DINA melangkah menuju kelas seusai memarkirkan mobilnya. Kini pusat perhatian murid-murid SMA Cendrawasih beralih padanya.
Tak heran lagi jika gadis itu menjadi bahan sorotan, toh memang kenyataannya dia memiliki wajah cantik dan menawan.
Selain itu, tampilan mewah Dina menjadi salah satu penyebab mengapa ia menjadi pusat perhatian.
Jika dibandingkan, kecantikan Dina ini hampir setara dengan Rachel. Kedua manusia itu benar-benar berhasil membuat seisi sekolah gempar karena kecantikannya.
Dahulu saat hari pertama Rachel masuk ke sekolah ini, ia menjadi perbincangan sana-sini. Tidak heran jika setiap hari ia selalu mendapat gombalan receh dari kakak kelasnya.
Dimulai dari kelas sebelas sampai dua belas, rata-rata kaum lelaki pada ngincar Rachel, untuk apa? Tentu saja untuk dijadikan kekasih. Tapi apalah daya, semua mahluk itu sudah keduluan Raynzal.
Tak sengaja kedua bola mata Dina menangkap sosok Raynzal yang tengah berjalan bersama pacarnya. Posisi keduanya berada di depan Dina. Mereka tampak sedang tertawa, dan terlihat begitu bahagia.
Entah kenapa Dina tidak suka melihat mereka.
Seketika ia mengingat kejadian kemarin. Kejadian di mana dirinya bertemu dengan Ardi, Papa Raynzal.
Dan seketika, ucapan-ucapan yang terlontar dari mulut Ardi berputar dibenaknya.
“Saya mohon jangan ganggu Raynzal. Masalah keluarga kita sudah selesai,”
Dina terkekeh. Selesai? Bagaimana mungkin? Ia tidak bisa membiarkan mereka lolos begitu saja.
Permintaan maaf yang keluarga Raynzal lakukan sama sekali tidak membuat keadaan Dina membaik. Yang ada, ia malah semakin tidak terima oleh kematian adiknya, Dinda.
“Kamu enggak punya hak apapun untuk balas dendam karena masalah kita sudah clear. Kalau kamu nekat menganggu anak saya, saya enggak akan segan-segan ngelakuin hal yang akan ngebuat kamu jera,”
Dina terkekeh pada saat itu. Jujur saja ia tidak takut dengan ancaman itu.
Bagaimana pun juga, Dina harus balas dendam. Raynzal harus merasakan apa yang ia rasakan.
Gadis itu sempat hanyut dalam emosi. Sampai-sampai ia tak sadar bahwa kedua bola matanya berkaca-kaca.
Gadis itu menarik napas panjang. Ia menatap kepergian Raynzal dan Rachel dengan kedua tangan terkepal.
Dia benar-benar tidak suka melihat Raynzal bahagia.
Gue pastiin cewek lo senasib kayak adik gue. Batinnya, penuh keyakinan.
******
RAYNZAL membuka bekal pemberian Rachel. Dan Rachel pun mengamatinya dalam diam.
Raynzal mengambil suapan pertama, lalu memandangi gadisnya selama beberapa saat.
"Enak, nggak?" Tanya Rachel memastikan.
Raynzal mengangguk singkat. "Enak banget,"
Rachel tersenyum kecil. "Habisin ya, enggak mau tau,"
"Iya, pasti," kemudian Raynzal mengambil suapan ke dua. Kali ini lebih banyak dari sebelumnya. "Kamu mau?"
Rachel menggeleng, "enggak mau, ah. Bekas kamu jijik,"
Sial. Raynzal membatin frustasi. Kenapa gadis ini begitu jujur?
"Jangan gitu, Chel ah. Aku aja enggak pernah jijik sama kamu," ucap Raynzal diakhiri dengan decakan.
Entah kenapa Rachel malah tertawa mendengarnya. "Maaf. Rachel emang orangnya jijik-an,"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYNZAL ANGKASA
Подростковая литература(COMPLETED) - Sequel [ Temperature Of Love ] Raynzal Angkasa Batubara adalah siswa yang memiliki pengaruh besar di SMA Cendrawasih. Memiliki sifat badboy dengan musuh dimana-mana membuatnya menjadi sosok yang sangat disegani orang-orang. Sosok Rayn...