CP VS KB 41

1.5K 44 6
                                    

" Hmm yaudah yuk kakak anterin." Riana pun mengganguk.

Akhirnya setelah menempuh hampir 20 menit akhirnya riana dan kak dion sampai di rumah sakit dimana aldo dirawat.

Riana segera bergegas turun dari mobil dan berjalan menuju kamar aldo. Dengan penuh semangat riana berjalan menyusuri lorong lorong rumah sakit. Dan tibalah ia di depan kamar aldo.

Saat riana bediri tepat di depan kamar aldo riana terkejut saat mendapati aldo dengan dinda. Dinda yang sedang menyuapi aldo. Melihat itu semua tubuh riana mendadak lemas dan air mata riana jatuh deras.

Riana pun menjatuhkan tepak makan yang ia bawa untuk aldo. Dan berlari keluar.

" Dek kamu mau kemana?". Tanya kak dion yang heran melihat adiknya yang sedang berlari itu. Kak dion pun berjalan ke arah kamar aldo dan matanya terbelalak melihat dinda yang sedang menyuapi aldo.

Kak dion pun mengambil tepak makan yang dijatuhkan riana dan bergegas menyusul riana.

Riana berlari kencang sambil menutupi setengah wajahnya yang menangis. Ia berlari menuju parkiran rumah sakit.

Apa yang aku lihat ini ya tuhan, mengapa kau uji aku dengan banyak cobaan. Pertama kau uji aku dengan sakitnya aldo dan sekarang kejadian ini. Lalu nanti apalagi ya tuhan, tubuh dan hati ini sudah tidak sanggup lagi menghadapi cobaan yang kau berikan. Batin riana.

" Adeeek." Teriak kak dion dari kejauhan.

" Kaaaaak." Riana pun memeluk erat tubuh kakaknya itu. Kak dion sangat kasihan pada adiknya itu. Ia membalas pelukan riana dengan erat sembari mengelus lembut puncak rambutnya.

" Ayo kita pulang kak." Kak dion pun menuruti perkataan adiknya itu.

*******

Sesampainya dirumah riana langsung berlari menuju kamarnya yang berada di lantai 2. Ia mengunci pintu kamarnya dari dalam. Melihat itu semua kak dion khawatir tentang kesehatan riana. Ia takut riana drop dan jatuh sakit.

2 hari kemudian..

Riana masih belum keluar dari kamarnya. Saat makan pun mama yang slalu membawakannya makanan itu yang ia letakkan tepat di depan pintu kamar riana. Papa, mama dan kakak riana sudah berkali kali membujuk riana untuk keluar kamat tapi apa usaha mereka sia sia saja. Riana masih mengurung dirinya dikamar.

Kak dion pun gak kehabisan akal ia mencoba menelpon 3 sahabat riana yaitu Mela, Rasti dan Tiara. Kak dion meminta tolong pada mereka bertiga agar membujuk riana dan menghibur riana.

Tak lama kemudian ketiga sahabat riana pun datang. Mereka bertiga langsung berjalan menuju kamar riana.

Tookkk..

Tookkk..

Tookkk..

" Ria ini kita, kamu buka dong pintunya." Ucap rasti.

" Iyah ria jangan mengurung diri gini dong." Sambung tiara.

" Iyah ria yuk kita keluar jalan jalan. Udah lama kita gak hangout bareng." Ucap mela.

Perlahan pintu kamar riana terbuka. Tanpa berpikir panjang ketiga sahabatnya itu langsung masuk ke kamar ria.

Ketiga sahabatnya itu ibah dengan keadaan sahabatnya sekarang. Mukanya yang pucat, tubuhnya yang semakin kurus, dan kantung matanya yang hitam. Mereka bertiga pun langsung memeluk erat tubuh riana.

" Kamu gaboleh sedih mulu ria tuh liat muka kamu pucet banget ditambah kantung mata kamu yang hitam itu serem tau." Ucap mela yang polos membuat tiara dan rasti menepuk lengan mela.

" Hus kamu tuh gatau lagi sedih apa malah ngelawak." Ucap rasti.

Melihat tingkah laku ketiga sahabatnya itu tergambar senyuman tipis dari bibir riana.

" Tuhhh tuhhh kan riana senyum berkat aku." Ucap mela sambil menunjuk wajah riana. Riana pun perlahan tersenyum lebar.

" Lah gitu dong senyum, gini kan manis." Puji tiara. Mereka bertiga pun memeluk erat riana.

To be continue..

Cewek Pendiam vs Kapten BasketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang