CP VS KB 40

1.2K 37 0
                                    

" Apa amnesia?." Ucapku terkejut.

Saat mendengar itu seketika tubuh ria lemas dan dia jatuh terduduk di bangku taman rumah sakit.

Ria terdiam dan tak lama air mata ria menetes deras.

" Riana kamu yang sabar." Ucap mama aldo sembari memeluk riana.

Riana tak merespon ucapan mama aldo. Dia masih shock dengan apa yang menimpanya saat ini.

Air matanya masih mengalir deras dari matanya. Dia hanya terdiam dengan wajah lesu. Mamanya aldo yang melihat itu menjadi kasihan dengan riana.

" Tante yakin kalo cinta kalian benar benar tulus tuhan akan bantu kalian berdua. Tuhan akan mempersatukan kalian lagi." Riana pun hanya mengangguk pelan. Mama aldo pun kembali memeluk riana.

Keesokkan harinya...

" Riana ayo keluar sayang ayo makan dulu, kamu dari semalam belum makan sama sekali." Ucap mama riana sembari mengetuk ngetuk pintu kamar riana.

" Aku gak laper ma." Jawab ria singkat.

Mamanya khawatir dengan kesehatan riana. Semenjak dia tau kalau aldo amnesia riana mengurung diri dikamar. Mamanya binggung harus bagaimana lagi.

" Gimana ma riana masih gamau turun?." Tanya papa riana. Mama riana mengangguk pelan sembari menuruni tangga.

" Yaudah pa ma biar dion coba bujuk riana untuk makan." Ucap kak dion.

Kak dion pun mengambil sedikit makanan dan segelas air putih untuk dia bawa ke kamar riana.

Tokkk..

Tokkk..

Tokkk..

" Riana ini kak dion, kamu buka yah." Ucap kak dion membujuk.

" Aku mau sendiri kak."

" Kalau kamu begini terus kamu nanti yang sakit. Kamu harus bisa terima semua ini dek, kamu harus hadapi semua ini." Ucap kak dion. Tiba tiba pintu kamar riana terbuka.

" Masuk kak." Akhirnya kak dion lun masuk kedalam kamar riana dan menaruh nampan yang berisi sepiring makanan dan segelas air putih di atas meja belajar.

" Kamu gaboleh kayak gini adek. Kakak tau pasti ini sulit bagi kamu dan kamu gabakal bisa nerima semua ini. Tapi apa boleh buat semua ini lah yang terjadi kamu harus bisa nerima dan hadapi ini semua adek." Riana lun tertunduk lemas mendengar perkataan kak dion. Melihat adiknya itu yang tertunduk lemas kak dion pun segera memeluk adeknya itu.

" Kamu boleh nangis sepuasnya, luapin semua emosi kamu, biar kamu lega. Pundak kakak akan slalu ada buat kamu nangis." Riana pun menangis dengan memeluk erat tubuh kak dion. Kak dion pun membelai lembut rambur riana.

Jam menunjukkan pukul 12.30..

Riana berjalan menuruni tangga. Dan berjalan menuju dapur. Ia membuka tudung saji dan mendapati ikan dan sayur tang masih banyak. Ia pun mengambil tepak makan dan mengisinya dengan sedikit nasi, lauk pauk dan sayur.

" Riana."

" Kamu mau kemana?." Lanjutnya.

" Riana mau kerumah sakit kak."

" Ngapain?." Tanya kak aldo heran.

" Aku mau liat aldo kak dan bawain makanan ini." Jawab ria.

" Kamu beneran mau nemuin aldo?." Tanya kak dion.

" Beneran lah kak, kak dion kan bilang kalau riana harus hadepin ini semua. Taudah riana sekarang mau jenguk aldo."

" Hmm yaudah yuk kakak anterin." Riana pun mengganguk.

To be continue..

Cewek Pendiam vs Kapten BasketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang