RAYNZAL ANGKASA

4K 147 25
                                    

"Woi! Nama lo?"

Rachella Xavierra, menoleh ke belakang. Jantungnya berdebar kala menyadari siapa sosok yang baru saja memanggilnya.

Si pemanggil lantas menghampiri Rachel dan berdiri di hadapannya hingga pandangan mereka sama-sama bertemu.

Dalam hitungan detik jantung Rachel berdebar keras.

"Nama lo?" Ulang si tampan.

Gadis itu seketika teringat akan ucapan temannya, Akbar.

"Dia troublemaker. Papanya jadi salah satu bagian dari pemilik sekolah ini. Dia galak dan bisa lakuin apapun yang dia mau,"

"Ra—Rachel," Rachel menyahutnya dengan nada pelan, ekspresinya terlihat takut.

Satu hal yang membuat Rachel menyahut adalah karena dirinya mengingat salah satu perkataan Akbar yaitu, "dia bakalan marah kalau ucapannya enggak di balas atau di lawan,"

"Banyak orang yang nggak suka sama dia, termasuk aku,"

Lelaki berbadan kekar itu mengangkat sebelah alisnya, lalu tersenyum miring.

"Dan yang paling parah, dia playboy dan suka mainin cewek. Pokoknya jangan pernah mau berurusan sama dia,"

"Gue mau lo kasih nomor ponsel lo sekarangke gue," gadis bermata bulat itu tambah terkejut dengan permintaan dari sosok di hadapannya ini. Bagaimana mungkin ia mau memberi nomor teleponnya ke sembarang orang? Apalagi orang yang ada dihadapannya ini.

"Enggak deh, Kak," Rachel menggelengkan kepala, tanpa pikir panjang ia langsung pergi meninggalkan Raynzal.

Lelaki bertubuh tinggi itu mengangkat sebelah alisnya. Mata elangnya setia memandangi punggung si cantik sampai benar-benar menghilang dari pandangannya.

Baiklah, untuk kali ini ia mengalah.

Sedangkan Rachel semakin mempercepat langkahnya menuju kelas. Tentu saja dengan jantung yang masih berdebar keras.

Dan cowok bermasalah bukanlah salah satu orang yang harus berada di kehidupannya. Ia terlalu takut menghadapi itu.

♡♡♡

"Udah gila, bisa-bisanya Rachel di samperin sama si Raynzal itu," sosok cantik itu kini sedang menatap sosok cantik lainnya dengan pandangan serius. Keduanya sama-sama terlihat frustasi sampai-sampai menunjukkan raut tidak percayanya.

"Serius? Kapan?" Jesika, bertanya dengan cepat.

"Tadi pagi," jawab Rachel sembari menyandarkan punggungnya ke kursi. Kini ia membuka bekal buatan Oma dan menatapnya dengan tidak berselera.

"Ihs, cepet amat dia dapet info tentang lo, Hel. Padahal juga baru berapa hari lo masuk ke sekolah,"

Perkataan itu lantas mendapat anggukan singkat dari Rachel yang kini tengah menyantap suapan pertama pada makanannya.

Sebelum akhirnya di susul dengan Jesika yang mengambil sebungkus roti di atas mejanya untuk ia makan setelahnya. "Emang kakak kelas tuh paling gercep kalo soal anak baru, apalagi kalo anak barunya cakep kayak lo,"

"Gue yakin bentar lagi ada banyak kakel yang minta nomor hape lo, Hel,"

"Tau ah, biarin aja," sahut Rachel cuek. Setelahnya ia pun kembali menyantap bekalnya. Kali ini terlihat lebih bersemangat mengingat masakan ini memiliki rasa yang cukup nikmat hingga tidak ada lagi alasan baginya untuk tidak menghabiskannya.

"Gue saranin mending lo jangan kasih nomor hape lo atau apapun itu ke Raynzal," kata Jesika. "Dia tuh ngedeketin cewek bukan karena suka, tapi cuma karena penasaran aja. Korbannya temen gue sendiri, Andin anak kelas sebelah. Dia di ghosting pas lagi sayang-sayangnya," gadis itu sengaja menjeda ucapannya sebentar sembari meneguk setengah dari botol air miliknya. "Mampus aja. Udah gue kasih tau ngeyel,"

RAYNZAL ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang