“KITA berangkat kapan, Pa?” Regal terus menatap Ardi dengan pandangan tak sabar. Ia ingin sekali cepat-cepat pergi dari kota ini.
Sedangkan yang ditatap hanya menghembuskan napas. Kedua bola matanya terpejam, tampak sedang memikirkan sesuatu.
“Pa?” Regal kembali bersuara karena merasa pertanyaannya di abaikan.
Ardi lantas membuka kedua bola matanya. Ia menatap Regal. “Sabar, ya. Papa lagi cari cara supaya Raynzal mau ikut sama kita,”
Regal berdecak. “Bukannya Raynzal udah bilang kalau dia enggak mau ikut?”
“Iya, Mas. Betul kata Regal,” Luna menyahut.
“Enggak. Enggak. Enggak. Bagaimanapun juga Raynzal harus ikut sama kita,”
Regal mengacak-acak rambutnya. Ia berani bersumpah apabila Raynzal ikut bersama mereka, ia akan batal ikut tinggal dengan Ardi. Bukan, ‘kah sudah dijelaskan bahwasanya Regal meninggalkan Jakarta bermaksud untuk menghindari Raynzal?
“Kenapa sih kamu kepengin banget Raynzal ikut sama kita? Toh kehadiran dia juga enggak penting,” Tanpa sadar, ucapan Luna berhasil membuat Ardi membulatkan kedua bola matanya.
Dalam hitungan detik, Luna menyadari kebodohannya dan ia langsung menutup mulutnya.
“Raynzal anak kesayangan saya, kamu tau?”
“Ma—maaf,” Perempuan itu langsung menunduk.
“Pa, Regal bisa jadi apapun yang Papa mau. Percaya itu,”
“Tapi enggak lengkap rasanya kalau enggak ada Raynzal, Gal..”
Jika bukan Papa, mungkin Regal sudah menendang kepala Pria itu sekarang juga. “Papa tau Raynzal anaknya keras kepala. Kalau dia bilang enggak ya enggak,”
Ardi terdiam mencerna ucapan Regal. Secara tak langsung, ia membenarkan ucapan anaknya itu.
Pria itu menatap anaknya dalam diam. Ia bingung sekaligus takut. Takut kehilangan Raynzal.
“Semua keputusan ada di tangan Papa,” Pria tengah baya itu bangkit dari sofanya, diikuti dengan Luna.
“Mau aku bikinin minum, Mas?”
“Ya. Teh tawar,”
“Oh iya satu lagi,” Ardi membalikkan posisinya kearah Regal. “Kita pergi setelah acara Milad SMA Cendrawasih selesai,”
******
Belum di revisi
“UDAH enggak sibuk, Bang?” Leo menepuk bahu Raynzal yang dibalas dengan senyuman dari lelaki itu.
Di samping itu, Ada Farhan dan Al-Ghifari yang tengah duduk di karpet seraya memainkan ponselnya masing-masing.
“Gue mau ngilangin stress aja,” lelaki itu pun duduk di samping Farhan. Kedua temannya yang satu ini ternyata sedang mabar.
“Enak lu ya ngekos disini,” Ucap Raynzal tertuju pada Al-Ghifari. Ia kemudian mengambil topi yang tengah dipakai Farhan.
“Enggak enak tai disini,”
“Kalau bukan karena cewek gue, enggak bakal mau gue. Asli,”
“Bucin si lu,“ Raynzal memakai topi berlambang ABP itu.
“Oh ya si Sekar belum nyampe?”
“Belum,” sahut Farhan. “Napa lu nanyain cewek gue?”
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYNZAL ANGKASA
Fiksi Remaja(COMPLETED) - Sequel [ Temperature Of Love ] Raynzal Angkasa Batubara adalah siswa yang memiliki pengaruh besar di SMA Cendrawasih. Memiliki sifat badboy dengan musuh dimana-mana membuatnya menjadi sosok yang sangat disegani orang-orang. Sosok Rayn...