BAB 11 : DIPERMALUKAN

709 64 4
                                    

RAYNZAL melangkahkan kakinya di koridor sekolah dengan kesal. Pukul 06.00 ia telah sampai di sekolah. Tidak seperti biasanya. Hal tersebut lantas membuat orang-orang yang melihatnya terheran-heran.

Keadaan sekolah masih sangat sepi. Hanya ada satu dua murid yang baru datang. Bukannya masuk kelas, Raynzal malah berjalan menuju ke kelas Rachel. Dirinya harus meminta perhitungan.

Pukul 05.45 Raynzal datang ke rumah Rachel, namun ia mendapat kabar dari Oma bahwa Rachel sudah berangkat duluan dengan Akbar.

Jelas saja hal tersebut membuat Raynzal emosi. Bagaimana tidak? Rachel sekarang berani melawan dan menentang perintahnya.

Bahkan gadis itu rela berangkat lebih pagi hanya untuk menghindarinya.

Sial.

Saat membuka pintu kelas Rachel, ia langsung mendapatkan gadis itu tengah bermain ponsel di tempat duduknya.

Hal tersebut lantas membuat Rachel panik setengah mati akan kehadiran Raynzal.

Raynzal langsung berjalan menuju tempat duduk Rachel.

Dan keadaan kelas hanya ada Rachel dan tiga murid lainnya.

Rachel pura-pura sibuk memainkan ponselnya. Mulutnya mulai bergetar.

Apa yang akan Raynzal lakukan padanya setelah ini, pikirnya.

Buru-buru ia mengirim pesan untuk Akbar.

Rachel
Bar, ke kelas Rachel sbntr.
Ada Raynzal. Rachel takut

Rachel tersentak begitu saja saat ponselnya di rebut secara paksa oleh Raynzal. Manusia berbadan kekar itu menatap Rachel tajam.

Rachel menatap Raynzal takut. "A-apa sih?"

"Apaan-apaan!" Raynzal berucap kesal. "Lo sekarang udah berani ngelawan gue ya,"

Rachel menelan salivanya susah payah. Ragil berdecak. Kemudian ia duduk di samping Rachel. "Lo ngeselin tau, nggak. Gue udah datang pagi-pagi buat jemput lo,"

“Yang minta jemput siapa?”

"Lah gue, 'kan udah bilang semalam, lo enggak ngerti?"

"Kan Rachel enggak bilang mau apa enggak,"

Raynzal tersulut emosi. "Lo tau gue orangnya paling enggak bisa di bantah, harusnya pas gue bilang gue mau jemput lo, ya lo harus nurut,"

"Lo tau, 'kan gue benci banget sama orang yang ngelawan perintah gue?"

“Egois banget,” Rachel memutar kedua bola matanya, nampak acuh. Padahal mah sedang ketakutan.

Dan Raynzal semakin emosi. "Apa sih yang ngebuat lo susah banget nurutin permintaan gue?"

"Selama ini, 'kan Rachel selalu turutin permintaan Raynzal, apa itu kurang?"

"Gue mau kita deket, lo ngerti nggak sih!" Raynzal bangkit dari kursinya. "Ngadu bacot sama lo enggak bakal ada habisnya," ia kemudian bangkit dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan kelas.

Akan tetapi, pergerakannya itu langsung dihalangi oleh Rachel.

"Balikin hp Rachel, nggak?!" teriak Rachel tepat dihadapan Raynzal. Satu tangannya menahan baju Raynzal.

RAYNZAL ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang