“KENAPA, Mas? Katanya ada yang penting,” Pertanyaan Sasa membuat Ardi menatapnya serius. Kini mereka tengah duduk di ruang tamu. Kebetulan keadaan rumah sedang sepi. Hanya ada mereka disini.
“Bagus deh, ternyata kamu masih mau bertemu dengan saya,” Sasa selaku Ibunda Raynzal mengerutkan keningnya. Sempat bingung oleh ucapan yang Ardi lontarkan.
Pria itu menarik napas singkat seraya bersandar pada sofa. “Langsung pada inti aja. Jadi, nanti saya bakal ke Bandung untuk melamar Luna,”
Seperkian detik Sasa berhasil dibuat terkejut oleh ucapan Ardi. Perempuan tengah baya itu menggelengkan kepalanya dengan cepat. “Kenapa cepet banget?”
“Suka-suka saya,”
“Jangan gitu, M—”
“Kamu enggak berhak buat ngatur-ngatur saya,” Ardi menegaskan tatapannya pada sang istri. Kalimat bernada serius itu terdengar begitu menyeramkan bagi Sasa.
“Saya harap kamu bisa nerima keputusan saya,” Sasa tidak tau apa penyebab Ardi menjadi seperti ini. Ardi telah berubah—bukan seperti Ardi yang dahulu ia kenal.
“Dengan atau tanpa saya, kamu akan tetap saya nafkahi,”
“Tapi saya akan senang kalau kamu meminta cerai,” ucap Ardi nampak enteng dan itu cukup membuat Sasa terkejut. “Karena saya udah enggak cinta sama kamu,”
Dan, untuk yang kesekian kalinya Sasa berhasil dibuat sakit hati. Menurutnya ucapan Ardi terlalu berlebihan. Pria itu tau Sasa lemah, namun kenapa ia masih saja melakukan hal ini padanya?
Dan sekarang, Sasa menatap Ardi dengan menahan tangis.
Sementara itu, sudut bibir Ardi terangkat. Ia senang melihat ekspresi yang ditunjukkan Sasa. “Enggak ada yang bisa dipertahanin lagi dari hubungan ini. Menurutku kita udah enggak bisa sama-sama lagi,”
Sasa menelan ludahnya susah payah. Ia benar-benar tidak sanggup terus-terusan berada di posisi ini. “A—aku... Mau kita cerai,” ucapnya, berat. Membuat setitik air mata jatuh membasahi pipinya.
“Bagus,”
“By the way nanti setelah saya menikah dengan Luna, Raynzal dan Regal ikut tinggal bersama saya di Bandung,” Ucap Ardi dengan tatapan serius. “Sedangkan Reffa tetap disini sama kamu,”
“Enggak. Kamu enggak boleh bawa mereka berdua!” Ucapan kasar itu keluar begitu saja dari mulut Sasa.
Yang lebih menyebalkan lagi, Ardi hanya mengangkat kedua alisnya dengan santai. Bahkan Pria itu melipat kedua tangannya di depan dada—menantang istrinya. “Terserah. Pun nanti mereka akan tetap tinggal bersama saya,”
“Yang ada mereka enggak keurus kalo tinggal sama kamu,” Sasa semakin menangis. Andai saja ia punya kekuatan untuk membalas ucapan Ardi, pasti sudah ia lakukan sejak tadi.
Sasa sangat sulit untuk mengeluarkan kata-kata. Hatinya sudah terlanjur kecewa dengan perbuatan Ardi.
Tidak mudah bagi Sasa untuk menerima kenyataan pahit ini. Bukan hanya sekali, Ardi sangat sering membuat perasaannya jungkir balik seperti sekarang.
Kini Sasa dan Ardi terdiam satu sama lain. Hati perempuan itu sudah terlalu lama menahan sakit dan kehancuran. Yang Ardi tau, Sasa biasa saja tanpa dirinya. Jauh dari perkiraan itu, sebetulnya Sasa masih mengharapkan kehadiran Ardi di sisinya. Walaupun hanya sesaat.
******
RAYNZAL benci rumah sakit. Ia benci segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat ini. Kehadirannya disini membuat dirinya terus-menerus mengingat kejadian lampau yang sangat mengerikan itu. Raynzal sangat trauma dengan tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYNZAL ANGKASA
Teen Fiction(COMPLETED) - Sequel [ Temperature Of Love ] Raynzal Angkasa Batubara adalah siswa yang memiliki pengaruh besar di SMA Cendrawasih. Memiliki sifat badboy dengan musuh dimana-mana membuatnya menjadi sosok yang sangat disegani orang-orang. Sosok Rayn...