BAB 13 : RAYNZAL & REGAL

665 61 0
                                    

“JES, emangnya Rachel cantik ya?” Rachel menatap Jesika yang beberapa menit lalu sampai di kelas. Alhasil temannya itu mengerutkan keningnya lantaran heran dengan pertanyaan itu.

“Kok nanya gitu? Tumben?” Jesika mengambil ponselnya lalu melihat jam digital yang ada di dalamnya. Ternyata baru pukul 06.08 pagi.

Rachel mendesah ringan. Sejujurnya ia ingin sekali menceritakan apa yang terjadi padanya kemarin. Akan tetapi, ia takut ketahuan Raynzal.

"Enggak jadi deh. Jesika udah ngerjain pr sejarah?" Ujar Rachel—memutar topik pembicaraan. Jesika mengangguk. "Tapi ada yang belum. Lihat ya, Hel. Lo udah semua, 'kan?"

"Iya," Rachel mengambil buku tulis sejarah di dalam tas, lalu memberikannya pada Jesika. Apa yang ia lakukan diikuti oleh Jesika. Kini buku tulis sejarah Rachel sudah berada di tangan gadis berkulit coklat tersebut.

******

RAYNZAL bertemu dengan Ardi—Papanya. Ia tersenyum lalu bertos ria dengan pria tengah baya itu. Senyuman manisnya di sambut dengan hangat oleh Ardi.

Raynzal duduk di kursi kerja milik Papanya. Dengan santai ia mengeluarkan sebungkus rokok dan mengambilnya satu untuk dinikmati.

Ardi yang telah selesai mengambil sebuah novel di rak buku, berjalan menuju tempat di mana Raynzal duduk. Pria itu lantas duduk di kursi khusus tamu.

"Gimana, Rayn kabar Bunda," Ardi menaruh novel yang ia bawa ke atas meja dan menatap anak lelakinya.

"Antara baik sama enggak," jawaban itu membuat Ardi mengerutkan keningnya.

"Papa si enggak balik-balik ke rumah," Raynzal menghisap puntung rokok dan menghembuskan asap ke udara.

"Yaudah. Jangan dipikirin. Nanti malam Papa pulang,"

Raynzal hanya diam, kini tatapannya tertuju pada ponsel yang tengah ia mainkan.

"Nanti transfer duit, Pa. Buat ganti knalpot motor,"

"Iya, nanti Papa transfer. Kalau ada apa-apa hubungi Papa aja,"

Raynzal mengangguk singkat. "Siap,"

Raynzal dan Regal merupakan dua anak yang paling Ardi sayangi. Sejak kecil, mereka selalu dimanjakan oleh hal-hal yang menyenangkan. Ardi selalu memberikan kasih sayangnya sepenuhnya pada dua anak kembarnya ini.

Raynzal dan Regal merupakan sosok yang sangat berbeda. Regal orangnya jutek, irit bicara dan cemburuan.

Berbeda sekali dengan Raynzal yang manja, banyak mau, dan suka ngambek kalau keinginannya tidak dituruti.

Dari dulu hubungan antara Raynzal dan Regal tidak pernah akur.

Regal selalu pergi bila melihat kehadiran Raynzal, begitu pula sebaliknya.

Padahal, Ardi selalu meminta mereka untuk saling memaafkan. Tetapi tetap saja tidak ada yang mau.

Raynzal melirik jam di dinding. Ternyata sudah pukul 06.20 pagi. Ia kemudian bangun dari duduknya dan menyampirkan tasnya di bahu.

Raynzal mematikan bara api rokoknya yang masih menyala kemudian membuang puntung rokoknya ke dalam asbak.

"Berangkat ya, Pa," ucap Raynzal sembari mencium punggung tangan Papanya.

RAYNZAL ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang