BAB 44 : KACAU

389 40 0
                                    

DON'T COPY PASTE MY STORY, PLEASE!

MESKIPUN GUE TAU CERITA INI NGGAK SEBERAPA, NGGAK SESERU YANG KALIAN BAYANGKAN. BUT... PLEASE DON'T COPY PASTE GUYS :')

GUE CAPEK NGETIK+MIKIR, JADI JANGAN ASAL PLAGIAT AJE YE. HARGAI AUTHORNYA.

HAPPY READING

******

BANYAK hal yang membuat seseorang menjadi frustasi. Menerima kenyataan pahit contohnya.

Terkadang, manusia berpikir untuk tidak perlu mengetahui kejadian yang membuat diri menjadi stress.

Tuhan terkadang tidak adil, begitu pikiran mereka. Mereka tidak memikirkan bahwasanya disetiap kesulitan pasti ada kebahagiaan setelahnya.

Yang mereka pikirkan hanyalah kesedihan. Tanpa mereka tahu bahwa seseorang pasti akan berada dalam fase itu.

Pada akhirnya, yang mendapat masalah akan terus terjun dalam kesedihan yang tentu sifatnya hanya 'sementara'

Kalau sudah begitu, apa yang terjadi?

Menangis tentunya.

Menangis bukanlah suatu kesalahan. Menangis adalah suatu hal yang wajar untuk dilakukan semua orang.

Hari-hari yang dilewati dengan penuh tangisan terkesan sangat berat. Hal itu lantas dapat menimbulkan ketakutan sendiri pada seseorang.

Pada fase itu, banyak seseorang yang memilih untuk menyendiri dan diam.

Hidup tanpa tangisan.

Pasti semua orang ingin merasakan itu—meskipun tahu bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang mustahil.

Ya, seperti inilah yang dirasakan Rachel sekarang.

Detik demi detik berlalu, dan rasanya sangat berat baginya. Air matanya terus terjatuh, menimbulkan sesak yang terdengar nyata.

Seseorang akan terasa berubah apabila sedang dalam fase putus asa. Ia tidak memikirkan kehadiran orang-orang terdekatnya.

Seperti Raynzal dan Akbar contohnya.

Kedua makhluk tampan itu kini tidak tau harus melakukan apa. Melihat gadis kesayangan mereka menangis seperti ini, membuatnya ingin memeluk dan menenangkannya.

Tapi apalah daya. Raynzal mendekat saja Rachel marah. Gadisnya itu tidak mau disentuh untuk kali ini.

Tanpa sadar, kedua bola mata Akbar memerah. Ia sempat menangis tadi. Dan sepertinya, ia akan menangis lagi—melihat betapa derasnya air mata Rachel jatuh ke permukaan.

Rahayu, Oma Rachel. Perlu diakui bahwa sosok itu adalah sosok yang sangat berarti bagi Akbar. Sekarang, dirinya menutupi mulutnya sendiri. Tidak ada yang bisa ia lakukan.

Wajah Rachel terlihat putus asa. Gadis itu lenyap dalam kesedihan—menerima kenyataan bahwasanya Oma telah pergi meninggalkan. Selamanya.

Bukannya mendapati hari yang senang, Rachel justru⅚ dibuat bercucuran air mata. Tak habis pikir dengan apa yang telah terjadi pada Oma kesayangannya. Satu-satunya orang yang Rachel punya di dunia.

Pintu ruangan terbuka. Menampilkan sosok 'dalang' dibalik kematian Oma Rachel. Ketiga orang itu sama-sama menatapnya.

Dan kini Raynzal mendekatinya. Apa yang Akbar dan Rachel lihat selanjutnya? Lelaki itu menampar Dina sangat kencang. Emosinya benar-benar sudah berada diujung tanduk.

RAYNZAL ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang