya meminta penjelasan.

Aubrey membalikkan laptop-nya ke arahku. Aku duduk dan membaca apa yang tertulis di sana dengan seksama.

Di sana tertera foto Harry bersama Mr. Howard, lelaki ketua direksi itu. Mereka terlihat akrab dan berjabat tangan sambil tersenyum

My Wattpad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang