BAB 07 : MENGALAH

780 73 4
                                    

MATA Raynzal bertemu dengan mata Akbar. Keduanya sama-sama terdiam dengan posisi berhadapan. Di tengah mereka ada Rachel yang sedang bingung menanggapi pemandangan yang sedang ia saksikan.

"Sekarang pilih, Chel. Mau berangkat bareng gue apa dia," ucap Raynzal tak lepas memandangi rivalnya.

Rachel menatap Raynzal takut. "R—Rachel naik angkot aja deh,"

Lantas Akbar menoleh. "Enggak. Sama aku aja kalau gitu," ujarnya sembari meraih pergelangan gadis tersebut.

Melihat itu Raynzal langsung menepis tangan Akbar. "Apa-apaan sih lu!" Sewot Raynzal, tak terima melihat Rachel-nya di sentuh. "Nggak usah pegang-pegang,"

Akbar menunjukkan tatapan mautnya. "Emangnya lo siapa?" Sahutnya tidak takut sedikitpun. 

Raynzal berkacak pinggang, mengangkat dagu menantang. "Kalo gue enggak suka gimana?"

"Dih," Akbar memandang Raynzal remeh. "Bocah gak jelas,"

"Lah?" Raynzal makin tak terima. "Gue emang enggak suka ngelihat lo nyentuh Rachel. Kenapa? Enggak boleh?"

"Ya enggak lah. Lo bukan pacarnya," sahut Akbar.

"Bentar lagi gue juga pacaran sama dia,"

"Bullshit!" Teriak Akbar tepat dihadapan Raynzal.

Melihat itu Raynzal semakin emosi. Ia kemudian mengambil ancang-ancang untuk memukul.

Akbar nampak tak takut. Ia malah membuka jaket hitamnya, lalu melemparnya asal.

Keduanya sudah siap untuk berkelahi. Akan tetapi, Rachel tidak bisa membiarkannya. Bagaimanapun juga ini masih pagi. Dirinya tidak boleh menjadi penyebab mereka bertengkar.

"Raynzal, udah sabar..." ucap Rachel, membuat lelaki itu meliriknya.

"Dia konyol,"

"Yaudah enggak usah diperpanjang. Ini masih pagi. Enggak enak sama tetangga," ucap Rachel. "Sekarang kita berangkat ya,"

Kemudian gadis itu melirik Akbar. "Bar, hari ini Rachel sama Raynzal ya,"

Rachel dapat melihat raut kesal yang Akbar tunjukkan padanya.

Kali ini Rachel memilih berangkat dengan Raynzal karena semalam dirinya sudah menerima ajakan lelaki tersebut untuk pergi bersamanya.

Ia tidak mungkin membatalkan janjinya, takutnya Raynzal marah dan melakukan hal yang tidak diinginkan.

Rachel meneguk salivanya. Merasa sangat bersalah. "Next time, janji,"

"Rachel takutnya Akbar dipukulin sama Raynzal," bisiknya, namun tetap bisa di dengar oleh Raynzal.

"Pukulin aja, enggak takut!" Ucap Akbar dengan nada tinggi, membuat Raynzal menatapnya dengan kedua bola mata membola.

Rachel menghembuskan napas melihat itu. Ia kemudian menahan Raynzal yang hendak mendekati Akbar, "ayo, Zal," sembari menarik pergelangan tangannya.

"Lain kali enggak akan gue biarin lo!" Teriak Akbar, membuat tawa Raynzal lepas di udara. "Enggak bakal bisa lo ngelawan gue, bajingan," ucapnya dengan nada remeh.

"Sial!"

******

DODOT merupakan salah satu teman dekat Raynzal. Nama aslinya Aditya Kurniawan. Ia dipanggil Dodot karena ulah iseng Leo saat itu. 

Anak ini memiliki badan gempal dan tinggi yang sama dengan Raynzal. Kulitnya hitam dan rambutnya botak.

Ia merupakan sahabat Raynzal sejak berumur 14 tahun. Dari SMP barengan terus sampai-sampai Papa Raynzal mengetahui bibit bebet bobot keluarganya.

Kakak Dodot bekerja di perusahaan Ardi sejak 3 tahun lalu. Kebetulan sekali kakak beradik ini memiliki keahlian yang sama.

Hingga 6 bulan lalu, Ardi menyuruh Dodot untuk magang di perusahaannya supaya nanti pas Dodot lulus, dia bisa langsung kerja di sana.

Dan kebetulan kali ini Raynzal tengah duduk di meja kantin bersama Dodot dan Sekar. Jam istirahat berbunyi sekitar lima menit lalu.

Raynzal tengah menyantap makanan yang ia beli di kantin tadi.

Sekar sendiri merupakan salah satu brand ambassador perusahaan Ardi.

Ia memiliki followers yang cukup banyak. Dirinya kini menjadi satu-satunya selebgram perempuan di sekolah. Setiap hari, tidak sedikit adik kelas meminta foto bersamanya.

Dia itu cantik, manis. Tapi masih cantikan Rachel sih.

******

RAYNZAL ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang