BAB 02 : KERAS KEPALA

1.4K 111 7
                                    

RAYNZAL Angkasa Batubara merupakan siswa yang memiliki pengaruh besar di SMA Cendrawasih. Dirinya dikenal sebagai pribadi yang angkuh dan sombong.

Selain itu, Raynzal juga di kenal sebagai pribadi yang dingin terhadap seseorang yang menurutnya tidak penting.

Lelaki ini tentu saja tampan dan kaya raya. Hanya saja, dengan kelebihan yang di beri Tuhan ini tidak sedikitpun membuatnya mau bersyukur dan mencintai diri sendiri.

Raynzal masih suka mengeluh pada masalah kecil yang menghampiri hidupnya.

Oh ya, banyak hal yang Raynzal tidak suka, yaitu;

Orang yang tidak patuh pada perintahnya.

Orang yang berani melawannya.

Orang yang mengusik hidupnya.

Dan orang yang tidak merespons ucapannya.

Pukulan merupakan hal lumrah yang sering Raynzal lakukan bila ada seseorang yang berani mencari ulah dengannya.

Menjadi orang yang galak tentu membuat Raynzal ditakuti oleh remaja seusianya.

Banyak sekali di SMA Cendrawasih yang nakal dan galak, akan tetapi tidak ada yang senakal dan segalak seorang Raynzal Angkasa.

Kini, tatapan Raynzal tertuju pada gadis cantik bertubuh tinggi yang tengah berdiri di depan halte sembari memainkan ponselnya.

Ia terus memandangi si cantik sembari menghisap sepuntung rokok di tangannya. Senyumnya terbit kala ia menyadari bahwa gadis tersebut memiliki tubuh yang indah.

Sejak pertama kali Raynzal melihat Rachel, ia sudah merasa tertarik padanya. Ia sendiri pun tidak tahu perasaannya ini serius atau hanya sekedar main-main.

Karena pada dasarnya, Raynzal adalah lelaki gila yang tidak pernah serius menjalani hubungan. Ia memacari seorang gadis hanya untuk tempat pelampiasan saja sekaligus untuk di ghosting.

Semua orang, khususnya murid Cendrawasih sudah mengetahui hal ini. Tentu saja mereka kesal, apalagi yang sudah menjadi korbannya. Akan tetapi apa yang bisa mereka perbuat? Tentu saja hanya diam.

Mau berbuat apa memang? Menantang? Bukannya Raynzal tidak bisa ditantang?

Si tampan kemudian membuang puntung rokoknya sembarangan, lalu melajukan motornya menuju halte.

Penampilannya sudah kotor. Kancing baju seragamnya sudah tidak terikat satu sama lain hingga kaos hitam polosnya terlihat jelas. Ditambah dengan kalung hitam yang terpasang di lehernya—membuat penampilannya terlihat seperti preman persis.

"Hai, cantik," Raynzal memarkirkan motornya tepat di dekat mangsanya dan tidak beranjak dari duduknya. Kini posisinya berhadapan dengan Rachel.

Sungguh, sejujurnya sedari tadi Rachel melihat keberadaan Raynzal. Makanya ia pura-pura menyibukkan diri bermain ponsel.

Ia sedang menunggu angkot.

Dengan tangan yang bergetar serta detak jantung yang seketika berdegup kencang, Rachel memberanikan diri menatap Raynzal.

Saat tatapan mereka bertemu, gadis itu langsung menundukkan kepalanya.

Ia tentu sangat khawatir. Dengan cepat jarinya mengetik sebuah pesan untuk Akbar.

Rachel BAR, ADA RAYNZAL. TAKUUTTTTT

Rachel Ke halte cepet. Sekarangggg

Sial. Ponsel Akbar tidak aktif. Sebegitu sibuknya kah menjadi OSIS sehingga membuat Akbar tidak punya kesempatan untuk memegang ponselnya?

RAYNZAL ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang