CP VS KB 39

1.3K 45 0
                                    

Disisi lain ria, kak dion dan dinda sedang menyantap sarapan yang mereka pesan dan duduk santai di kantin rumah sakit.

" Oh iyah dinda kamu temen kuliahnya aldo?." Tanya kak dion.

" Iyah kak kita satu kampus." Jawab dinda.

" Oh yah apa disana aldo main mata dengan cewek lain." Tanya ria sembari tersenyum lebar.

" Aldo gapernah main mata sama cewek lain dia setia banget sama kamu."

Aldo gak pernah main mata sama cewek lain tapi cewek lain yang menyukainya tanpa peduli kalau dia sudah punya pasangan. Yaitu aku. Batin dinda.

" Din..dinda." ucap ria sembari mengoyang goyangkan tangan dinda.

Seketika itu dinda tersadar dari lamunannya.

" Kamu kenapa?." Tanya dinda.

" Aku gapapa kok."

" Udah deh ngobrol nya nanti ajah ayo cepet makan dan kita langsung keruangan aldo." Perintah kak dion.

Dan mereka bertiga pun melanjutkan makan sampai selesai. Setelah makanan mereka habis mereka langsung beranjak pergi dari kantin menuju ruangan aldo.

Saat tiba diruangan aldo terdapat mama dan papa aldo yang sedang duduk di samping aldo.

" Om..tante gimana kata dokter." Tanya ria saat sudah berada di dalam ruangan.

" Kamu riana?." Tanya mama aldo sembari berdiri tepat didepan riana.

" Iyah Tante." Jawab ria singkat.

Tanpa aba aba mama aldo pun memeluk erat riana sembari menangis. Riana pun kaget saat mama aldo memeluknya. Namun ria mencoba membalas pelukan mama aldo.

Setelah cukup lama ria dan mama aldo berpelukan mama aldo melepaskan pelukannya.

" Ria kamu cantik." Ucap mama aldo.

" Makasih tante. Tante kenapa nangis. Apa yang terjadi sama aldo tan?" Tanya ria cemas.

" Aldo gapapa. Dokter bilang kita hanya bisa menunggu aldo sadar." Mama aldo tidak tega bicara jujur pada ria, dia tau ria tidak akan menerima keadaan ini. Biar waktu yang menjawab semua ini.

Keesokan harinya..

Saat mama dan papa aldo tertidur lelap di sofa dan riana yang juga tertidur pulas tepat di sebelah aldo dengan memegang tangan aldo tiba tiba tangan aldo bergerak.

Saat riana merasakan tangan aldo bergerak riana pun terkejut dan langsung terbangun dari tidurnya.

" Aaldo. Om..tante aldo bangun." Ucapku sembari memanggil orang tua aldo yang berada tepat di sampingnya.

" Aldo." Seketika itu mama aldo berdiri dan memegang tangan aldo.

Sedikit demi sedikit aldo pun mulai membuka matanya. Dan mulai untuk mencoba melihat sekeliling dan mengingat apa yang sudah terjadi padanya.

" Mama..papa." ucap aldo pelang sembari menoleh ke arah kedua orangtuanya itu.

" Aldo anakku." Mama aldo pun langsung memeluk aldo.

" Akhirnya kamu sadar nak, mama sama papa sangat khawatir dengan kamu." Lanjutnya.

Aldo mencoba mengingat kejadian yang telah menimpa dirinya.

" Aku gapapa ma..pa." ucapnya.

Dan saat itu juga aldo pun menoleh ke arah selatan dan mendapati seorang perempuan yang sedang berdiri dengan senyuman bahagianya.

" Ma...pa dia siapa?" Saat mendengar kalimat itu hati ria seperti tertusuk pisau dan dadanya merasa sesak.

" Aku riana aldo, pacar kamu. Kamu gak inget sama aku." Jawab ria.

" Pacar, maaf aku belum mempunyai pacar selama ini. Mungkin anda salah orang." Mendengar jawaban aldo membuat dada riana tambah sesak dan buliran air yang berada di mata riana sudah tak bisa dibendung lagi.

Riana pun dengan sedikit berlari meninggalkan kamar aldo. Ia berlari menuju taman belakang rumah sakit. Dan dia duduk di bangku tepi taman.

" Aldo, apa yang terjadi pada aldo? Kenapa dia sama sekali tak mengingat ku." Saat itu juga mama aldo datang.

" Riana." Panggilnya pelan.

" Tante." Dengan cepat riana pun memeluk mama aldo.

" Aldo kenapa tante." Tanyanya dengan suara yang serak.

" Riana maafin tante karena udah gak jujur sama kamu." Mama aldo pun melepaskan pelukan ria.

" Kenapa tante?."

" Sebenarnya aldo mengalami amnesia."

" Apa amnesia?." Ucapku terkejut.

To be continue...

Cewek Pendiam vs Kapten BasketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang