BAB 20 : SOSOK DINA PUTRI

424 43 0
                                    

MALAMNYA, saat Rachel sedang bersantai ria di kamar, Akbar datang mengunjungi rumahnya. Gadis itu sempat terkejut akan kedatangan Akbar yang secara tiba-tiba.

Selama beberapa hari ini Rachel jarang sekali melihat Akbar. Lelaki itu bahkan tidak pernah lagi menunjukkan batang hidungnya dihadapan Rachel.

Dan Rachel tidak tau apa penyebab Akbar menjadi seperti itu.

Pernah suatu waktu, tak sengaja mereka berdua berpapasan di sekolah, namun Akbar malah memalingkan wajahnya dan langsung meninggalkannya tanpa berkata-kata.

Itu terjadi saat satu hari setelah kejadian di mana Rachel mengatakan bahwa ia berpacaran dengan Raynzal.

Apa mungkin Akbar cemburu?

Jujur saja Rachel tau Akbar menyukainya. Hanya saja Rachel tidak terlalu ambil pusing.

Akbar pernah menyatakan perasaannya dahulu—saat mereka masih kelas 8 smp. Namun dengan terang-terangan Rachel menolak perasaan tersebut lantaran gadis itu tidak memiliki rasa yang sama dengan Akbar. Selama ini, Rachel menganggap Akbar hanya sebatas sahabat.

Lagipun dahulu Rachel tidak mau pacaran. Menurutnya, ia masih terlalu kecil untuk menjalin hubungan asmara.

Percayalah, saat SMP Rachel itu banyak sekali di incar oleh teman-temannya. Bahkan sampai sekarangpun hal tersebut masih sering terjadi. Tidak jarang gadis itu mendapat pesan dari lelaki manapun, baik itu dari teman sekelas, kakak kelas—atau bahkan teman satu angkatannya.

"Akbar, ayuk masuk!" Ajak Rachel antusias.

Akbar dengan tampang lesu memasuki rumah Rachel. Kini mereka telah duduk di ruang tengah. Rachel menutup pahanya menggunakan bantal. "Kok kamu masih pakai baju sekolah?"

Akbar menghela napas panjang. Kemudian ia menyandarkan punggungnya. "Maaf ya, Ra. Aku baru bisa dateng ke rumah sekarang. Kemarin-kemarin aku sibuk banget ngurusin proposal milad sekolah,"

Rachel menganggukkan kepalanya. "Iya enggak papa,"

"By the way aku bawain makanan buat kamu. Nasi goreng. Udah lama banget, ‘kan kamu enggak makan pemberian aku?" Akbar tersenyum seraya memberikan sebungkus nasi untuk Rachel.

Rachel tersenyum gugup. Sebetulnya ia sudah sangat kenyang lantaran baru saja memakan makanan pemberian Raynzal. Lelaki itu bahkan membelikannya dua porsi mie ayam untuk ia habiskan sendirian.

Memang, Raynzal itu gila. Masa Rachel harus ngabisin makanan sebanyak itu?

"Makasih ya, Bar. Nanti Rachel makan," ujar Rachel. Dan Akbar mengerutkan keningnya. "Kok nanti? Kenapa enggak sekarang aja?"

"Iya. Soalnya Rachel baru makan, masih kenyang,"

Akbar menatap Rachel. Tatapannya sangat sulit untuk diartikan. "Dari Raynzal?"

Dan Rachel mengangguk pada detik itu juga.

Akbar menghela napas. Ia menghembuskan napas ke udara sembari memandang lurus ke depan. "Yaudah. Enggak papa. Makannya nanti aja "

“Akbar nggak marah, 'kan?”

Akbar diam, tidak menyahut.

Jujur saja Akbar kecewa. Tapi dia bisa apa?

Dulu, saat kelas 1 SMP, Akbar menyukai Rachel. Rasa itu berlangsung cukup lama. Satu tahun.

Tetapi saat ditolak, Akbar memutuskan untuk move on.

Tapi siapa sangka, semenjak kandasnya hubungan Akbar dengan Nila satu tahun lalu—membuat lelaki itu kembali menyukai Rachel?

Wajar saja. Rachel cantik. Lelaki mana yang tidak akan tertarik dengan pesona gadis tersebut.

RAYNZAL ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang